NEWS

[Kisah Vainglory] Kestrel: Pengepungan di Rumah Ardan

ClockWorange   |   Kamis, 22 Mar 2018


Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!

Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!
Para Stormguard menunggu diluar rumah Ardan untuk sinyal Catherine menyerang ….

"Itu benar-benar dia."

Kestrel menembakkan kilauan cahaya putih ke arah prajurit pedang yang berbisik dari semak-semak di bawahnya. Tiap prajurit Stormguard sudah tau apa yang harus dilakukan mereka tidak boleh berbicara setelah berada diposisi masing-masing. Tiap wanita bersembunyi di rumah karena di luar sudah mulai gelap samar-samar terlihat seorang wanita berambut pirang bersusah payah mengeluarkan seekor kambing dari gerobak tua. Julia seharusnya sudah menjadi hantu.

Kambing itu ditarik dengan talinya, menangis seperti anak kecil.

Kestrel menunggu di cabang sebuah pohon zaitun di posisi selama berjam-jam untuk sinyal dari Catherine. Kakinya sudah mati rasa. Busurnya diletakkan di depannya dengan terikat sebuah tali baja. Dia menggosokan jari dan jempolnya yang terbungkus sarung tangan, menikmati percikan di bawah kulitnya, tapi dia tidak akan menggunakan panah energi malam itu. Tali busurnya sudah terpasang dengan kuat, seluruh unit Stormguard belum ada yang menggunakan sihir mereka sejak melewati wilayah Gythia. Para pakar teknologi tidak percaya dengan sihir, dan hal terakhir yang mereka butuhkan di daerah berkabut dan banyak mesin ini yaitu perhatian.

Baca ini juga :

» Vainglory: Legion Of One Akan Hadir Untuk Kamu Yang Sudah Kangen Dengan Vainglory
» Update Terbaru Vainglory! Cross-Platform, Pemain PC dan Smartphone Akan Ketemu Dalam Satu Game
» Super Evil Megacorp akan Menghadirkan Vainglory Versi Windows dan Mac Awal Tahun 2019
» Tak Ingin Tertinggal, Secara Resmi Vainglory akan Hadir di Platfom PC!
» Hero Baru Vainglory, Anka si Assassin Lincah dengan Dagger Mematikannya!

Dia menyodok-nyodokkan lidahnya ke pipinya, dia melihat adik Sang Ratu dari kejauhan. Merawat si kembar dengan penuh tawa di matanya tanpa ada keraguan. Kestrel menekuk jari-jari kakinya untuk menghilangkan mati rasanya, memutar bahu kirinya sambil menempelkan pahanya pada cabang pohon, menarik anak panah lalu membuat suara burung hantu sebagai sinyal. Catherine membalas dengan siulan untuk tetap menahan serangan.

Kambing itu bersuara semakin keras dan semakin menyedihkan seiring matahari tenggelam. Di dalam jendela terlihat Julia sedang berdebat dengan suaminya, seseorang dari pasukan pakar teknologi. Si kembar terlihat sekilas sedang berkejaran di tempat tidur. Si anak laki-laki berteriak yang menggetarkan tanah dan membuat matahari lebih cerah, lalu redup kembali. Keturunan sihir(Mageborn), Kestrel berpikir dalam keheningan. Tidak heran Sang Ratu menginginkan mereka dalam keadaan tanpa luka. Dia menunggu sampai si kembar berbaring, mengarahkan panahnya ke ujung jendela depan jauh dari kamar tidur, lalu mengulangi sinyalnya. Catherine bersiul lagi untuk menunggu.

Malam semakin larut, bintang-bintang bersinar di langit yang tak pernah muncul di Mont Lille. Di dalam terlihat laki-laki dengan kunci pas. Julia membanting pintu. Suara kambing yang kembali muncul selalu membuat Kestrel semakin jengkel. Dia mampu bertahan dalam posisi itu semalam penuh kalau perlu, tapi tiap menit dia menunggu setiap menit juga suatu hal bisa menjadi salah.

Laki-laki itu mengapitkan sebuah Gauntlet di salah satu tangannya. Sinyal-sinyal terus berbunyi dari berbagai penjuru. Catherine tetap memerintahkan untuk menunggu lagi dan suara kambing menangis dan ada sesuatu yang salah mereka seharusnya sudah menyerang sejam yang lalu. "Apa lagi yang dia tunggu?" Seorang prajurit menggerutu. Kestrel biasanya melakukan misi sendirian, bukan dengan beberapa kumpulan orang. Terlalu bergantung pada banyak orang. Terlalu bising. Tidak mampu berpikir.

Dia melepaskan anak panahnya dan kambing pun terdiam.

Seseorang di semak-semak terkekeh. Kestrel kembali mengambil anak panahnya. Orang itu langsung diam, melihat bayangan dirinya di jendela terdekat.

"Dia tahu," Bisik wanita di bawah sambil mengeluarkan pedangnya.

Bisikan dan suara pedang itu terdengar ke seluruh pepohonan zaitun. Di suatu tempat cahaya biru samar-samar muncul lalu lenyap. Laki-laki di dalam bersusah payah dengan baju pelindungnya, istrinya berusaha membantu menjepitkan jarinya pada sebuah pengapit. Inilah "Saatnya," dan yang mereka semua tunggu adalah siulan dari Catherine.

Siulan tak pernah muncul.

Kestrel menurunkan busurnya, dan menaruh kembali anak panah di punggungnya.

Saat kaca depan pecah, Kestrel melompat turun dari pohon. Menghiraukan duri-duri yang mengenai kakinya, dia berjalan menunduk mendekati rumah itu.

Dia berayun melewati jendela dengan satu tangan, dengan busur di atas bahu satunya. Catherine terlihat berdiri di belakang dengan air matanya yang mengalir, seekor gagak dengan leher yang patah di genggaman tangannya, dan menjerit dengan kemarahan.

(KotakGame)

TAGS

Jika ingin mengirim artikel, kerjasama event dan memasang Iklan (adverstisement) bisa melalui email redaksi[at]kotakgame.com atau Hotline (021) 93027183
rekomendasi terbaru