Feature

[Diary Kru KotGa] Freedom Wars, Game yang Mengajarkan Arti Kebebasan Sesungguhnya

Freedom Wars, memulai debutnya sebagai salah satu game eksklusif terbaik PlayStation Vita pada tahun 2014 lalu, eksistensinya ternyata masih dianggap asing bagi sebagian besar gamer. Tidak mengherankan memang, mengingat konsol PlayStation Vita sudah tidak lagi mendapatkan support dari pihak Sony dan mulai dilupakan oleh pasar internasional. Jika dukungan tersebut masih ada, maka beberapa game eksklusif yang luar biasa dari konsol handheld ini pastinya dapat berkembang dan dikenal luas.

Kembali ke topik, Freedom Wars adalah game besutan developer Dimps yang sudah berpengalaman dalam menghadirkan game Jepang berkualitas selama lebih dari satu dekade. Dilihat dari segi gameplay, game ini memiliki konsep yang hampir serupa dengan seri God Eater, dimana pemain dihadapkan pada serangkaian misi untuk berburu monster raksasa bersama squad dan menyelamatkan penduduk. Perbedaan terbesar antara keduanya dapat dilihat dari segi variasi, karena menurut Kru KotGa Freedom Wars sebenarnya memiliki gameplay yang lebih superior dibandingkan God Eater.

Mengontrol karakter dan variasi teknik untuk menundukkan musuh tidak hanya ditentukan dari kelas senjata yang digunakan, tapi juga dari komposisi tim dan peran aksesoris yang kamu miliki (Disini aksesoris adalah robot pendamping yang berwujud manusia). Sebelum menjelaskan konsep gameplaynya lebih jauh, kamu harus tahu jalan cerita dan tema yang dibawakannya. Jadi dalam game ini kamu berperan sebagai tahanan Panopticon yang mendapat hukuman 1.000.000 tahun penjara karena terkena amnesia saat mengikuti operasi. Untuk terbebas dari hukuman yang sangat berat ini, karaktermu harus berkontribusi dengan mengikuti operasi dan mau menjadi bawahan penduduk.

Baca ini juga :

» [Diary Kru KotGa] Dominasi Jepang Pada Perkembangan Industri Game Dunia
» [Diary Kru KotGa] Pengalaman Menghadapi Cheater dan Antisipasinya di Rules of Survival

Saat memulai game ini pertama kalinya, Kru KotGa benar-benar terkejut akan limitasi aktifitas yang bisa kamu lakukan. Contohnya jika kamu berjalan kaki lebih dari lima langkah dalam sel tahanan, maka karaktermu akan terkena hukuman penjara 10 tahun. Aktifitas kecil lainnya juga dibatasi seperti tidur hanya boleh dalam posisi duduk, berlari tidak boleh dari lima detik, tidak boleh berinteraksi langsung dengan tahanan lain, harus menjawab pertanyaan petugas dengan cepat, dan masih banyak hukuman tidak adil lainnya. Disinilah kamu akan mulai merasa kalau kebebasan adalah sesuatu yang butuh perjuangan besar untuk diraih.

Kembali ke mekanisme gameplay, jadi saat kamu mengikuti operasi, jangan pernah berfikir kalau karaktermu sudah cukup overpowered dan dapat menghabisi musuh sendirian. Mungkin hal itu dapat kamu lakukan di God Eater, tapi dalam game ini kerjasama tim adalah faktor penentu kemenangan. Kru KotGa sendiri pernah mencoba mengikuti satu misi kelas normal untuk menyelamatkan tiga penduduk yang ditahan monster Abductor. Untuk menyelesaikannya secara solo, setidaknya butuh 8 kali percobaan nekat yang sangat menantang dan butuh kesabaran. Apalagi kamu juga harus melindungi aksesoris milikmu, karena Abductor bisa juga menculik aksesoris yang membuat kamu terpaksa harus mengikuti operasi penyelematan spesial.

Penyampaian jalan ceritanya memang tidak sempurna, tapi melihat atmosfer dan krisis yang dihadapi dunianya saja sudah cukup untuk membuat setiap pemain mengerti. Mengerti akan sebuah gambaran kehidupan yang tidak adil dan pengorbanan besar untuk meraih kebebasan tersebut, premis inilah yang membuat Freedom Wars hadir sebagai salah satu game dengan konsep paling unik dan emosional yang pernah Kru KotGa mainkan.

(KotakGame)

KRU KOTGA BISA BACA PIKIRANMU! Kamu pasti akan suka dengan artikel ini :
Jika ingin mengirim artikel, kerjasama event dan memasang Iklan (adverstisement) bisa melalui email redaksi[at]kotakgame.com atau Hotline 021-98299724
rekomendasi terbaru