KotakGame

Cyberpunk 2077, yang sebenarnya menjadi harapan besar tak hanya untuk CDPR tapi juga para gamer karena iming-iming gameplay yang berbeda dari yang lain, kini justru menjadi malapetaka bagi pihak perusahaan karena game tersebut kacau dan memiliki banyak masalah yang cukup fatal.

Reporter senior Bloomberg, Jason Schreier, mengungkapkan banyak hal mengenai apa yang sebenarnya terjadi dengan CDPR sehingga Cyberpunk 2077 melenceng jauh dari harapan. Diantaranya sebagai berikut:

Baca ini juga :

» PS5 Pro is Real! Sony Minta Developer Siapin Game Mereka Termasuk Support Peningkatan Ray-Tracing!
» Majalah Korea Selatan Rilis Ulang Video Shin Jae-eun Untuk “Edukasi” Para Kritik
» Kreator Stellar Blade: Video Games Adalah Segalanya Untuk Saya
» Larissa Rochefort akan Cosplay Jadi Eve pada Peluncuran Stellar Blade di Indonesia! Kuota Terbatas
» Sony Berkolaborasi Dengan Cheerleader Cantik Korea Selatan Untuk Stellar Blade

What went wrong with Cyberpunk 2077? Interviews with more than 20 current and former CD Projekt staff paint a complex picture. Unchecked ambition, technical woes, unrealistic deadlines, and above all, one belief: "We made The Witcher 3 -- it'll work out." https://t.co/T56huHkQW8

— Jason Schreier (@jasonschreier) January 16, 2021

- Game diumumkan pada tahun 2012, namun pembuatan game baru dimulai ulang pada tahun 2016.

- Tim membuat game disaat bersamaan dengan tengah berjalannya peningkatan engine pembuat game tersebut.

- Beberapa karyawan top mengundurkan diri dari studio setelah tidak mendapatkan kesepakatan dengan Direktur Adam Badowski perihal jalan cerita dan gameplay dari Cyberpunk 2077.

- Para karyawan Cyberpunk 2077 secara konstan bekerja dalam situasi crunch. Menurut laporan salah satu karyawan, Adrian Jakubiak, beberapa karyawan harus ditinggalkan oleh keluarga mereka karena kesibukan kerja tersebut.

- Lebih dari 500 karyawan bekerja dalam penggarapan Cyberpunk 2077, yang menjadi masalah mereka terkadang tidak bisa bekerja dengan semestinya karena kendala bahasa antar karyawan.

- Skandal mengenai demo Cyberpunk di E3 2018, dikatakan hampir keseluruhan adalah palsu, hanya demi membuat para gamer terkesan.

- Saat pengumuman pada E3 bahwa Cyberpunk 2077 akan dirilis pada April 2020, banyak karyawan menganggap ini adalah lelucon, karena game tersebut dianggap baru bisa rilis pada tahun 2022. Sayangnya, pihak manajemen memaksakan hal tersebut untuk rilis sebelum konsol generasi baru muncul, meskipun pada akhirnya mereka sedikit berubah pikiran dan menunda perilisan walaupun dalam yang waktu singkat juga.

- Beberapa programmer telah memberikan peringatan bahwa Cyberpunk 2077 adalah game yang terlalu kompleks untuk dimainkan di konsol PS4 dan XBox One. Namun, faktanya mereka terlalu terlena dan berkaca dengan kesuksesan The Witcher 3 dan mengabaikan peringatan tersebut.

I’ve read your piece and tweets, thank you for the read. I have some thoughts. https://t.co/T3qACdrnwM pic.twitter.com/wuzy5lXoqQ

— Adam Badowski⚡️ (@AdamBadowski) January 16, 2021

Hal-hal yang diungkapkan Jason Schreier ini pun sebenarnya sempat dibantah oleh Direktur Adam Badowski, khususnya mengenai demo di E3 2018 yang dianggap palsu. Walaupun begitu CDPR tidak bisa kabur dari fakta bahwa Cyberpunk 2077 adalah sebuah kegagalan besar karena manajemen yang buruk.

Analis dari DFC kemudian memberikan saran untuk CDPR mengambil langkah untuk menjual studio mereka demi menyelamatkan perusahaan dan Cyberpunk 2077, mengingat bencana ambrolnya saham dari perusahaan juga pastinya membuat finansial akan terhambat.

Meski memang ada kesempatan kecil bagi CDPR untuk memperbaiki bug dan memenangkan kembali hati para gamer, mereka harus tahu bahwa faktanya saat ini game mereka tak lagi diharapkan. Dengan menjual studio, pastinya banyak publisher yang berani untuk mengakuisisi dan menyelamatkan muka serta mengembalikan reputasi CDPR, serta tentunya masalah yang dihadapi Cyberpunk 2077 akan dengan cepat bisa diperbaiki.

Sumber: Game World Observer