Jenderal Negeri Wei, saudara jauh dari Cao Cao. Dia kehilangan mata kirinya karena ditembak panah saat bertempur dengan Lü Bu. Dia bersorak, "Benih ayah dan darah ibu. Tidak boleh dibuang begitu saja!" Dan dia menelan bola matanya. Dia menemani Cao Cao dalam segala pertarungannya, dan ia dikenal di seluruh negara sebagai orang yang setia dan berani. Dia adalah salah satu Jenderal yang paling dipercaya oleh Cao Cao.

Raja Negeri Wei, dinobatkan sebagai "Seorang menteri yang cakap dalam masa-masa damai, seorang pahlawan yang licik dalam masa kekacauan."Sebagai seorang penulis buku militer dan karya sastra, dia sangat menguasai bidang pertempuran dan sastra. Ia memainkan peran yang besar saat Pemberontakan Yellow Turban berlangsung. Terjadilah perang sipil di Cina setelah kematian Dong Zhuo. Dia menggerakkan pasukannya untuk bertempur ke segala penjuru, menyatukan Dataran Tengah, dan menjadi pendiri rezim Cao Wei.

Jenderal dari Negeri Wei. Awalnya bawahan Yuan Shao, tetapi terpaksa menjadi bawahan Cao Cao karena terjebak sebuah perkara sulit.
Dia sering berperang melawan tentara Shu. Bahkan Zhuge Liang pun waspada terhadapnya. Kemenangan terbesarnya adalah pada Perang Jieting, dia berhasil mengalahkan Jenderal Shu, Ma Su. Dia dinobatkan sebagai salah satu dari Lima Jenderal Baik Negeri Wei.

Jenderal dari Negeri Wei. Dulunya bawahan Lü Bu, dia bertarung di segala penjuru bersamanya.
Setelah kematian Lü Bu, dia diterima oleh Cao Cao karena bakatnya. Terkenal karena keberhasilannya mempertahankan Hefei dengan hanya 800 prajurit dari serangan tentara Sun Quan yang berjumlah 100,000 prajurit. Nama Zhang Liao bisa digunakan untuk menenangkan anak yang nakal karena saking takutnya mereka mendengar nama tersebut. Dia dinobatkan sebagai pemimpin dari Lima Jenderal Baik Negeri Wei.

Jenderal Negeri Wei, saudara dari Xiahou Dun.
Saat Cao Cao sedang membangun pasukan, Xiahou Yuan bergabung dengan pasukan Cao Cao dan bertarung bersamanya. Ahli dalam memanah dan berkuda, dia terkenal karena keberaniannya dalam pertempuran, sehingga dia memegang jabatan tinggi. Hebat dalam melaksanakan serangan mendadak dan penyergapan, dia pernah mengalahkan Jenderal Ma Chao yang Perkasa. Jasanya dalam pertempuran sangatlah terkemuka, dipenuhi dengan banyak pencapaian yang luar biasa.

Jenderal Negeri Wei, berbadan kekar dan berperangai baik. Dia adalah pengawal pribadi Cao Cao dan selalu mengikutinya kemana-mana.
Pada sebuah penyergapan malam oleh Zhang Xiu, dia menahan serangan tentara Zhang Xiu dan mengorbankan dirinya agar Cao Cao bisa melarikan diri. Dikenal sebagai pria yang setia, bijaksana dan bertanggung jawab, dia dipuji sebagai Elai di zaman kuno.

Seorang Jenderal Wei, besar dan kuat, tingginya lebih dari delapan kaki dengan pinggang lebar. Penjaga pribadi Cao Cao yang setara dengan Dian Wei. Berpikiran sederhana dan jujur, namun galak seperti harimau di medan perang, ia dijuluki "Harimau Bodoh" oleh anak buahnya.

Anak lelaki kedua Cao Cao, Kaisar pertama rezim Cao Wei, seorang penguasa dan komandan yang cakap dan juga penyair dan sarjana yang pandai.
Setelah kematian Cao Cao, dia mewarisi takhta Kaisar Wei dan menaklukkan semua penjuru. Dia memaksa Kaisar Xian untuk menyerahkan takhtanya, dan dia menobatkan dirinya sebagai Kaisar dan mendirikan Negeri Wei.

Penasihat Cao Cao, sangat dipercayai olehnya karena kecerdasan dan daya penilaiannya yang tajam.
Strategi-strateginya memainkan peran yang besar terhadap kemenangan Cao Cao, sehingga dia dijuluki Ajudan Ilahi. Dia berkontribusi besar terhadap kemenangan Cao Cao dari musuh-musuhnya seperti Lü Bu dan Yuan Shao, serta berperan dalam menyatukan kembali Daerah Utara, tetapi pada masa tersebut dia jatuh sakit dan meninggal di umur 38. Setelah kekalahan Cao Cao di Perang Tebing Merah, dia berkata "Jika Guo Jia masih di sampingku, aku tidak mungkin akan kalah seperti ini."

Jenderal Negeri Wei dan saudara dari Cao Cao. Seorang yang beriman kuat dan setia, dia adalah prajurit yang tangkas dan menguasai berbagai seni bela diri.
Setelah Perang Tebing Merah, dia ditempatkan untuk mempertahankan Jingzhou. Cao Ren dan tentaranya terjebak di dalam Fancheng saat kota tersebut diserang oleh tentara Guan Yu. Cao Ren memerintahkan tentaranya untuk bertarung hingga akhir hayat mereka dan akhirnya mereka berhasil menerobos serangan Guan Yu. Sangat dipercayai Cao Cao, dia dinobatkan sebagi Marsekal Agung saat Cao Pi mewarisi takhta.

Jenderal negeri Wei. Dulunya bawahan Yang Feng, tetapi dia menuruti nasihat Man Chong dan menyerahkan dirinya kepada Cao Cao.
Berwawasan luas dan gagah berani, dia berhasil merebut kemenangan di berbagai pertempuran.

Seorang wanita cantik dengan kulit yang mulus bagaikan batu giok dan rupanya indah bak puspa. Berwawasan luas dan anggun, ia diberkati dengan kecerdasan dan kecantikan. Awalnya merupakan istri dari Yuan Xi, anak kedua dari Yuan Shao. Saat tentara Cao menyerang Jizhou, Cao Pi sangat terpesona dengan kecantikannya sehingga ia pun menikahi Zhen Ji. Wanita cantik di masa kekacauan.

Jenderal dari Negeri Wei. Anak perempuan dari klan Wang di Hanzhong.
Semua anggota keluarganya dihukum mati oleh Ma Chao. Dia bekerja di bawah Cao Cao sebagai ahli strategi dan bertarung melawan Ma Chao.
Jika ditinjau dari catatan sejarah, Wang Yi memakai baju perang dan turun ke medan perang untuk melawan tentara Ma Chao yang menyerang Jicheng. Dia juga sering memberikan aksesoris pribadinya kepada para prajurit untuk meningkatkan semangat mereka. Dia kemudian bersiasat dengan Yang Fu dan pihak-pihak lainnya untuk mengusir Ma Chao dari Provinsi Liang.

Anak perempuan dari Cai Yong, seorang tokoh politik di Dinasti Han Timur, seorang wanita cantik dan berbakat di masanya, mahir bermain musik.
Dia ditangkap oleh kaum Hun dan hidup sebagai tawanan di daerah utara sampai Cao Cao menebus kebebasannya. Di balik penampilannya yang lemah lembut, dia sebenarnya adalah seseorang yang cerdas dan teguh.

Seorang Jenderal Shu yang dulu bekerja di bawah Yuan Shao dan Gongsun Zan sebelum bekerja di bawah Liu Bei. Ia terkenal karena jiwa kepahlawanannya.
Di Perang Changban, ia menerobos barisan musuh sebanyak tujuh kali untuk menyelamatkan bayi Liu Bei, Liu Shan. Ia bertarung bersama Tuannya dan juga diberikan penghargaan jasa. Ia dikenal sebagai salah satu dari Lima Jenderal Harimau.

Kaisar pertama Negeri Shu.
Keturunan dari Liu Sheng, Pangeran Jing dari Zhongshan, Dinasti Han Timur. Pada saat Pemberontakan Yellow Turban, dia bergabung dengan tentara relawan bersama saudara sumpahnya, Guan Yu dan Zhang Fei. Setelah bertempur di berbagai daerah, dia akhirnya mendapatkan tanah Shu dan ia mendirikan rezim Shu Han, membentuk awal dari apa yang kita kenal sekarang sebagai "Tiga Negara". Dia adalah orang yang mulia dan murah hati, impiannya adalah untuk membangun kembali Dinasti Han dan menyatukan negara.

Jenderal Negeri Shu, pemimpin dari Lima Jenderal Harimau. Dia membuat sumpah persaudaraan bersama Liu Bei dan Zhang Fei, serta mendedikasikan dirinya kepada pembangunan Shu. Gagah berani dan menjunjung tinggi keadilan, dia terkenal karena keahliannya dalam bertarung, sehingga ia pun dijuluki "Tidak Terkalahkan". Dia diberi gelar "Pria Berjenggot Indah" oleh Kaisar Xian karena jenggotnya yang rapi dan indah. Dan nama itu diturunkan.

Jenderal Negeri Shu, salah satu dari Lima Jenderal Harimau. Saudara sumpah dari Liu Bei dan Guan Yu. Karena suka mabuk-mabukan, dia sering tersangkut masalah. Dalam Pertempuran Changban, dia mempertahankan Jembatan Changban dari serangan tentara Cao Cao seorang diri. Dia dikenal sebagai "Zhang Fei yang Garang".

Penasihat panglima perang Liu Bei. Sebagai ahli strategi berbakat, dia dijuluki Phoenix Muda, sedangkan Zhuge Liang si Naga Merangkak.
Dia menggunakan strategi berantai" sebelum Pertempuran Tebing Merah, yang menyebabkan kekalahan Cao Cao selama serangan api oleh pasukan gabungan Shu dan Wu. Dalam masanya bekerja di bawah Liu Bei, dia memberikan banyak siasat bagus kepadanya dan memimpin tentaranya di medan perang. Dia berperan penting dalam keberhasilan Liu Bei merebut Yizhou.

Jenderal Negeri Shu, awalnya bawahan Liu Biao, tetapi akhirnya menjadi bawahan Liu Bei. Zhuge Liang memperingati Liu Bei bahwa dia akan berkhianat, tetapi Liu Bei mengabaikannya dan malah memberikannya jabatan penting di militer. Dia memainkan peran yang penting di Ekspedisi Utara Shu. Memimpin tentara Shu dengan tegas. Atas kegagahan dan jasanya dalam pertempuran, dia dinobatkan sebagai Gubernur Hanzhong.

Jenderal Negeri Shu. Dia adalah anak lelaki Guan Ding, orang awam dari Hebei. Guan Yu sangat kagum dengan kehebatan Guan Ping sampai-sampai ia dijadikan anak angkatnya. Dia selalu menemani Guan Yu ke setiap pertempurannya, dan banyak berjasa. Setelah Liu Bei menduduki tanah Shu, ia ditempatkan di Jingzhou untuk mempertahankan daerah tersebut bersama ayah angkatnya. Kemudian, Jingzhou diserang oleh tentara Wei dan Wu. Dia bertarung di samping Guan Yu untuk mengalahkan musuh.

Putra sulung Ma Teng. Dia dijuluki "Ma Chao yang Gagah" karena penampilannya yang berwibawa.
Dia meluncurkan serangan ke Chang'an dari Xiliang untuk melawan Cao Cao, tetapi serangannya tidak berhasil. Kemudian dia menyerah kepada Liu Bei, dan berjasa dalam Perang Hanzhong dan pertempuran lainnya, sehingga dia dinobatkan sebagai salah satu dari Lima Jenderal Harimau.

Putri ketiga dari Bao Kai, dikenal sebagai pahlawan wanita yang cantik dan berani.
Banyak yang datang untuk melamarnya, tetapi dia tidak mau menikah dengan orang yang lebih lemah darinya, sehingga banyak sekali pelamar yang dikalahkan oleh Bao Sanniang.
Sampai suatu hari, dia dikalahkan oleh Guan Suo, anak lelaki Guan Yu, dan akhirnya dia menikah dengannya. Setelah menikah, dia menjabat sebagai Jenderal di Negeri Shu dan bertarung mendampingi suaminya.

Anak perempuan dari Huang Chengyan dan istri dari Zhuge Liang. Huang Yueying mahir dalam astronomi, geografi dan bahkan seni perang, dan selalu memberikan dukungan kepada Zhuge Liang di belakang layar. Menurut sejarah, Huang Chengyan pernah berkata demikian kepada Zhuge Liang, "Anak perempuanku buruk rupa, tetapi kecerdasannya setara denganmu." Kemudian, Zhuge Liang menikahi anak perempuan Huang Chengyan.
Ada juga yang menceritakan bahwa dia hanya pura-pura buruk rupa untuk menipu orang-orang yang ingin melamar dirinya.

Perdana Menteri Negeri Shu, yang juga dikenal sebagai Naga Merangkak, dia adalah ahli strategi paling berbakat di masanya. Dia bergabung dengan Liu Bei setelah kunjungannya yang ketiga kali. Rencana Longzhong yang dibuat olehnya sangat terkenal, rencana tersebut menjadi dasar berdirinya periode Tiga Kerajaan. Liu Bei sangat mempercayai Zhuge Liang, dia mengatakan bahwa hubungan mereka layaknya ikan dan air. Zhuge Liang menyumbangkan bakatnya untuk urusan politik dan diplomasi Negeri Shu. Dia mengabdikan seluruh hidupnya untuk pembentukan Negeri Shu.

Jenderal Negeri Shu yang mahir memanah. Awalnya bekerja di bawah Liu Biao dan Han Xuan.
Saat masih menjadi bawahan Han Xuan, dia pernah bertarung dengan Guan Yu.
Kemudian dia bekerja di bawah Liu Bei dan banyak berjasa untuknya, khususnya dalam pertempuran di Yizhou dan Perang Gunung Dingjun. Saat Liu Bei menjadi Kaisar Han, Huang Zhong dinobatkan sebagai salah satu dari Lima Jenderal Harimau.

Jenderal yang bertugas di bawah panglima perang Sun Ce dari Wu, yang juga merupakan saudara angkatnya.
Kepala Pengendali Agung di Pertempuran Tebing Merah, dia memimpin angkatan laut sekutu menuju kemenangan yang menentukan melawan armada Cao Cao. Jenderal yang pandai dalam bertarung dan bersiasat, dia sering dijuluki sebagai seseorang yang pantas membantu Raja. Tinggi dan rupawan, ia dikenal dengan nama "Zhou Pemuda Rupawan".

Anak perempuan Sun Jian dan adik dari Sun Ce dan Sun Quan. Seorang wanita dengan kepribadian tangguh. Sejak kecil dia sudah berlatih ilmu bela diri, dan kemampuannya tidak kalah dari para lelaki. Dia menikah dengan Liu Bei dan memperbolehkan pengawalnya untuk bersenjata. Dia dijuluki sebagai "Selir Perkasa".

Anak sulung Sun Jian, dia menjadi bawahan Yuan Shu setelah kematian ayahnya.
Ia meminjam 3000 prajurit dari Yuan Shu dengan menggunakan Segel Imperial. Dalam jangka waktu yang singkat, ia berhasil menenangkan situasi di Jiangdong. Ia sering dijuluki "Penakluk Muda". Dia memimpin Jiangdong dengan telaten dan mengelilingi dirinya dengan Jenderal dan penasihat yang cakap, seperti Zhou Yu. Akhirnya dia menjadi pendiri Negeri Wu.

Jenderal Negeri Wu, cakap dalam memanah dan berkuda, taat dan berbakti. Dia pernah berjalan sejauh ribuan mil untuk menyelamatkan Gubernur Beihai, Kong Rong.
Selama dia menjadi bawahan Liu Yao, dia pernah mengajak Sun Ce untuk bertarung bersamanya, dan ternyata kekuatan mereka setara. Setelah kekalahan Liu Yao, Taishi Ci ditangkap oleh pasukan Sun Ce. Tersentuh oleh ketulusan dan kemurahan hati Sun Ce terhadapnya, Taishi Ci setuju untuk melayani Sun Wu.

Pendiri Negeri Wu Timur, anak kedua dari Sun Jian. Setelah kakaknya dibunuh, dia menggantikan posisinya sebagai pemimpin. Sun Ce pernah memujinya, "Kamu tidak sehebat aku dalam perkara memimpin pasukan, tetapi aku tidak sehebat kamu dalam perkara memberdayakan bakat orang-orang untuk melindungi Jiangdong." Kemudian dia bergabung dengan Liu Bei untuk melawan Cao Cao, membentuk awal dari apa yang kita kenal sekarang sebagai "Tiga Negara".

Dikabarkan dia adalah keturunan Sun Tzu, menjadi terkenal kerana memerangi lanun air.
Mencapai kejayaan semasa menyerang Tentera Yellow Turban, dilantik sebagai gabenor Changsha. Kemudian, dia bertugas sebagai penyerang dalam Tentera Gabungan Anti-Dong Zhuo, dan pertama kali memasuki ibu kota, Luoyang, dan mendapati Jade Seal di sumur, dan membawanya kembali ke wilayah, yang dikenal sebagai "Harimau di Jiangdongr".

Putri kedua dari Tuan Qiao di Kabupaten Wan, dan istri dari Jenderal Negeri Wu, Zhou Yu.
Seorang yang rupawan, dikenal sebagai "Dua Qiao" bersama dengan kakaknya, Da Qiao. Zhou Yu mendengar dari Zhuge Liang bahwa Cao Cao berniat untuk memiliki dua kakak beradik Qiao. Mendengar hal tersebut, Zhou Yu membulatkan tekadnya untuk bergabung dengan Liu Bei dan mengalahkan Cao Cao, sehingga terjadilah Perang Tebing Merah.

Awalnya merupakan pelayan Sun Shangxiang, dia menjadi pengawal pribadi Sun Quan setelah Sun Shangxiang menikah. Memiliki kepribadian yang lembut dan ramah, dia mengagumi Sun Quan dan akhirnya menjadi selirnya. Mereka berdua memiliki dua anak perempuan, dan akhirnya dinobatkan sebagai Permaisuri setelah kematiannya. Bagaikan sebuah tonggak Negeri Wu.

Jenderal Negeri Wu, dia adalah orang yang bijaksana. Dia bekerja di bawah Sun Quan dan banyak berjasa baginya. Dia membantu Lü Meng mengalahkan Guan Yu, dan berhasil merebut kembali Jingzhou. Dalam Perang Xiaoting, dia menjadi Ketua Pengendali Agung yang bertanggung jawab memimpin tentara Wu dan mengalahkan tentara Shu yang dipimpin oleh Liu Bei.

Seorang Jenderal Wu yang mahir menggunakan cambuk besi. Sudah menjadi bawahan Sun Jian dari awal Sun Jian membentuk tentara.
Dalam Perang Tebing Merah, dia dan Zhou Yu melaksanakan "Rencana Pura-Pura Menyerah". Setelah Zhou Yu memukulnya sebanyak seratus kali, dia berpura-pura menyerah kepada Cao Cao, namun pada saat itu juga dia membakar kapal-kapal angkatan laut Wei, dan membawa kemenangan kepada Negeri Wu.

Awalnya adalah Jenderal di negeri Wei dan kemudian membelot ke negeri Shu. Anak lelaki dari Xiahou Yuan.
Menuruti anjuran Sima Yi, dia berperang melawan Negeri Shu. Setelah Klan Sima menguasai Wei, dia menyerah kepada Negeri Shu untuk menyelamatkan dirinya dan ia diberi jabatan tinggi di Negeri Shu. Di bawah kepemimpinan Jiang Wei, dia ikut serta dalam Ekspedisi Utara Negeri Shu.

Jenderal Pasukan Berkuda Negeri Wei, berani dan banyak akal, sayangnya menderita penyakit kronis. Tetapi hal tersebut tidak pernah menghambatnya di medan perang. Setelah kematian Xiahou Yuan, dia mengangkat Zhang He sebagai komandan baru untuk memulihkan kestabilan pasukannya. Dia melawan banyak serangan dari Shu Han, dan ia sangat setia kepada Negeri Wei.

Anak kedua dari Sima Yi, dia menguasai Negeri Wei bersama kakaknya Sima Shi.
Setelah kematian kakaknya, dia menjabat sebagai Jenderal dan menguasai Negara Wei. Dia memerintah Zhong Hui dan Deng Ai untuk menjajah Negeri Shu, dan akhirnya berhasil membujuk Kaisar Liu Shan untuk menyerah secara resmi kepadanya. Ini menyebabkan keruntuhan Negeri Wei dan ia mendirikan Dinasti Jin, menobatkan dirinya sebagai Kaisar.

Seorang wanita dengan kecantikan yang tiada tara, pandai menari dan bernyanyi, dibesarkan oleh Menteri Wang Yun bagaikan anaknya sendiri.
Untuk mengurangi kecemasan Wang Yun, dia menjalankan rencananya untuk mendekati Dong Zhuo dan Lü Bu, dan berhasil merusak hubungan mereka, yang berujung dengan pembunuhan Dong Zhuo.

Kakak dari Yuan Shu, terlahir di keluarga yang sudah menjadi kekuatan terkemuka selama lebih dari empat generasi di dinas sipil Han.
Atas perintah Cao Cao, dia menjadi pelopor Aliansi Anti Dong Zhuo. Setelah bubarnya Aliansi Anti Dong Zhuo, dia merebut Jizhou dari Han Fu dan mengalahkan Gongsun Zan, sehingga berkuasa di Hebei, mencapai puncak kejayaannya.

Pejuang yang gagah berani dan kuat dengan kecakapan bela diri yang tak tertandingi, serta pemanah dan penunggang kuda yang ahli.
Dia memiliki kuda yang kuat yang dikenal sebagai "Red Hare" yang dapat menempuh jarak seribu mil dalam satu hari. Dia pernah melawan tiga bersaudara - Liu Bei, Guan Yu, dan Zhang Fei - seorang diri. Ada sebuah pepatah pada jaman itu: "Di antara manusia, Lü Bu; Di antara kuda, Red Hare."Tidak menentu dan berubah-ubah, dia pertama kali mengalihkan kesetiaannya dari ayah angkatnya Ding Yuan ke Dong Zhuo, tetapi kemudian mengkhianati tuan barunya.

Dulunya adalah Gubernur Liang Barat, meski garang dan berani, ia tetap banyak akal.
Dia pergi ke ibu kota atas perintah He Jin, tetapi ia malah mencoba untuk merebut takhta di tengah kekacauan tersebut. Setelah menjadikan Lü Bu sebagai anak angkatnya, Dong Zhuo memulai pemerintahannya yang bersifat tirani.

Istri dari Raja Nanzhong, Meng Huo, legenda mengatakan bahwa dia adalah keturunan Dewa Api Zhurong.
Berpribadi lugas dan agresif, dia tidak kalah dari lelaki mana pun, dia juga sangat setia terhadap suaminya, Meng Huo. Digemari dan dihormati oleh orang-orang di klan.