Kisah ini merupakan kisah lanjutan dari Rona dan Fortress bagi kalian yang belum sempat membacanya bisa klik
DI SINI.
Seekor serigala yang mengerikan berputar-putar pada lingkaran keempat dari kuil, dengan lidah menjulur di salah satu sisi bibirnya, dengan hembusan napas dan teror di kedua matanya, bulu tebalnya lengket dengan darah yang kering. Kaki belakangnya berada di lumpur yang kemerah-merahan.
Dia berlari menuju tempat di mana lumpur bertemu dengan es, menuju ke kaki sang pemimpin, matanya menatap ke bawah, tidak yakin apakah dia lebih ketakutan pada apa yang dia jauhi atau dia datangi. Tanah berguncang, es retak membuat garis panjang. Bulu panjang sang pemimpin di punggungnya berdiri, telingannya bergerak-gerak pada suara lolongan dari anak buahnya, suara tangisan penuh kesakitan. Dia bisa menyebutkan satu persatu dari suara itu: putra, putri, pasangan, kawan.
Baca ini juga :
» Strategi Komdigi, PPATK dan Operator Seluler, Kirim SMS ke Pemain Jud0l Buat Kasih Peringatan Bahaya
» EA SPORTS FC Pro Festival akan diselenggarakan di Gwangmyeong, Korea Selatan 21—22 Desember!
» Preview SWORD ART ONLINE Fractured Daydream - Rusuh tapi Fun, Party 20 Orang Raid 1 Boss!
» Akhirnya Rockstar Perbaharui Sistem Anti-cheat GTA V Pakai BattleEye!
» Ada Indikasi Dukungan Transaksi Jud0l, 42 Platform Pembayaran Terancam Diblokir Kominfo
Setelah gempa pertama, sang pemimpin telah memeriksa lingkaran bagian dalam dari kuil kuno, cakarnya menyentuh es, napasnya berembun. Bau asing tercium oleh hidungnya. Guncangan semakin besar, bau itu semakin jelas dan anak buahnya dipanggil dengan raungannya. Dalam beberapa jam, es di dalam lingkaran pertama meleleh menjadi genangan air. Lingkaran kedua dan ketiga, es dan batu bata sekarang menjadi lumpur. Bau yang terus tercium, dan guncangan yang terus-menerus membuat serigala-serigala melolong.
Kemudian, tumbuhan merambat muncul.
Itu adalah sesuatu yang belum pernah terlihat sebelumnya. Mereka keluar dari lumpur, menjalar ke berbagai arah. Mereka melilit tiang-tiang yang ada, meremukkannya menjadi kerikil. Serigala-serigala mencabik-cabik mereka, tapi dalam sekejap cabang tumbuh. Sumurnya sendiri, sebelumnya dihiasi dengan ukiran dan pahatan yang indah, menjadi rusak dan hanya menyisakan lubang hitan di tanah. Ruangan suci bagian dalam menjadi reruntuhan.
Telur-telur yang beku selama berabad-abad keluar dari lumpur dan pecah, mengeluarkan reptil bertaring panjang. Serigala-serigala pergi bertempur, melompat dengan cepat dan memburu mangsa mereka, sampai darah mereka bercucuran di lumpur. Tapi makhluk-makhluk itu tidak bisa dikendalikan dan reptil yang selamat tumbuh menjadi lebih besar daripada seriga-serigala itu. Semua yang lahir di lumpur yang subur sangat haus darah dan lebih berbahaya dari apapun yang pernah mereka buru sebelumnya. Lumpur itu sendiri adalah musuh, memaksa mereka semakin jauh dari sumur.
Mereka mungkin sudah melawan balik jika bukan karena kumpulan nyamuk pengisap darah dan lebah yang beracun. Semut merah menggali ke dalam bulu dan menggigit perut mereka.
Menjaga Sumur Halcyon telah menjadi pekerjaan sang pemimpin sejak kuil dibangun, dari material yang tidak bisa ditemukan disekitar tempat itu, oleh orang-orang yang yang bahkan garis keturunannya tidak diketahui. Tidak pernah terpikirkan untuk meninggalkannya. Tapi tanpa anak buahnya, sang pemimpin tidak bisa memimpin apapun.
"Keluarkan yang lainnya," dia membentak pada serigala yang terluka, yang langsung lari tanpa protes. Sang pemimpin memandang pada bulan.
"Kawan lama," dia mengaum, "Aku membutuhkanmu."
Lalu, Fortress melolong dengan kencang yang terdengar sampai kejauhan.
Akan berlanjut....
(KotakGame)