Berdasarkan laporan "Cybersecurity Readiness Index 2025" yang dirilis oleh Cisco, hanya 11 persen perusahaan di Indonesia yang dinilai siap menghadapi ancaman siber, termasuk yang melibatkan teknologi kecerdasan buatan (AI). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas perusahaan di Indonesia belum memiliki sistem ketahanan yang memadai untuk menangkal berbagai serangan siber modern.
Director Cybersecurity Cisco ASEAN, Koo Juan Huat, mengungkapkan bahwa salah satu faktor utama rendahnya kesiapan ini adalah penerapan dan perkembangan teknologi AI, terutama AI generatif (Gen AI) yang semakin masif dan kompleks. Sebanyak 91 persen responden di Indonesia mengaku bahwa perusahaan mereka mengalami insiden keamanan siber yang melibatkan AI dalam setahun terakhir. Hal ini diperparah dengan pandangan mayoritas perusahaan (73 persen responden) yang yakin bahwa sistem keamanan mereka mampu menangkal ancaman siber modern, meskipun hanya 5 persen yang menyadari bahwa ancaman AI adalah aspek yang sulit dilindungi atau ditangani.
Managing Director Cisco Indonesia, Marina Kacaribu, menambahkan bahwa faktor lain yang mempengaruhi kurangnya kesiapan perusahaan di Indonesia adalah maraknya akses perangkat perusahaan ke jaringan yang tidak aman dan kurangnya talenta di bidang keamanan siber. Sekitar 92 persen responden mengaku kesulitan memantau jaringan yang terhubung ke perangkat perusahaan, sementara 95 persen menyatakan bahwa kekurangan talenta di bidang keamanan siber masih menjadi tantangan utama.
Baca ini juga :
» Akun Ganda Disebut Sumber Kekacauan Medsos, DPR Minta Pelarangan Second Account
» Trump Resmi Turunkan Tarif Impor Indonesia Jadi 19%, Harga Console Game dan HP Jadi Makin Murah?
» Selain PPN 11%, Produk Digital akan Ditambahkan BEA Masuk.
» DPR: Telkomsel Kejam! Telkomsel Suka Mengambil Sisa Kuota Pelanggannya
» Lebih Dari Setengah Juta Penerima Bansos Ternyata Aktif Dalam Permainan Judi Online!
Untuk meningkatkan kesiapan terhadap ancaman siber modern, Cisco merekomendasikan lima langkah strategis yang dapat diterapkan oleh perusahaan di Indonesia:
Menerapkan Prinsip Zero Trust
Mengadopsi pendekatan keamanan yang tidak secara otomatis mempercayai apa pun di dalam atau di luar perimeter jaringan dan selalu memverifikasi setiap permintaan akses.
Meningkatkan Visibilitas Jaringan
Memastikan bahwa semua perangkat dan aktivitas dalam jaringan dapat dipantau secara real-time untuk mendeteksi dan merespons ancaman dengan cepat.
Mengintegrasikan Solusi Keamanan
Menggunakan solusi keamanan yang terintegrasi dan saling terhubung untuk mengurangi kompleksitas dan meningkatkan efisiensi dalam menangani insiden.
Meningkatkan Kesadaran dan Pelatihan Keamanan Siber
Memberikan pelatihan rutin kepada karyawan tentang praktik keamanan siber dan meningkatkan kesadaran akan potensi ancaman.
Mengembangkan dan Menarik Talenta Keamanan Siber
Berinvestasi dalam pengembangan sumber daya manusia di bidang keamanan siber untuk memastikan ketersediaan tenaga ahli yang kompeten.
Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, perusahaan di Indonesia dapat meningkatkan ketahanan mereka terhadap ancaman siber yang semakin kompleks, terutama yang melibatkan teknologi AI
Selain berita utama di atas, KotakGame juga punya video menarik yang bisa kamu tonton di bawah ini.
Recommended by Kotakgame