NEWS

[Kisah Vainglory] Ardan Chapter 1: Keputusan yang Mustahil

ClockWorange   |   Kamis, 18 Jan 2018


Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!

Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!

"Aku tidak butuh ijinmu untuk membeli kambing." Julia berkata. "Susu kambing lezat, dan kita bisa membuat keju."

Mereka telah berdebat sepanjang malam. Ardan membungkuk. Di luar pekarangan, seekor kambing bersuara dengan keras ditengah kegelapan. "Kambing itu bau dan menjerit seperti iblis." Dia kesal. "Dita tidak berhenti bersuara, bagaimana si kembar bisa tidur?"

"Anak-anak butuh binatang piaraan. Apa kau menaburkan serbuk besi dikursiku?"

"Aku biasa membuat keju? Apa kau pernah membuat keju sebelumnya, Yang Mulia?"

"Aku bisa membuat keju!" Julia berteriak. Dia keluar dari ruangan dan membanting pintu kamar tidur dibelakangnya, suara tangisan kambing membuatnya semakin dramatis.

Celeste keluar dari dalam kamarnya, dia mengusap-usap matanya yang masih ngantuk. "Ayah? Apa ibu baik-baik saja?"

Dia memiliki logat seperti ibunya. Ardan mengangkatnya dan mencium pipinya. "Ibu sedang bersikap ridiculous (konyol)."

"Apa itu ridck oo luss?"

"Artinya ibumu membawa kambing tanpa bertanya dulu pada ayah."

"Aku suka kambing." Vox muncul setelah adiknya. Dia duduk di kaki ayahnya, mengaitkan tangannya di kaki ayahnya dan ikut terangkat karena Ardan membawa Celeste kembali ke kamarnya, memandang keluar jendela ke suara jeritan.

Kau suka dengan kambing. Tapi tidak ada satupun dari kita yang tahu cara memeliharanya."

"Ada bayi yang menangis di luar." Celeste berkata, setengah tertidur.

"Itu adalah suara kambing yang bodoh," ucap Ardan, sambil membaringkan Celeste di tempat tidurnya.

Vox melepaskan tangannya dari kaki ayahnya. "Dia ketakutan," dia berkata. "Mungkin kesepian."

Dia betina Vox, setidaknya aku berharap begitu, atau keinginan ibumu untuk membuat keju...."

Ardan terdiam, berpaling ke arah jendela.

Kambingnya telah berhenti menjerit.

Adrenalinnya terpacu.

Sembunyi, kalian berdua. Jangan buka pintu.

Tidak ada waktu lagi untuk memastikan mereka melakukannya atau tidak. Dia berlari ke kamarnya. "Julia," terdengar suara desisan di pintu kamar, "mereka disini."

Julia membuka pintu. Wajahnya berubah jadi pucat. "Sekarang?"

"Diluar".

Potongan baju besi tersebar diseluruh ruangan. "Kaki dulu." Dia menggerutu. Julia dengan cepat mengenakannya dibawah baju tidurnya. Tidak cukup bagus, tapi diperlukan sebagai pengganti baju perang yang sebenarnya. Dia menjepitkan kaitan di lututnya, berusaha keras dengan beban pelindung besi di dadanya.

Tombol panel ditekan, lalu keluar suara: "System. Offline" Ardan memukul dengan kepalan tangan kirinya. "Sumber tenaga tidak berguna pada model ini...."

"Shh. "Tangan Julia menjadi hitam karena oli, wajahnya kotor karena dia menyambung generator ke punggungnya dan mengubungkannya ke sumber tenaga Gauntlet. Dia melihat ke arah pintu, ruangan diluar. Tidak ada suara apapun. "Apa kau yakin mereka..."

"System. Onine."

Kaca pecah. Ardan berpaling dan mengambil anak panah besi untuk menggores pelat besi di dadanya, tepat dibawah dagunya, bunyi orang masuk dijendela depan. Ardan menyumpah dan bergegas, lantai kayu menggerit. "Aku akan mengawasi pintu depan."

"Tapi tangan meriammu!"

"Ini tidak berguna, kecuali kau ingin aku meledakkan seluruh isi rumah. Tetap dibelakangku."

Dengan perasaan campur aduk Ardan berkata. "Aku bisa menjaga diriku sendiri." Dia menggerutu.

Sebuah lengan muncul di jendela depan, dengan peralatan seorang pemanah, lalu sang pemanah masuk. Seorang wanita lain juga masuk dan mengeluarkan pedang. Lebih banyak lagi yang masuk, penyihir, pembunuh, semua mengenakan lencana yang sama.

"Stormguard!" Dia berteriak, tetapi Julia dalam keadaan tidak sadar, matanya berputar ke belakang.

Baca ini juga :

» Qualcomm Snapdragon X Elite Menjalankan Baldur's Gate 3 Di 1080p Dengan 30 FPS!
» PLAYWITH GAMES Hadirkan Registrasi CBT Seal: WHAT the FUN dengan Hadiah Spektakuler, Cara Daftarnya di Sini!
» Selain #TOSDULU, Kolaborasi RRQ & EVOS Juga Hadirkan T-Shirt Keren!
» Masih Unbeaten, AP Bren dan ECHO Esports Jadi yang Terkuat di Minggu Awal MPL PH Season 13!
» Youtuber Bernama Karl Buat Colloseum dengan 1 Juta Blok di Minecraft!

Baju pelindung Ardan berbunyi dan mendengung tiap kali dia bergerak. Mereka berdua bergerak, dan masing-masing membawa senjata. Dia bergerak maju, dengungan energi diseluruh baju pelindungnya, memanaskan logam, pelat besi bergesekan di dadanya. Ketika dia memukul melewati wajah pemanah, dia meninggalkan bekas terbakar. Pemanah itu terkejut, busurnya jatuh ke lantai.

Yang lainnya mengangkat tameng dari kayu, logam, dan sihir untuk menangkal serangan sihir Julia dan serangan Ardan. Dia melangkah ke depan dan menghempaskan mereka semua terlempar ke dinding. Dia tidak bisa menahan seluruh serangan sebuah pedang menyayat tangan kirinya yang tidak terlindungi dan juga pipinya, sihir menyengat dan membekukannya dengan suara yang sangat keras. Tapi dialah dinding diantara musuh-musuh dan istrinya, kemudian merasa kehangatan darinya, kain yang menutupinya menyembuhkan lukanya, melelehkan es dan memberikan dia kekuatan. Di dalam dirinya bergolak, keterampilan yang tidak wajar, tapi dia akan melakukan apapun untuk keselamatan keluarganya.

Lalu, terjadi sebuah ledakan.

Semua terdiam dan kedinginan. Bibirnya tertutup. Sebuah guncangan melewati kaki, tangan, dan tenggorok. Dia tidak dapat berteriak. Dia tidak bisa berkedip. Seluruh lukisan jatuh dari dinding dan baut-baut rontok dari pintu depan. Dia bisa mendengar suar dari baju pelindungnya dan rintihan dari Stormguard yang cedera, tapi dia tidak bisa bergerak. Dia hanya bisa melihat-lihat ruangan, lalu menjentikkan kedua jari penjaga yang langsung berdiri bahkan Ardan masih bersusah payah untuk bergerak. Dia menunjuk ke kamar si kembar dan dua penjaga berlari kesana.

Wanita itu bergerak dari arah pintu melewati Ardan seolah-olah dia tidak ada, menuju Julia, yang berdiri tanpa bergerak dengan baju tidur dan tanpa alas kaki.

"Catherine." Julia menghela napas.

"Sungguh memalukan," bisik Catherine dengan menekan pedang ke dada Julia.

Jantung Ardan berdetak dengan cepat. Udara mengisi paru-parunya, dia tersedak. Di sisi kanannya dua Stormguard membawa si kembar yang juga tidak bergerak seperti dirinya. Stormguard yang lain bangkit, beberapa gemetaran, beberapa berdarah, semua mata terdiam dan memegang senjata mereka dengan kuat.

Di sisi kirinya, Julia memandang mata Catherine.

Jantungnya berdetak tiga kali lebih cepat.

Dengan jantung yang berdetak sangat kencang, anak-anaknya atau istrinya akan mati, tergantung ke arah mana dia berlari.

Dia berlari.

Sang Jendral memiringkan pedangnya, menembus dengan mudah diantara tulang rusuk Julia. Nafas terakhirnya adalah nama Ardan, dan disaat akhir muncul pusaran hijau dari sihirnya. Itu mengenai Ardan, pemberian anugerah terakhir Julia (Julia's Gift = Ardan Heroic Perk) menjadi bagian dari diri Ardan, membalut seluruh tubuhnya, memberikan ledakan kekuatan yang ia butuhkan. Ardan merebut si kembar dan melompat keluar jendela. Dua Stormguard yang memegang si kembar terbaring tidak sadarkan diri. Tidak ada waktu untuk membunuh mereka .... atau memeluk istrinya yang sudah mati.

Dia kabur menuju kegelapan, melewati kambing yang mati, yang terus menjerit dan didiamkan dengan panah tepat di tenggorokan. Si kembar masih diam, dengan insting keberuntungan, meninggalkan pertanyaan ke burung hantu di dalam hutan.

Sekarang kalian mengerti bagaimana skill Ardan dinamakan Julia's Gift, cukup sekian cerita Ardan untuk saat ini, nantikan juga kisah-kisah selanjutnya ya.

Click icon di bawah ini untuk download:

Get it on Google Play


(KotakGame)

TAGS

Jika ingin mengirim artikel, kerjasama event dan memasang Iklan (adverstisement) bisa melalui email redaksi[at]kotakgame.com atau Hotline (021) 93027183
rekomendasi terbaru