Feature

[Diary Kru KotGa] Keren dan Epik! Pengalaman Setelah Mencoba Closed Beta Jump Force

Resmi diumumkan sebagai suksesor dari J-Stars Victory yang sayangnya tidak mendapat perhatian lebih di pasar barat, Jump Force sukses menarik perhatian banyak gamer dan penikmat anime sebagai game fighting crossover yang terlihat lebih menjanjikan. Apalagi dengan kehadiran Yugi Muto hingga Light Yagami, sudah bisa dipastikan kalau game ini juga akan mengusung jalan cerita beserta karakter playable yang lebih unik. Menjelang perilisannya pada awal tahun depan, pihak Bandai sudah memberikan gamer kesempatan untuk menjajal sesi demonya di beberapa event gaming besar seperti E3 2018 hingga Tokyo Game Show 2018.

Karena penasaran dengan konsepnya, Kru KotGa sendiri sudah mencoba sesi demonya di ajang C3AFA 2018 kemarin. Sesi demonya sendiri cukup singkat dan tidak menawarkan banyak karakter untuk dimainkan, namun kesan pertama yang menjanjikan setidaknya cukup untuk membuat Kru KotGa semakin penasaran. Tidak perlu menunggu waktu lama untuk mendapat kesempatan bermain, karena pihak Bandai akhirnya membuka sesi Closed Beta yang berlangsung mulai tanggal 12 sampai 14 Oktober kemarin. Kru KotGa untungnya mendapat slot dan bisa memainkan gamenya di hari pertama (Karena jadwal di dua hari selanjutnya kurang pas).

Baca ini juga :

» Fans SAO Merapat! Inilah Deretan Game Sword Art Online yang Wajib Kamu Mainkan
» Para Bintang Terbaik! Inilah Ranking 5 Karakter Paling Overpowered di Jump Force!
» Apakah Pembajakan Akan Membuat Developer Tidak Lagi Merilis Game di PC?
» Para Bintang Terbaik, Inilah Karakter Paling OP / Top Tier di Jump Force!
» Inilah Karakter-Karakter yang Berpotensi Meramaikan Jump Force!

Sebelum masuk dalam lobby yang dipenuhi banyak pemain dari berbagai server, ada sekitar enam karakter custom yang bisa diplih untuk berkeliling di lobby atau digunakan dalam pertarungan nantinya. Kru KotGa sendiri sebenarnya tidak tertarik dengan fitur ini, karena karakter custom dalam game fighting anime tidak memiliki kesan yang kuat. Misalnya saja seperti modifikasi gaya rambut hingga pakaian yang merupakan perpaduan dari karakter anime lain, belum lagi karakter custom tersebut hanya bisa berbicara saat menggunakan skill dalam pertempuran saja. Ok beralih ke topik utama, setelah memilih karakter, kamu bisa mengakses mode P1 vs CPU atau berduel melawan pemain sungguhan.

Setidaknya ada 15 karakter dan 4 stage yang disediakan dalam masa Closed Beta ini. Hampir semua karakter yang diumumkan sejauh ini sudah bisa dimainkan, namun ada juga beberapa yang masih belum tersedia seperti Killua Zoldyck, Sabo, Dragon Shiryu hingga Yugi yang sepertinya akan disimpan sebagai kejutan di tahap open beta atau versi demonya di masa mendatang (Jika memang ada). Setelah mendapat kesempatan untuk memainkan match pertama melawan CPU, mekanisme dan sensasi yang ditawarkan rasanya tidak begitu jauh dengan versi demonya. Kru KotGa waktu itu sempat membahasa kalau Jump Force memiliki gameplay yang didesain lebih responsif dan mudah dipelajari, jadi pemain pendatang baru sekalipun tidak perlu lagi bersusah payah untuk menghafalkan kombo rumit yang memerlukan konsentrasi.

Terlepas dari konsepnya yang lebih "mudah," Jump Force bisa dibilang memiliki tempo permainan yang jauh lebih cepat dibandingkan game fighting manapun di pasaran saat ini. Setiap karakter bergerak dengan sangat cepat saat mengikuti seringannya, dan setiap kombo yang dilancarkan juga memiliki ruang untuk mengeksekusi serangan tambahan berupa skill maupun gerakan special lainnya seperti Dash + Throw. Sepanjang sesi permainan selama dua jam yang juga Kru KotGa siarkan melalui sesi streaming kemarin, bisa dibilang Ichigo merupakan karakter terbaik dari semuanya. Tentu saja pilihan ini bukan semata karena selera pribadi, karena Ichigo memiliki kombo basis, respon serangan hingga skill yang sangat efektif dalam situasi apapun. Salah satu contohnya saat musuh mencoba menyerang dengan kecepatan tinggi, disini Ichigo dapat melakukan counter mematikan dengan skill "Piercer of Souls."

Karakter Bleach lainnya yang tersedia adalah sang heroine utama Rukia. Walaupun setiap skillnya terkesan biasa dan menuntut timing yang harus selalu tepat sasaran, tapi respon Rukia dalam melancarkan serangan susulan maupun saat mengeksekusi Bankai "White Haze Punishment" benar-benar sangat cepat dan sulit diantisipasi. Selain dari seri Bleach, karakter lainnya juga memiliki gaya bermain yang tidak kalah unik, khususnya kelemahan yang harus ditutupi dengan adaptasi dan latihan. Jika harus memilih karakter mana yang membutuhkan latihan ekstra, Kru KotGa rasanya harus memilih Gon dari Hunter x Hunter. Alasannya sendiri karena setiap skill yang dimilikinya berfokus pada power-up dan timing yang lebih sulit saat melancarkan serangan "Janken."

Kru KotGa sebenarnya masih memiliki banyak detail menarik lainnya yang ingin dibahas, termasuk bagaimana perbedaanya dengan game fighting adaptasi anime lainnya. Namun detail tersebut sepertinya lebih baik diulas saat gamenya sudah dirilis. Lalu bagaimana impresi yang Kru KotGa rasakan dari masa closed beta kali ini? Jawabannya adalah epik dan seru. Disini developer Spike Chunsoft telah berhasil mengeksekusi mekanisme gameplaynya dengan sangat solid, dan semua itu juga belum ditambah dari kualitas grafis fantastis hingga efek transisi yang dinamis selama pertarungan. Satu-satunya kekurangan yang Kru KotGa rasakan mungkin hanya kakunya animasi wajah karakter dan permasalahan performa yang tentunya, masih bisa diperbaiki sebelum rilis versi finalnya.

(KotakGame)

Jika ingin mengirim artikel, kerjasama event dan memasang Iklan (adverstisement) bisa melalui email redaksi[at]kotakgame.com atau Hotline 021-98299724
rekomendasi terbaru