Kontroversi yang menyelimuti microtransactions dan bentuk terbarunya, loot boxes terus berjalan tanpa henti. Produser Eksekutif dari Ghost Games, Marcus Nilsson, angkat bicara mengapa microtransaction dan seluruh variasinya, menjadi lebih gencar bermunculan di banyak game triple-A. Dalam sebuah wawancara bersama
Glixel, ia mengatakan:
“Sudah jelas kalau harga (video game) belum mengalami kenaikan. Saya juga mengerti, dibutuhkan modal yang jauh lebih besar untuk membuat video game. Dunia video game kini telah berubah. Kami melihat, tidak banyak lagi orang berlama – lama memainkan game. Pertanyaannya saat ini adalah, bagaimana kami dapat memberikan game yang dapat berinteraksi dengan pemainnya dalam kurun waktu yang lama?”
Baca ini juga :
» CD Projekt Red Menegaskan Bahwa Cyberpunk 2077 Akan Seperti The Witcher 3
» Penuh dengan Kontroversi Lootbox, Shadow of War Miliki 1.5 Juta Pemain Aktif!
» ESRB Menilai Loot – Box Bukan Perjudian
“Sulit bagi kami untuk menentukan keputusan yang akan disambut baik oleh semua orang. Kami membuat game dan menjualnya dengan harga 60 dollar, sementara sejumlah orang berpendapat kalau game tersebut hanya sepadan bila harganya 40 dollar saja. Nilai atau pengalaman seperti apa yang ditawarkan dalam video game tersebut? Apakah game seperti GTA V dan GTA Online memiliki interaksi yang berkelanjutan dengan pemainnya, atau game seperti The Last of Us yang memiliki interaksi yang cenderung pendek. Bagaimana kami menilainya?”
Alasan tersebut sejatinya cukup masuk akal, bila pengembangan video game saat ini membutuhkan dana yang lebih besar, dan harga jual video game yang dirilis tidak mengalami peningkatan, maka pihak pengembang tentunya membutuhkan metode lainnya untuk mencari keuntungan.
Ghost Games adalah studio yang mengembangkan Need for Speed Payback yang rilis pada tanggal 10 November, yang akan mengikutsertakan microtransactions.
[KotakGame]