SPECIAL FEATURE

Perbedaan Esports Indonesia Dulu dan Sekarang, Sudah Sebaik Apa Sih?


Intro


Halo Kotakers,

Beberapa tahun teakhir, esports di Indonesia sudah semakin maju dan dikenal luas oleh masyarakat, bahkan yang non-gamer. Pada artikel edisi Master Fakry kali ini, Kru KotGa akan memperkenalkan kepada kamu seorang dosen mata kuliah industri game yang kiprahnya di industri game Indonesia, khususnya esports sudah matang banget untuk memberikan pandangan tentang perbandingan esports Indonesia dulu dan sekarang serta seberapa pesat kemajuannya.

Nama narasumber kita kali ini adalah Tommy Mualim, dosen di Universitas Paramadina yang di dalam game, dirinya kerap menggunakan nickname atau nama panggilan Tsavo. Kru KotGa mewawancarai pria yang berpengalaman di bidang esports ini sejak World Cyber Game (WCG) kali pertama di Indonesia pada tahun 2001 silam. Kala itu, pria yang akrab disapa Tommy ini menjabat sebagai person in charge (PIC) Pertandingan yang tugasnya adalah mempersiapkan para juri, peserta dan pelaksanaan acara dilapangan sekaligus mengatur jadwal dan mengirimnya ke forum.

Baca ini juga :

» Srikandi Dunia Esports Indonesia! Inilah Deretan Nama-Nama Talent Esports Wanita Versi Kru KotakGame!
» Rekap Perjuangan Tim Esports Indonesia untuk Raih Medali SEA Games 2019
» Esports di Indonesia & Perkembangannya Selama 20 Tahun
» Kenalan dengan Punipun, Brand Ambassador ROG yang Super Imut
» Kenalan Dengan Rex Regum Qeon, Tim 'Raja' yang Miliki Banyak Prestasi
Dalam mata kualiah game di Universitas Paramadina, Tommy mengajarkan tentang sejarah game nasional dan internasional, penjelasan tentang bagian-bagian dalam industri game, theory of fun, dasar-dasar pemasaran game dan lainnya.


Tommy bergabung ke dalam kepanitian WCG pada tahun 1990an akhir. Saat itu tengah terjadi "demam" game Counter-Strike (CS). Tommy mengaku kepada KotakGame kalau dirinya, di zaman itu, bergabung dalam klan CS bernama CPU (Cybergen Player United) yang beranggotakan para wartawan game dan gamer antusias. Mereka kerap ikut pertandingan, tetapi sayang, tidak pernah menang atau masuk tiga besar. Bagaimana Pak Dosen ini bisa ikut mengurus WCG? Nah, saat itu dirinya juga berkarir sebagai wartawan lepas di majalah CHIP yang ditugaskan untuk membantu dan meliput jalannya WCG. Dari sana, dia akhirnya diangkat menjadi karyawan tetap di CHIP dan bergabung dalam kepanitiaan WCG sampai tahun 2007.


Oke, itulah profil singkat tentang narasumber kita. Sekarang, masuk ke pembahasan utama, yaitu perbedaan dan perkembangan esports di Indonesia dibandingkan tempo dulu.

Yuk simak selengkapnya di halaman selanjutnya!

TAGS



(Total View : 79102)
rekomendasi terbaru



Most Popular Feature
Tidak ada berita terpopuler