Baru-baru ini terungkap bahwa Entertainment Software Rating Board atau ESRB, yang merupakan Dewan Penilaian Perangkat Lunak Hiburan di Amerika Serikat, bersama dengan Super Awesome (afiliasi Epic Games) dan Yoti, sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri dalam identitas digital, berkolaborasi untuk mengusulkan sebuah sistem inovatif. Sistem ini memungkinkan pengguna untuk melakukan pemindaian wajah menggunakan perangkat seluler mereka guna mendapatkan akses ke konten tertentu, terutama konten yang dianggap dewasa seperti game.
Kolaborasi tiga pihak ini bertujuan untuk memasang pemblokir yang bertujuan untuk mengendalikan akses anak muda terhadap game dewasa. Mereka ingin mencegah anak-anak dapat mengakses game tersebut dengan bebas atau bahkan memainkannya tanpa persetujuan orang tua. Untuk memastikan hal ini tercapai, mereka mengusulkan sistem di mana orang tua harus mengambil foto diri anak mereka terlebih dahulu untuk memberikan izin.
Rencana ini terungkap melalui surat yang dikirim oleh ESRB kepada Federal Trade Commission (FTC). Surat tersebut merinci permohonan mereka untuk menyetujui 'Metode Persetujuan Orang Tua yang Dapat Diverifikasi'. Dokumen yang diajukan mencakup 38 halaman yang membahas secara rinci spesifikasi teknis dari keseluruhan proses, serta menjelaskan beberapa detail penting.
Baca ini juga :
» Setelah Bertahun-tahun, Akhirnya Developer Hollow Knight: Silksong Beri Kabar Tentang Gamenya
» Siswa SMA Berhasil Porting Game Doom ke Dalam Format PDF dan Bisa Dimainkan
» Zayn Malik Rayakan Ulang Tahun ke-32 dengan Kue Bertema Zombie "The Last of Us"
» Ubisoft Kembali Tunda Perilisan Assassin's Creed Shadows ke 20 Maret 2025
» Belum Dirilis, Game Monster Hunter Wilds Sudah Masuk Dalam Game Terlaris di Steam!
Salah satu poin penting yang dibahas dalam dokumen tersebut adalah bahwa semua gambar yang diambil akan dihapus secara instan dan permanen, dan tidak akan disimpan di backend Yoti, perusahaan yang terlibat dalam kolaborasi ini. Ini bertujuan untuk menjamin privasi pengguna terjaga dengan baik. Selain itu, tampaknya tidak ada risiko privasi yang timbul karena gambar-gambar tersebut diubah menjadi serangkaian angka oleh algoritma, yang kemudian diidentifikasi oleh mesin pengenal wajah untuk menentukan apakah pengguna akan disetujui atau tidak.
Saat ini, FTC sedang mencari umpan balik dari publik terkait proposal ini. Mereka ingin mengetahui apakah proposal tersebut layak untuk dipertimbangkan lebih lanjut. Tahap konsultasi ini akan berlangsung hingga tanggal 21 Agustus. Inisiatif ini menandai langkah baru dalam upaya ESRB untuk meningkatkan kontrol orang tua terhadap konten yang diakses oleh anak-anak mereka dalam era digital yang semakin maju.
Selain berita utama di atas, KotakGame juga punya video menarik yang bisa kamu tonton di bawah ini.
Recommended by Kotakgame
Srikandi Dunia Esports Indonesia! Inilah Dere...