NEWS

Bukan Bule, Hacker Bjorka Ditangkap Polisi, Ternyata dari Sulawesi!

Muhammad Ferdiansyah   |   Jumat, 03 Oct 2025


Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!

Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!

Sosok misterius di balik akun hacker Bjorka, yang sempat menghebohkan media sosial Indonesia pada 2020 dengan aksi pembobolan data jutaan penduduk, kini terungkap identitasnya. Pria berinisial WFT, berusia 22 tahun asal Minahasa, Sulawesi Utara, ditangkap oleh Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya.

Awalnya, banyak pihak yang mempertanyakan siapa sosok sebenarnya di balik akun Bjorka. Beberapa orang mengira sosok sang hacker adalah orang asing. Tak lama kemudian, banyak orang-orang yang dituduh merupakan sosok di balik Bjorka.

Pria Asal Sulawesi Utara Terduga Bjorka

Menurut keterangan Kasubdit IV Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya AKBP Herman Edco Wijaya Simbolon, pelaku yang berinisial WFT adalah pria berusia 22 tahun asal Sulawesi Utara. Dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak kepolisian, tersangka mengaku aktif menggunakan sejumlah akun sejak 2020, antara lain Bjorka, Skywave, ShintHunter, dan Opossite6890 untuk berkomunikasi serta menawarkan data.

WFT ditangkap oleh Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya pada akhir September. Penangkapan dilakukan di kediamannya di Kecamatan Kakas Barat, Minahasa, setelah pihak kepolisian menerima laporan dari sebuah bank swasta mengenai unggahan yang menyatakan adanya pembobolan data nasabah.

Penangkapan WFT berawal dari laporan sebuah bank swasta pada Februari 2025. WFT mengaku membobol data sekitar 4,9 juta nasabah sebagai upaya pemerasan kepada pihak bank. Ia berencana memperjualbelikannya di forum dark web jika pihak bank tidak menebus ancamannya.

Pelaku juga mencoba memeras pihak bank melalui akun Twitter/X @bjorkanesiaaa, dengan mengunggah detail akun pelanggan sebagai bukti. Bank menolak dan melaporkan ke polisi, memicu investigasi enam bulan yang rumit karena pelaku menggunakan multiple akun di berbagai platform, termasuk X, Instagram, TikTok, dan Facebook. Pada 23 September 2025, tim polisi membekuk WFT di rumahnya di Minahasa setelah melacak aktivitasnya.

Belajar Hacking Otodidak

Herman menyatakan sosok yang "kemungkinan" adalah orang di balik akun Bjorka merupakan seorang hacker otodidak. Berdasarkan pemeriksaan data pribadi, WFT merupakan seorang pemuda yang tidak lulus SMK dan tidak bekerja. Menurut Herman, WFT pelan-pelan mulai mempelajari bagaimana mencari uang di dunia dark web.

“Ya, sehari-hari dia tidak ada pekerjaan, jadi memang setiap hari hanya di depan komputer. Dia sudah lama sekali dari 2020, dia sudah mulai mengenal dan mempelajari komunitas dark web, dark forum,” ungkap Herman, mengutip dari Kompas.com.

Baca ini juga :

» Bjorka Kembali Berulah, Kini Buka Data Personel Polri!
» Mengaku Masih Bebas dan Bobol Situs Badan Gizi Nasional, Bjorka Buka Suara?
» Viral Damkar Bantu Turis Thailand Cari iPhone-nya yang Hilang, Netizen: Polisi Kemana?
» Situs Resmi PeduliLindungi Diretas, Pengguna Dialihkan ke Situs Judi Online
» Heboh Bank BRI Diserang Hacker dan Minta Tebusan 295,6 Miliar, BRI Klaim Data Nasabah Aman

WFT juga merupakan yatim piatu, dan berencana menggunakan uang hasil aksinya untuk menghidupi keluarganya. Hal ini dipertegas oleh Wakil Direktur Reserse Siber Polda Metro Jaya AKBP Fian Yunus. Fian menyatakan bahwa berdasarkan hasil tracing oleh pihaknya, uang yang WFT hasilkan dari aksinya digunakan untuk kebutuhan pribadi.

“Karena kan ternyata dia anak yatim piatu. Dia menghidupi semua keluarga. Dia anak tunggal, tapi dia menghidupi keluarga keluarga,” ujar Fian.

Polisi Belum Pastikan Sosok di Balik Bjorka

Meskipun WFT telah terkonfirmasi menggunakan inisial Bjorka untuk melakukan aksinya, pihak kepolisian belum mengonfirmasi dengan pasti apakah WFT merupakan satu-satunya sosok di balik Bjorka, atau masih ada pelaku-pelaku lainnya yang menggunakan inisial sama ataupun berbeda.

“Mungkin, jawabannya saya bisa jawab, mungkin. Apakah Bjorka 2020? Mungkin. Apakah dia Opposite 6890 yang dicari-cari? Mungkin,” kata Fian.

Fian menjelaskan bahwa di dunia siber “siapa pun bisa menjadi siapa pun”. Oleh karena itu, polisi masih mendalami keterkaitan WFT dengan akun-akun sejenis.

“Kami perlu pendalaman lebih dalam lagi terkait dengan bukti-bukti yang kami temukan, baik itu data-datanya, jejak digitalnya, sehingga itu bisa kita formulasikan. Saya belum bisa menjawab 90 persen, tetapi kalau Anda tanya sekarang, saya bisa jawab, mungkin,” lanjut Fian.

Aksi Bjorka pertama kali mencuat pada 2020, ketika ia mengklaim membobol basis data pemerintah dan lembaga swasta, termasuk data pribadi tokoh politik besar seperti Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate serta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.



Selain berita utama di atas, KotakGame juga punya video menarik yang bisa kamu tonton di bawah ini.

TAGS

Jika ingin mengirim artikel, kerjasama event dan memasang Iklan (adverstisement) bisa melalui email redaksi[at]kotakgame.com atau Hotline (021) 93027183
rekomendasi terbaru