Feature

[Diary Kru KotGa] Apakah Konsol Bisa Kembali Menguasai Tren Gaming di Indonesia?

Jika harus melihat perkembangan industri game di Indonesia saat ini, sebagian besar gamer pasti sudah mendapatkan kebebeasan lebih untuk memilih platform. Selain PC dan konsol, perangkat mobile seperti smartphone sudah mendominasi di Indonesia dan menjadi platform gaming andalan bagi banyak kalangan. Sejak teknologi smartphone mulai berkembang pesat pada awal tahun 2010-an, tahun demi tahun beberapa perusahaan sudah mengeluarkan banyak produk keluaran terbaru yang semakin canggih. Jika dibandingkan dengan satu dekade lalu, HP mungkin hanya digunakan sebagai alat komunikasi atau mengakses internet melalui browser bawaan.

Untuk itu, pada artikel Diary kali ini Kru KotGa akan membahas mengenai satu pertanyaan yang masih terngiang di benak banyak gamer veteran yaitu "Apakah konsol bisa kembali menguasai tren gaming di Indonesia?" Yup sesuai dengan judul artikel ini, sebagian besar dari kamu yang termasuk gamer veteran pasti pernah merasakan masa-masa dimana rental PlayStation sudah menjadi tempat bermain langganan. Tren ini sudah marak di Indonesia sejak memasuki awal tahun 2000-an, dimana PlayStation dan PlayStation 2 merupakan platform gaming idaman yang menyatukan banyak kalangan muda. Persahabatan, persaingan, hingga perkelahian sudah menjadi momen-momen yang berkesan dari masa tersebut.

Baca ini juga :

» 7 Alasan Wajib Main Rise of the Ronin! Game Open World Rasa Souls Eksklusif Paling Dinanti
» 8 Tips Menjadi Ronin Terbaik di Game Open World Terbaru, Rise of the Ronin
» Resesi Is Real? Game-Game Besar ini Harus Tutup di Tahun 2023!
» Indopride! Ini Dia 7 Game Yang Berhasil Membanggakan Indonesia!
» Apakah Favoritmu Menang? Pengumuman Pemenang Penghargaan KotakGame Awards 2022

Siapapun yang semasa kecilnya memiliki PlayStation, pasti mereka mendapat banyak perhatian dari teman dan tidak merasa jenuh karena mendapat banyak kesempatan bermain. Karena banyak pihak keluarga yang tidak membelikan anaknya PlayStation karena kisaran harga yang tinggi dan dinilai berpengaruh buruk pada bidang akademik, rental PlayStation pastinya selalu menjadi alternatif untuk melepas rasa jenuh. Jika harus disimpulkan, bisa dibilang posisi konsol pada era ini sangat kokoh di Indonesia dan sudah menjadi tren yang bertahan hingga satu dekade lebih.

Tren ini akhirnya mulai ditinggalkan setelah perangkat mobile mulai mendominasi dengan teknologi canggih dan kemampuannya dalam bermain game. Tidak perlu harus datang ke rental PlayStation dan membayar uang paketan, karena smartphone sudah bisa digunakan untuk mengunduh banyak game yang menjadi tren, contohnya seperti game bergenre MOBA yang sangat marak di tanah air saat ini. Popularitas konsol otomatis mulai tergeser, karena selain dinilai sudah tidak praktis lagi, kehadiran konsol generasi terbaru seperti PlayStation 4, Xbox One dan Nintendo Switch dengan harga yang sangat tinggi juga berpengaruh besar pada keuangan gamer. Belum lagi, mereka juga harus membeli game secara original yang juga tidak kalah mahalnya. Berbeda tentunya dengan masa-masa dulu, dimana konsol yang tidak memiliki sistem operasi memang sangat rawan dari pembajakan.

Bisa dibilang posisi perangkat mobile saat ini berada di atas angin dan sulit untuk ditandingi platform lainnya. Mungkin para gamer tidak bisa menikmati game konsol yang luar biasa di smartphone mereka, tapi pastinya selalu ada segudang opsi game lain yang mereka nilai tidak kalah menarik untuk dicicipi. Lalu bagaimana dengan bisnis rental PlayStation di Indonesia saat ini? Walaupun prospeknya sudah tidak sebagus dulu, tapi di beberapa daerah masih banyak kalangan anak muda yang sering datang ke rental untuk menghabiskan waktu luang mereka. Mempertahankan tren yang ada memang sulit, tapi jika sudah berbicara tentang sebuah platform gaming yang bisa terus berkembang, maka mengembalikan dominasi konsol seperti dulu pastinya hampir mustahil.

Disini Kru KotGa hanya membahas tentang kedudukan konsol di Indonesia saja, karena di wilayah barat skenarionya justru berkebalikan. Berbeda dari kebanyakan gamer tanah air yang sangat mengantisipasi rilis game mobile terbaru, di wilayah barat game mobile justru selalu mendapatkan respon negatif karena praktik microtransaction yang berlebihan dan lemahnya kualitas dari gamenya sendiri. Sementara untuk konsol seperti PlayStation, Xbox dan Nintendo masih menjadi platform yang laris manis dan tidak pernah ada matinya di pasar barat. Jadi walaupun kedudukan konsol saat ini sudah tidak sekuat dulu lagi, setidaknya industri game sudah mulai diterima dengan baik di Indonesia dan mulai membuka mindset baru kalau video game tidak selalu membawa dampak negatif.

(KotakGame)

Jika ingin mengirim artikel, kerjasama event dan memasang Iklan (adverstisement) bisa melalui email redaksi[at]kotakgame.com atau Hotline 021-98299724
rekomendasi terbaru