NEWS

Pro Mengklaim Bahwa Penulis Light Novel Tak Tahu Cara Menulis?

Culdesacc   |   Selasa, 20 Feb 2018


Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!

Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!

Sejak beberapa tahun lalu, boom Light Novel di Jepang semakin besar dan berkembang dengan sangat pesat. Berkat hal ini pula, banyak Light Novel di Jepang yang diadaptasi menjadi anime, salah satu contohnya adalah serial Sword Art Online, Re:Zero, dan beberapa Light Novel lainnya. Namun, rupanya bukan berarti bahwa sang penulis bisa menulis sebuah novel karena para penulis veteran mengklaim bahwa sebenarnya para penulis Light Novel tak tahu cara menulis.

Baca ini juga :

» Pertama Kalinya! eFootball™ Jalin Kolaborasi dengan Anime
» Guest Star AFAID 2024 Diumumkan! Cosplayer Hakken dan Penyanyi NANO Kembali Tampil di Indonesia
» Jadwal dan Venue Tokyo Game Show 2024 Diumumkan! Angkat Tema "Trailblaze the World with Gaming"
» Sang Ninja Hadir di Dunia Nyata! Film Live Action Naruto Resmi Digarap oleh Sutradara Film Shang-Chi!
» [RUMOR] Fortnite Kabarnya Akan Berkolaborasi dengan Animanga Populer, One Piece!

Lewat sebuah website bernama 'Shousetsuka ni narou!' (Ayo menjadi Penulis!) biasanya para editor mencari talenta yang terpendam dan akhirnya menawarkan penulis-penulis amatir tersebut sebuah penawaran untuk menerbitkan novel mereka ke khalayak luas. Namun, seorang editor dalam sebuah penerbitan menceritakan pada majalah online Nikkan Cyzo mengenai hal tersebut.

Dengan menarik penulis-penulis yang sudah memiliki fanbase dalam situs tersebut, tentunya sistem tersebut menjadi sebuah jalan pintas menuju kesuksesan. Namun, rupanya cara tersebut malah menjadi pedang bermata dua karena para penulis amatir tersebut tidak memiliki pengetahuan yang mumpuni untuk menulis sebuah cerita, bahkan terkadang editornya harus membereskan 200 halaman cerita agar dapat lebih dimengerti.

Hal ini sebenarnya dianggap wajar karena konsep 'ghostwriter' atau penulis bayangan sudah ada sejak lama. Namun, statement tersebut jelas membuktikan bahwa beberapa penulis light novel di Jepang memang memiliki kemampuan yang belum sepadan untuk menulis sebuah novel sehingga membutuhkan campur tangan editor langsung untuk merubah tulisannya.

(KotakGame)

TAGS

Jika ingin mengirim artikel, kerjasama event dan memasang Iklan (adverstisement) bisa melalui email redaksi[at]kotakgame.com atau Hotline (021) 93027183
rekomendasi terbaru