Indie Prize Asia adalah ajang penghargaan dalam acara Casual Connect Asia. Dalam ajang tersebut, para pengembang game indie berprestasi dapat menunjukkan eksistensinya. Pada kesempatan itu pula para pengembang game dapat menunjukkan karya gamenya kepada pihak-pihak yang dianggap potensial sebagai calon partner, investor maupun penerbit.
Tahun ini, Indie Prize Asia akan kembali diselenggarakan. Dari puluhan game indie yang dipamerkan di Indier Prize, ada 11 game indie karya pengembang Indonesia yang dipamerkan pada event yang akan digelar tanggal 16-18 Mei 2017 pada venue yang berlokasi di Hard Rock Hotel Singapore ini.
Berikut adalah daftar gamenya.
- Rage In Peace (Rolling Glory Jam)
- Legrand Legacy (SEMISOFT STUDIO)
- Azure Saga: Pathfinder (MassHive Media)
- Zombo Buster Rising (FIREBEAST)
- Knight Vs Giant (Wingcap gamestudio)
- She and The Light Bearer (Mojiken)
- Kitten Mita (Eggion)
- Valthirian Arc: Red Covenant (Agate Studio)
- Cute Munchies (Niji Games Studio)
- Nonstop Show (Wisageni Studio)
- Umbra: Amulet of Light (Niji Games)
Baca ini juga :
» Persiapkan Uang Kalian! Inilah Harga Tiket Untuk Menonton The International 11 di Singapura!
» GEG 2021 Akan Dilaksanakan 17 - 19 Desember 2021 Di Singapura!
» Kabar Baik untuk Para Developer! Pengajuan Indie Prize Singapore 2017 Masih Dibuka Hingga 20 Maret!
Pada tahun 2014, ada dua game buatan pengembang Indonesia yang sukses mendapat penghargaan dalam ajang Indie Prize Asia, yaitu
Trigger Princess (MINTSPHERE) untuk kategori
Most Promising Game in Development, dan
Infectonator: Survivors (Toge Productions) untuk kategori
Best Desktop Game. Sedangkan di tahun 2015, hanya ada satu pengembang game Indonesia yang berhasil menyabet penghargaan, yaitu
An Octave Higher (Kidalang) untuk kategori
Best Game Narative.
(KotakGame)