NEWS

Tekken 8 di Bom Review Negatif Sama Player Karena Dianggap Serakah!

Rahmat Handiko    |   Kamis, 10 Oct 2024


Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!

Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!

Ulasan negatif kembali melanda Tekken 8 di platform Steam setelah serangkaian pengeboman ulasan terbaru terkait tambahan konten DLC. Pemicu utama dari gelombang ulasan negatif ini adalah peluncuran stage baru yang dibarengi dengan karakter ikonik Heihachi, yang dijual secara terpisah seharga $4,99 atau kalau dalam rupiah jadi Rp 119.000. Hal ini memicu kekecewaan pemain, terutama bagi mereka yang sudah membeli tiket DLC sebelumnya, karena merasa harus mengeluarkan uang ekstra untuk konten tambahan.

Dampak dari kontroversi ini terlihat jelas pada bagian ulasan game, di mana ulasan terbaru dicap sebagai "Mostly Negative," sementara ulasan keseluruhan hanya mendapatkan penilaian "Mixed." Banyak pemain sebenarnya masih menikmati mekanisme permainan Tekken 8, namun praktik monetisasi yang dianggap berlebihan menjadi sumber utama keluhan mereka. Praktik ini dinilai semakin memburuk sejak game ini dirilis.

Jika ditinjau lebih lanjut, sebagian besar ulasan negatif tersebut menyoroti keputusan Bandai Namco untuk mematok harga $4,99 untuk stage baru, Kuil Genmaji. Hal ini dianggap mengecewakan, terutama karena game ini sudah memiliki battle pass dan DLC tahunan untuk karakter tambahan. Dengan adanya beban biaya tambahan untuk konten seperti stage baru, para pemain merasa semakin terbebani. Mereka berpendapat bahwa stage seperti ini seharusnya diberikan secara gratis atau setidaknya dimasukkan ke dalam paket DLC yang sudah ada.

Kuil Genmaji, yang dirilis pada 1 Oktober, langsung mendapat kritik tajam, bukan karena desain atau kualitasnya, melainkan karena kebijakan monetisasi yang dinilai tidak adil. Banyak yang berpendapat bahwa penambahan konten seperti ini tidak seharusnya memerlukan biaya tambahan, terutama dalam game yang sudah menggunakan model bisnis dengan DLC tahunan dan battle pass.

Baca ini juga :

» Apakah Calon Game Sukses? Marvel Rivals Raih Lebih Dari 400 Ribu Pemain Di Steam Saat Hari Perilisannya
» Polaris Quest, Anak Perusahaan Tencent Rilis Trailer Light of Motiram, Mirip Dengan Horizon Series!
» Steam Autumn Sale Sedang Berlangsung! Metaphor: ReFantazio dan Sonic x Shadow Generations Dapat Diskon Besar
» UniPin Siap Hadirkan Pengalaman Gaming Next Level di ICC
» Gelutnya Cukup Di Game Aja, Ini Dia Game Action Karya Anak Bangsa Yang Berjudul Acts of Blood

Kekecewaan komunitas pemain Tekken 8 sebenarnya bukan hal baru. Pada bulan April lalu, Bandai Namco juga mendapat sorotan tajam setelah mengumumkan battle pass yang disebut fight pass. Langkah ini dianggap tidak pantas oleh sebagian besar pemain karena game ini sudah dibanderol dengan harga $69,99 atau di Indonesia Rp 699.000, sementara battle pass biasanya hanya ditemukan dalam game gratis. Keputusan untuk menambahkan elemen monetisasi ini ke dalam game berbayar menimbulkan kontroversi besar dan menuai protes dari banyak penggemar setia.

Fakta bahwa game pertarungan sering kali menjadi ujung tombak dalam eksperimen monetisasi yang kontroversial menambah kerumitan masalah ini. Era di mana pemain bisa membuka karakter baru dengan bermain secara progresif seolah-olah telah berakhir. Kini, hampir semua waralaba game pertarungan utama, termasuk Tekken 8, beralih ke model layanan langsung, di mana karakter baru diperkenalkan melalui DLC berbayar.



Selain berita utama di atas, KotakGame juga punya video menarik yang bisa kamu tonton di bawah ini.

TAGS

Jika ingin mengirim artikel, kerjasama event dan memasang Iklan (adverstisement) bisa melalui email redaksi[at]kotakgame.com atau Hotline (021) 93027183
rekomendasi terbaru