Terlepas semenjak perilisan-nya pada tanggal 31 Maret 2017 lalu, adaptasi film live-action Ghost in the Shell, mendapatkan respon yang lumayan positif, namun faktanya review-review positif ini, tidaklah lantas membuat film yang dibintangi oleh Scarlett Johansson (Avengers) ini, berjaya di tangga box-office.
Tercatat semenjak tanggal perilisan-nya tersebut, film yang disutradarai oleh Rupert Sanders (Snow White and the Huntsman) ini, hingga kini, barulah sukses meraup keuntungan sebesar $62 juta di seluruh dunia. Padahal, total budget yang dihabiskan oleh Sanders cs untuk memproduksi film ini adalah sebesar $110 juta.
Baca ini juga :
» Agen Twilight dan Thorn Princess Terjun ke dalam Aksi Battle Royale! Siapa yang Mampu Bertahan?
» Pertama Kalinya! eFootball™ Jalin Kolaborasi dengan Anime
» Guest Star AFAID 2024 Diumumkan! Cosplayer Hakken dan Penyanyi NANO Kembali Tampil di Indonesia
» Eiichiro Oda Ambil Libur Panjang, Manga One Piece Libur Selama Tiga Minggu Setelah Chapter 1111 Rilis!
» RIP Akira Toriyama (1955-2024), Mangaka Legendaris Dragon Ball Tutup Usia di Umur 68 Tahun
Melihat box-office flop yang sedang terjadi ini, kepala distributor domestik Paramount Pictures, Kyle Davies, baru-baru ini memberikan teori / alasan-nya terkait mengapa film ini sampai bisa merugi di tangga box-office.
Dan menurut Davies, kerugian yang di-derita ini, adalah diakibatkan oleh faktor pemilihan Scar-Jo sebagai karakter utama-nya yang mana, seperti kita ketahui, faktor White-washing ini menjadi faktor yang lumayan di-ributkan oleh seluruh fans anime serta manga orisinil-nya selama beberapa bulan belakangan ini.
Kalau menurut Kru KotGa pribadi sih, sebenarnya bukan ini faktor-nya. Toh, faktanya hampir seluruh kritikus di luar sana, sejauh ini, memuja betul penampilan Johansson sebagai The Major-nya. Melainkan kalau menurut Kru KotGa, kegagalan ini adalah di-faktori oleh sebagian besar audiens non Jepang dan Asia yang jelas-jelas, belum pernah membaca atau menyaksikan kisah orisinil-nya sama sekali.
Akan tetapi sekali lagi, ini menurut pendapat Kru KotGa ya. Bagaimana kalau menurut pandangan Kotakers sendiri?
(KotakGame)