NEWS

Preview Metal Gear Solid Δ: Snake Eater - Remake Rasa Remaster, Game 2004 Tapi Lebih Indah

Mahesa   |   Jumat, 22 Aug 2025


Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!

Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!

Tidak banyak game yang punya posisi ikonik di industri game seperti Metal Gear Solid 3: Snake Eater. Saat pertama kali dirilis tahun 2004 di PlayStation 2, game ini bukan hanya sekadar spin-off atau sekuel, tapi sebuah karya yang mendorong batas teknis hardware dan mendefinisikan ulang genre stealth-action. Dua puluh tahun kemudian, Konami mencoba menghidupkan kembali mahakarya tersebut lewat Metal Gear Solid Δ: Snake Eater, sebuah proyek remake berbasis Unreal Engine 5.

Namun, setelah mencoba langsung build demonya, saya punya kesan yang bercampur, dan jujur akan menarik untuk dikulik.

Dari sisi grafis, tidak bisa dipungkiri bahwa Delta tampil luar biasa indah. Unreal Engine 5 memberi detail pada setiap helai rumput, pantulan cahaya pada lumpur, hingga tekstur kulit dan pakaian karakter. Hutan tropis Soviet—yang dulunya menjadi sekadar arena kotak-kotak kecil di PS2—sekarang terasa hidup, penuh atmosfer, dan sinematik.



Peningkatakn grafis ini juga akan mencolok di tiap cutscenes yang mana mayoritas game ini hadir. Mulai dari detail pakaian, para karakter, ambiences, dan semuanya terasa sangat oke. Unreal Engine 5 memang ahli dalam memproses detail-detail ini dan Konami dirasa berhasil menguasai engine ini dengan rapih dan indah.

Sayangnya, keindahan visual ini membawa satu dilema besar: apakah grafis modern cukup untuk membuat game lama terasa baru?

Konami memang menambahkan sejumlah perbaikan kontrol penting. Snake kini bisa crouch walk, membidik dengan sistem over-the-shoulder yang jauh lebih intuitif, dan melakukan headshot dengan presisi trigger-based shooting. Semua ini membuat pengalaman stealth terasa lebih cair dibanding kontrol kikuk era PS2.

Ada juga quick dial codec dan akses cepat untuk camo, yang membuat interaksi jauh lebih efisien. Buat gamer yang dulu frustrasi dengan menu berlapis-lapis, ini adalah penyegaran yang dibutuhkan.



Namun, di balik semua itu, Delta tetap terasa “terjebak” dalam desain lama. Loading screen yang memotong area hutan menjadi segmen-segmen kecil masih ada, sehingga tidak ada konektivitas antarzona. Musuh tidak bisa mengejar kita lintas area, trik atau distraksi terasa terbatas, dan level terasa lebih “sempit” dibanding potensi open-world yang sudah kita kenal dari Metal Gear Solid V.

Jujur masalah loading screen ini awal saya bermain seperti tidak ada masalah. Tetapi memainkan game ini lebih lama lagi bisa buat pusing karena loading-loading ini bisa dibilang akan sering terjadi tiap area yang mana akan sangat mengganggu. Bandingkan dengan misalnya game remake lain seperti RE2 contohnya, loading screen yang mengganggu bisa mereka buang dan saya rasa seharusnya di Delta loading-loading ini dihapus agar lebih seamless lagi.

Dalam wawancara, produser Noriaki Okamura mengakui bahwa tim sempat mempertimbangkan desain ulang lebih modern, bahkan mendekati open-world. Namun keputusan akhirnya adalah setia pada blueprint 2004. Alasannya jelas: kalau dipaksa terlalu jauh, game bisa kehilangan esensi aslinya.



Saya juga sempat bertanya mengenai hal--hal yang mindblowing di era PS2, apakah akan muncul lagi di versi Delta, sesuatu yang baru. Tetapi sayangnya mereka masih kokoh dengan bagaimana Delta berjalan. Delta tidak sempat ada rencana menambahkan sesuatu yang tidak perlu, terutama konten, jadi ya memang game ini malah terasa seperti remaster, bukan remake. Di satu sisi, ini adalah bentuk penghormatan bagi karya Hideo Kojima.

Baca ini juga :

» Mode Multiplayer “FOX HUNT” Resmi Hadir di METAL GEAR SOLID Δ: SNAKE EATER
» YU-GI-OH! DUEL LINKS MENGUNGKAPKAN DUNIA DUEL BARU DAN GAYA ALTERNATIF UNTUK YAMI YUGI & SETO KAIBA
» Silent Hill 1 Sudah Masuk Tahap Pengembangan, Dikonfirmasi Bloober Team
» Silent Hill f Berhasil Raih Penjualan 1 Juta Kopi Dalam Waktu Singkat
» [TGS 2025] Mampir ke Booth Konami di TGS 2025, Pamerkan Silent Hill f dan Suikoden STAR LEAP

Buat fans lama, mungkin tidak masalah. Nostalgia sudah cukup jadi alasan untuk kembali masuk ke hutan Soviet bersama Snake. Tapi untuk gamer baru—apalagi yang sudah merasakan kualitas The Phantom Pain atau standar modern ala Resident Evil 2 Remake—ada risiko Delta terasa indah tapi kaku, bahkan tidak jauh berbeda dari HD Remaster di Master Collection Vol. 1 yang jauh lebih murah.



Metal Gear Solid Δ: Snake Eater adalah surat cinta untuk para veteran MGS. Visualnya menakjubkan, kontrolnya lebih manusiawi, dan atmosfer Snake Eater tetap terjaga. Namun, di balik itu ada pertanyaan besar: apakah nostalgia cukup untuk membuat remake ini relevan di era sekarang?

Jika Anda adalah fans lama, Delta hampir pasti jadi sebuah perayaan. Tapi jika Anda datang sebagai gamer baru yang mencari pengalaman stealth modern, jangan kaget bila game ini terasa seperti peninggalan masa lalu—hanya saja dibungkus dengan teknologi masa kini.

TAGS

Jika ingin mengirim artikel, kerjasama event dan memasang Iklan (adverstisement) bisa melalui email redaksi[at]kotakgame.com atau Hotline (021) 93027183
rekomendasi terbaru