NEWS

[Kisah Vainglory] Rona dan Fortress: Semua Punya Cerita

ClockWorange   |   Rabu, 21 Mar 2018


Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!

Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!
Seorang pejuang wanita duduk di tanah di depan api bersama seorang penyihir tua, kapak saling berbenturan di pinggangnya, potongan daging paha kuda di genggamannya. Mereka melumuri dinding dengan lumpur dan jerami agar hawa dingin tidak bisa masuk.

"Ini saatnya penjelasan, pak tua," dia mendesak. Sambil menggigit daging dan kemudian menodongkannya ke penyihir itu. "Itu adalah gempa bumi ke lima dalam satu jam ini. Yang membuat dinding rontok. Aku tahu kau memiliki cerita mengenai setiap hal kecil yang terjadi."

"Ada kebenaran untuk segalanya. Di bawah kita ada Gudmund yang tertidur, tetua para raksasa, putra dari Gunnr sang Great Oak, dan saudaranya Gymir, mereka saling bermusuhan." Dia memainkan jari-jarinya. "Perang saudara berkembang menjadi sangat sengit sampai tidak ada siapapun yang bisa hidup karena kebencian mereka, jadi Gunnr menyanyikan lagu untuk membuat mereka bermimpi, lalu mengubur mereka dalam-dalam di bawah tanah, satu di tiap belahan bumi. Gudmund di buang ke belahan utara, dan Gymir ke selatan …"

"Tunggu, Gymir adalah ayah mereka?"

"Gymir adalah saudara dari Gudmund dan putra dari Gunnr," keluh penyihir tua. "Perhatikan baik-baik."

"Baik."

"Gunnr mengubah dirinya menjadi Great Oak yang akarnya menyebar di seluruh dunia, cabangnya tumbuh pada ke dua sisi, akarnya mengikat kedua putranya. Dimana napas mereka merembes ke permukaan, ada sumur-sumur pemberi kehidupan yang dapat mengeluarkan kekuatan sangat besar."

Baca ini juga :

» Vainglory: Legion Of One Akan Hadir Untuk Kamu Yang Sudah Kangen Dengan Vainglory
» Update Terbaru Vainglory! Cross-Platform, Pemain PC dan Smartphone Akan Ketemu Dalam Satu Game
» Super Evil Megacorp akan Menghadirkan Vainglory Versi Windows dan Mac Awal Tahun 2019
» [SPECIAL] 7 Game Keren yang Dibatalkan Developernya!
» Tak Ingin Tertinggal, Secara Resmi Vainglory akan Hadir di Platfom PC!

"Aku akan menemukan salah satunya!" ujar pejuang wanita itu, dengan mulut penuh daging.

"Orang barat tidak akan berburu di perbatasan kita jika kita memiliki kekuatan napas kuno."

"Sumur yang paling dekat ada di tengah-tengah sebuah kuil, dijaga oleh Fortress yang besar, jadi tidak ada manusia yang mampu mengambil kekuatan itu."

Pejuang itu menggigit daging, sambil berpikir. "Aku bisa melewati fortress(benteng)," dia bergumam.

Penyihir tua tertawa. "Jangan membayangkan semudah itu. Kau harus belajar tentang cerita ini baik-baik, karena kau nantinya yang akan menceritakannya ketika aku pergi."

Pejuang itu menatap penyihir tua itu. "Kau mau pergi kemana?"

Keadaan menjadi hening untuk beberapa saat, pejuang wanita itu masih menahan napas, sampai dia sadar kalau penyihir tua itu ketiduran. Pejuang itu mencolek bahu penyihir tua dia mendengkur dan kemudian melanjutkan ceritanya: "Gudmund sang tetua, napasnya ke luar semakin kuat melalui sumur. Es telah meleleh, dan napas dialah yang mengguncang bumi. Aku harus ke belahan lain dunia untuk melihat sumur dari Gymir."

"Kau? Kau tidak bisa berkelana ke belahan lain. Kau sudah berumur 800 tahun."

Penyihir tua itu tertawa. "Aku tidak selemah yang kau pikir. Tidak semua pertempuran dimenangkan dengan senjata dari besi."

"Jika Gudmund ini menyebabkan gempa dengan mimpi buruknya, aku harus membuatnya tidur secara permanen. Aku akan turun ke dalam sumur dan menancapkan kapakku di matanya." Pejuang itu berdiri, memegang satu kapak, suaranya meninggi. "Aku tidak takut dengan laki-laki yang diikat dengan pohon aneh!"

Penyihir tua itu berdiri dengan rintihan dan suara geritan dari persendiannya, lalu menepuk punggungnya. "Sulit untuk melihat secara jelas melalui helm yang terlumuri darah. Tidak, pertempuran ini bukan untukmu, ataupun untukku. Ini adalah teror yang kita harus jauhi. Kau jauhkan orang-orang dari dinding sejauh mungkin, dan aku akan masuk ke dalam Great Oak. Aku tidak akan sendirian."

"Lalu siapa yang akan …"

Bumi bergetar lagi, lebih kuat dari sebelumnya, membuat batangan kayu tergelinding dari perapian. Pejuang itu bergumam pada dirinya sendiri dan menendang kayu-kayu itu kembali ke tempatnya. Ketika dia berbalik, penyihir tua itu sudah hilang.

Dari kejauhan, suara lolongan dari serigala terdengar melewati udara yang dingin.

Akan berlanjut....

(KotakGame)

TAGS

Jika ingin mengirim artikel, kerjasama event dan memasang Iklan (adverstisement) bisa melalui email redaksi[at]kotakgame.com atau Hotline (021) 93027183
rekomendasi terbaru