Tak hanya pada GDC 2017, kebijakan baru yang dicanangkan oleh Donald Trump (Trump Travel Ban) ternyata berdampak juga pada perusahaan sekelas Valve. Kali ini, Gabe Newell sendiri yang mengungkapkan bagaimana dampak dari kebijakan tersebut terhadap turnamen eSport yang dijalankannya dan juga karyawan di Valve.
Menurut penuturan Lord Gaben, Valve sendiri punya banyak karyawan yang berkat kebijakan tersebut tidak dapat pulang kembali ke negara mereka. Padahal mereka sudah bertahun-tahun bekerja di Seattle dan juga membayar pajak. Namun tetap saja, karena kebijakan itu mereka jadi ragu untuk pulang ke kampung halaman karena ada kemungkinan tidak akan dapat kembali lagi. Hal tersebut tentu saja menjadi problematika yang kami perhatikan secara serius.
Baca ini juga :
» Valve Hapus Helldivers 2 Palsu Dari Steam
» Channel Dota 2 Legendaris, NoobsFromUA Harus Tutup Setelah Dapatkan Strike dari PGL!
» Siapkan Storagemu! Steam Next Fest Akan Di Gelar Malam Ini
» Modder Buktikan Steam Deck Bisa Menyala Tanpa Baterai dan CPU Cooler!
» Army Geniuses Umumkan Disband Setelah 3 Tahun Berlaga di Skena Dota 2!
Gaben juga berbicara dampak dari kebijakan tersebut terhadap eSport, dimana pada tahun-tahun sebelumnya saja sangat sulit untuk mengesahkan visa para atlit eSport yang ingin bertanding di Seattle. Jika Kotakers, ingat pada tahun 2014 terdapat tim yang visa-nya ditolak. Apalagi sekarang ada kebijakan ini, sudah pasti akan semakin ketat saja.
Memang pada dasarnya masih ada kesenjangan diantara industri yang sudah memiliki nama dengan industri baru. Sebagai contoh bandingkan saja dengan penyanyi opera, mereka akan lebih mudah mendapatkan visa karena sudah terkenal dan diketahui. Berbeda sekali dengan atlit eSports yang ada nama di industrinya, namun tidak begitu terkenal di mata umum, maka tidak akan semudah itu mendapatkan visa.
Cukup menyedihkan ya!
(KotakGame)
Recommended by Kotakgame
Srikandi Dunia Esports Indonesia! Inilah Dere...