NEWS

Dilema Dualisme AI: Potensi Disalahgunakan Sama Besar dengan Manfaatnya!

Aeprukmana   |   Kamis, 16 May 2024


Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!

Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!

Perusahaan keamanan siber kini mulai mengandalkan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan deteksi malware dan kebocoran data. Namun, di sisi lain, para hacker juga menggunakan AI untuk mengembangkan metode serangan baru. Menurut Adithya Nugraputra, Head of Consulting Ensign InfoSecurity Indonesia, AI menjadi salah satu dari enam tren ancaman siber utama di tahun 2023 karena teknologi ini memudahkan pekerjaan para penyerang.

Adithya menjelaskan bahwa para penyerang menggunakan AI terutama untuk tahap pengintaian atau reconnaissance. Dalam proses hacking, biasanya langkah pertama adalah mencari tahu target, perusahaan, dan sistem yang digunakan. AI memungkinkan penyerang untuk mengumpulkan data dalam jumlah besar dan melakukan pengintaian secara otomatis dan mudah. Selain itu, AI juga digunakan untuk membuat serangan phishing menjadi lebih meyakinkan dan spesifik dengan mempelajari bahasa dan cara penulisan di suatu organisasi atau bisnis.

Baca ini juga :


» AMD Ryzen™ Al 300 Series & AMD Ryzen™ Al Max Series, Performa Terbaik dengan AI
» Microsoft Gelontorkan Rp 27 Triliun, Indonesia Siap Jadi Poros AI Asia Tenggara
» Nvidia Bocorkan Performa Grafis Nintendo Switch 2, Lebih Kencang dengan Ray Tracing dan DLSS
» Hati-Hati Tren Edit Foto Jadi Animasi AI, Data Pribadi Bisa Bocor!
» Tencent Luncurkan AI Hunyuan T1, Lebih Cepat dan Akurat dari DeepSeek

Selain itu, AI juga dipakai untuk mengembangkan senjata siber baru yang disebut polimorfisme, di mana kode dalam malware terus berubah-ubah sehingga sulit dilacak oleh penyedia layanan siber. Perusahaan yang mulai menggunakan AI juga menjadi target serangan siber, dengan penyerang mencari kelemahan dalam sistem AI mereka untuk memanipulasi hasilnya. Deepfake juga menjadi ancaman siber utama di tahun 2023, terutama menjelang pemilu, karena digunakan untuk menyebarkan misinformasi dan disinformasi guna mempengaruhi opini publik. Pemerintah perlu lebih aktif dalam memonitor dan mengedukasi publik mengenai bahaya misinformasi dan disinformasi ini.

Selain berita utama di atas, KotakGame juga punya video menarik yang bisa kamu tonton di bawah ini.

TAGS

Jika ingin mengirim artikel, kerjasama event dan memasang Iklan (adverstisement) bisa melalui email redaksi[at]kotakgame.com atau Hotline (021) 93027183
rekomendasi terbaru