NEWS

[Kisah Vainglory] SAW: The Leviathan

ClockWorange   |   Kamis, 08 Mar 2018


Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!

Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!
Sebelum itu muncul, tanah terus bergetar selama beberapa jam, membuat retakan di dinding dan jalan di kota, dan dari retakan ini tercium bau yang busuk. Getaran tanah itu berlangsung pada saat matahari terbenam.

Seorang tentara berdiri di sebuah gang dalam kota, hanya beberapa jam sebelum pengunduran dirinya, satu tangan di dinding, sambil membuang nafas lega. Dia memasukkan apa saja yang dia miliki ke dalam ranselnya, termasuk bayarannya yang tidak seberapa. Jika tanah terbuka dan ranselnya jatuh ke dalamnya dia tidak akan merasa kehilangan, dan begitu juga dengan orang lain. Peletonnya jauh di selatan, bertempur tanpanya, dan tengah malam ini dia akan menjadi warga sipil untuk pertama kalinya. Lampirannya telah diisi dan diserahkan, senjata dan armor-nya juga. Saat malam, monster laut muncul dengan tubuh yang menyeramkan, seluruh tentara melarikan diri.

Dia di pelabuhan untuk naik kapal pulang meskipun dia tidak memiliki tujuan untuk pulang, tapi gempa mengakibatkan gelombang besar yang menerpa kapal-kapal di pelabuhan. Orang-orang menjerit, rumah mereka roboh, kobaran api muncul, orang yang mereka cintai jatuh kedalam retakan besar di tanah. Itu bukan urusannya. Jika dia berhasil keluar dari sana, itu akan menjadi pertama kalinya dia keluar dari kota yang terbakar tanpa dia ikut terbakar.

Baca ini juga :

» Vainglory: Legion Of One Akan Hadir Untuk Kamu Yang Sudah Kangen Dengan Vainglory
» Update Terbaru Vainglory! Cross-Platform, Pemain PC dan Smartphone Akan Ketemu Dalam Satu Game
» Super Evil Megacorp akan Menghadirkan Vainglory Versi Windows dan Mac Awal Tahun 2019
» Tak Ingin Tertinggal, Secara Resmi Vainglory akan Hadir di Platfom PC!
» Hero Baru Vainglory, Anka si Assassin Lincah dengan Dagger Mematikannya!

Ketika dinding bergetar di tangannya dan ambruk, dia menghela napas. Suara retakan dari dalam bangunan yang begitu keras, kemudian atap runtuh. Mengarah ke pelabuhan, kobaran api yang sangat besar. Kelihatannya keluar dari kota ini akan membutuhkan sedikit usaha. Meninggalkan ransel dan berjalan menuju kobaran api. Dia tidak memiliki tempat dimanapun untuk pergi.

Orang-orang panik, saling terinjak satu sama lain untuk keluar dari pantai. Dia menghindari para warga sipil, lalu dia menerobos melewati penjaga yang telah meninggalkan posnya. Semakin dekat dengan api, semakin dia harus memanjat melewati reruntuhan dan orang-orang yang terluka. Asap menyumbat pernapasannya dan matanya. Dia bernapas lebih mudah setelah mengambil sebuah topeng masker dari seseorang yang tidak beruntung dan telah mati.

Ketika seekor ikan paus terbang melewati dinding benturan membuat ikan itu berdarah, dia tahu ini bukanlah akibat gempa bumi. Gempa bumi tidak melemparkan ikan paus.

Dia memanjat setinggi mungkin di atas reruntuhan dan melihat-lihat. Apapun yang tersisa di daratan sudah terbakar. Pelabuhan telah terbelah dua dan laut menumpahkan air dicelah itu. Air terhisap ke dalam tempat dimana retakan di laut itu terjadi, dan dari retakan itu muncul … lengan? tentakel? Penglihatan terbatas karena asap. Tubuhnya melilit meriam-meriam dari kapal yang ada di sana, mencongkelnya dan melemparkannya ke kota.

Melihat ke bawah, dia melihat sesuatu dari air yang terhisap itu, banyak tentakel, dan kepala dari sesuatu yang sangat besar dan marah.

Langit malam dipenuhi dengan asap dari atas. Armada pesawat terbang rendah, menjatuhkan apa saja yang mereka miliki ke monster itu. Bomb meledak pada wajah makhluk itu, dan tenggelam di bawah laut, meraung dengan suara yang menyeramkan. Makhluk itu segera muncul kembali ke permukaan dengan dendam. Tentakel mengarah ke langit, melilit stabiliser pesawat dan menjatuhkannya. Jatuh seperti ikan paus sebelumnya, dengan bagian depan terlebih dulu dan terbakar.

Pesawat yang tersisa segera pergi dari pelabuhan itu, tentara yang terbakar mencoba memadamkan api dari seragam mereka, tubuh penuh luka. Tentara yang mengenakan topeng tersandung dan jatuh ke tepi pelabuhan. Dia segera menuju ke senjata otomatis yang terpasang di geladak pesawat. Hanya tersisa satu yang tidak hancur atau terbakar. Dia melepas senjata itu dari geladak, mengangkutnya di bahunya dan melangkah menuju ujung pesawat.

Disana, dia berhadapan langsung dengan monster itu. Mata yang paling besar sebesar tinggi dari tentara itu. Mulutnya terbuka, ikan menggelepar di lidahnya yang tertutup rumput laut.

Tentara itu tidak pernah melihat makhluk seperti ini sebelumnya, tapi bahaya tetaplah bahaya dan setiap bahaya dibutuhkan pertarungan atau melarikan diri. Dengan pesawat yang terbakal di bawahnya, tidak ada cara untuk melarikan diri.

Dia mengarahkan senjatanya pada kerongkongan dari leviathan dan menembaknya. Karena senjata itu terisi dengan peluru yang meledak, bahunya sedikit tersentak. Monster itu menggeliat-geliat, mendengus, mundur di bawah air, lalu meledak dengan raungan. Tidak ada yang harus dilakukan kecuali tembak … dan tembak … dan tembak tembak tembak sampai semua peluru tersimpan di perut monster itu.

Kobaran api dari pesawat itu mengenai sepatunya saat peluru meledak di tenggorokan monster itu. Ledakan terjadi dibawah air menyatu dengan suara dari baling-baling dan kayu yang retak di bawah kobaran api. Monster itu berputar-putar, mendengus, mundur dan menggeleparkan tentakelnya ke air, mencipratkan air laut.

Jadi momen hidup terakhirnya akan seperti ini. Bukan sebuah cara yang buruk, semua sudah dipertimbangkan. Memegang senjata besar. Mungkin asap akan membuat dia terbunuh sebelum rasa sakit menjadi semakin buruk.

Itulah saat dimana dia melihat tali datang dari kabut asap di atasnya, menggantung dari salah satu pesawat di atas.

Dia tertawa. Jadi dunia belum selesai dengannya. SAW menyandarkan senjata barunya di bahunya, memegang tali dengan tangan satunya dan pesawat itu menariknya ke atas sementara bagian bawah sepatunya terbakar dan monster menghilang, tenggelam ke dalam laut.

(KotakGame)

TAGS

Jika ingin mengirim artikel, kerjasama event dan memasang Iklan (adverstisement) bisa melalui email redaksi[at]kotakgame.com atau Hotline (021) 93027183
rekomendasi terbaru