Dengan keberhasilan Fortnite baru-baru ini, perdebatan tentang apakah bermain video game bermanfaat atau berbahaya semakin muncul ke prmukaan. Sementara banyak perdebatan telah difokuskan pada bagaimana game dapat menuai perilaku agresif, sebuah studi baru mengungkapkan bahwa game sebenarnya menguntungkan. Studi ini menunjukkan bahwa game sebenarnya meningkatkan jumlah materi abu-abu/grey matter di otak, yang berarti bahwa game dapat menyebabkan proses berpikir yang lebih cepat dan kecerdasan yang lebih tinggi.
Penelitian yang diterbitkan oleh Nature ini dilakukan pada dua kelompok gamer yakni gamer 'pro' dan gamer 'amatir'. Para pro adalah semua peserta kejuaraan regional dan nasional baik untuk League of Legends atau Dota 2, sedangkan amatir adalah orang-orang yang tidak banyak bermain atau tampil baik saat bermain sebuah game. Kedua kelompok terdiri dari hampir 30 peserta.
Tim peneliti fokus pada satu bagian spesifik otak, korteks insular. Sebagian besar proses linguistik seseorang diyakini terjadi di korteks insular, serta proses lain termasuk rasa, bau, kasih sayang, empati, dan pengalaman interpersonal. Gambar-gambar yang diambil dari korteks insular mengungkapkan bahwa pemain profesional telah meningkatkan konektivitas dan materi abu-abu di subregional insular. Materi abu-abu pada dasarnya mengendalikan semua fungsi otak, sehingga peningkatan materi abu-abu dan konektivitas menunjukkan bahwa pemain profesional memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dan proses berpikir yang lebih cepat.
Baca ini juga :
» Setelah 16 Tahun Sejak Versi Pertama, Geeks3D Dikabarkan Akan Merilis FurMark 2 Bulan Ini!
» Mie Buat si Paling Gamer! Nissin Kenalkan Cup Noodle Varian Baru Khusus Untuk Para Gamer!
» MSI Tidak Terdaftar Sebagai Partner Peluncuran Kartu Grafis AMD Radeon RX 7800/7700 XT
» ASUS Perkenalkan Motherboard ROG dan TUF Gaming Z790 di Gelaran Gamescom 2023
» GPU AMD Navi 31 Yang Lebih Kecil Dari RX 7900 GRE Dikabarkan Akan Hadir Di Seri Mobile Radeon RX 7000M
Walau WHO menyebut bermain game berlebihan merupakan gangguan kesehatan mental, sepertinya hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Untuk dapat didiagnosis menderita kelainan, seseorang merasakan ketertarikan yang berlebih pada permainan sehingga mereka pada dasarnya akan mengalami putus obat layaknya kecanduan ketika tidak bisa bermain. Selain itu, istilah 'berlebihan' bisa bersifat relatif, dan penelitian ini menunjukkan bahwa orang yang bermain lebih daripada yang lain lebih cenderung memiliki proses pemikiran yang lebih cepat dan lebih cerdas.
Meskipun peningkatan permainan ditemukan sebagai cara yang baik untuk meningkatkan materi abu-abu dan konektivitas seseorang, penting untuk dicatat bahwa itu bukan satu-satunya cara untuk menentukan hal tersebut. Beberapa kegiatan seperti olahraga dan rekreasi berbasis seni juga telah ditemukan untuk meningkatkan konektivitas otak seseorang, dan ini bisa menjadi alternatif yang sehat bagi orang-orang yang mungkin mengalami kecanduan game.
(KotakGame)
Recommended by Kotakgame