Dalam dunia anime, nama Megumi Ishitani kini semakin dikenal luas, terutama di kalangan penggemar One Piece. Ishitani adalah seorang sutradara berbakat yang telah menciptakan beberapa episode ikonik dalam serial ini, termasuk episode 1015 yang dianggap sebagai salah satu episode terbaik sepanjang sejarah One Piece. Namun, baru-baru ini, dia mengungkapkan ketidaksenangannya terhadap tren AI yang mereplikasi gaya seni Studio Ghibli di media sosial.
Belakangan ini, tren penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk menghasilkan gambar dengan gaya seni ala Studio Ghibli semakin populer di media sosial. Studio Ghibli sendiri merupakan studio film legendaris dari Jepang yang telah menghasilkan berbagai film ikonik seperti Spirited Away dan Princess Mononoke. Gaya seni khas Ghibli yang penuh detail dan kehangatan telah menjadi daya tarik utama bagi para penggemarnya.
ジブリを汚しやがって…許さん……
— 䂖谷牛乳 (@ishigyunyu) April 1, 2025
Namun, banyak seniman dan kreator yang merasa tidak nyaman dengan tren AI ini. Pasalnya, teknologi AI sering kali menggunakan karya seni yang sudah ada tanpa izin dari pemiliknya. Hal ini tentu memicu perdebatan etika dalam dunia seni digital.
Megumi Ishitani baru-baru ini menyuarakan pendapatnya mengenai tren ini melalui akun Twitter-nya. Ia me-retweet unggahan yang mengkritik penggunaan AI dalam meniru gaya seni Studio Ghibli dan menambahkan komentar sendiri yang mengindikasikan ketidaksetujuannya terhadap fenomena tersebut.
Baca ini juga :
» Universal dan Disney Menggugat Midjourney Karena Plagiarisme Secara Terus Menerus
» Perusahaan AI bangkrut karena ketauan memakai 700 orang india, bukan AI
» Masih Banyak Pemuda Indonesia yang Menjadi Penipu AI Di Myanmar
» AI Hidupkan Suara Korban yang Sudah Meninggal: Era Baru di Ruang Sidang?
» ASUS Perluas Komitmen Terhadap AI di COMPUTEX 2025 Lewat Ekosistem Menyeluruh
« This is an insult to life itself »
— Catsuka (@catsuka) February 20, 2024
- Hayao Miyazaki https://t.co/rGf7UlULno
Sikap Ishitani terhadap AI sebenarnya tidak mengherankan. Sebagai seorang sutradara yang mendedikasikan waktu, tenaga, dan kreativitasnya untuk menghasilkan animasi berkualitas tinggi, ia memahami betul betapa berharganya usaha manusia dalam menciptakan karya seni. Penggunaan AI untuk mereplikasi gaya seni tanpa izin atau penghargaan terhadap penciptanya tentu menjadi isu sensitif bagi para seniman.
Selain aspek teknis, ada juga masalah etika yang menjadi perhatian utama. AI bekerja dengan mengolah dan mempelajari gambar-gambar yang sudah ada, termasuk karya seni Studio Ghibli yang dibuat dengan dedikasi tinggi oleh para animator. Namun, teknologi ini sering kali tidak mempertimbangkan hak cipta dan izin penggunaan dari pemilik aslinya. Hal ini membuat banyak seniman merasa karyanya dieksploitasi tanpa penghargaan yang layak.
Hayao Miyazaki, pendiri dan kreator utama di Studio Ghibli, juga pernah menyatakan ketidaksukaannya terhadap penggunaan AI dalam dunia seni. Dalam sebuah wawancara, ia menyebut AI sebagai sesuatu yang tidak memiliki jiwa dan menegaskan bahwa seni sejati berasal dari perasaan dan pengalaman manusia.
Selain berita utama di atas, KotakGame juga punya video menarik yang bisa kamu tonton di bawah ini.
Recommended by Kotakgame