NEWS

Bagaikan Cerita Dongeng, OG Patahkan Dua Kutukan The International!

Cita Aditya   |   Senin, 02 Sep 2019


Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!

Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!
The International atau yang biasa kita kenal dengan TI memang memiliki sebuah “kutukan” tersendiri. Perhelatan akbar game Dota 2 ini tidak pernah memiliki juara yang sama setiap tahun. Pemenangnya pun terus berganti-ganti dari Regional Cina dan Non-Cina. Melihat tiga tahun kebelakang saja, pemenang TI6 di tahun 2016 adalah Wings Gaming asal Negara Cina. Pemenang TI7 di tahun 2017 adalah Liquid yang notabene berasal dari Regional Eropa. Tradisi ini sudah ada sejak tahun 2011 ketika The International digelar pertama kali.

Baca ini juga :

» Resmi! Valve Umumkan The International 2024 Bakal Digelar di Copenhagen, Denmark Pada Bulan September!
» Dukung Penuh Skena Esports, Cristiano Ronaldo Hadiri Pengumuman Digelarnya Esports World Cup!
» Valve Janjikan Skena yang Lebih Sehat, 90.000 Akun Smurf DOTA 2 Akhirnya Diblokir
» Federasi Esports Ukraina Banned Yatoro dan Mira Karena Bermain Untuk Tim Asal Rusia, Team Spirit
» Keluar dari BOOM, Blacklist International Resmi Umumkan Xepher Sebagai Assistant Coach


Sumber: joindota.com

Namun, pada Tahun 2018 lalu OG mengalahkan PSG.LGD di final TI8. Padahal fans dari Dota 2 jelas menjagokan PSG.LGD sebagai juara TI8. Mereka berkaca pada “kutukan” tersebut. Kecemerlangan Notail dan Ceb dalam meramu strategi adalah kuncinya. Belum lagi permainan tak bisa ditebak dari ana dan Topson membuat para lawan kepayahan. Bahkan, salah satu permainan ana dikenal dengan “11 Juta Dollar Buyback” saat itu menjadi legenda. Dirinya menjual Ring of Aquila dan menukarnya dengan gold untuk melakukan buyback yang sukses menghantam PSG.LGD. Dengan ini jelas, OG mematahkan kutukan pemenang TI di tahun genap adalah Regional Cina.


Sumber: dotesports

Musim 2019 diawali dengan lemahnya OG karena ana harus vakum untuk menyelesaikan pendidikannya. Banyak yang memprediksi OG tak akan bisa mematahkan kutukan kedua The International. Yaitu, menjadi juara dua kali berturut-turut. Apalagi dominasi Team Secret dan Virtus Pro sangat jelas di Turnamen Minor maupun Turnamen Major. Kembali bermain di dua Major terakhir, ana mengantarkan OG ke The International 2019.

Sangat kuat di fase grup, OG maju melalui upper bracket di TI9. Sekali lagi mereka membuktikan permainan indah mereka dan kali ini mereka memberikan warna baru dengan memposisikan hero support menjadi hero carry. Hero tersebut adalah IO. Rasio kemenangan dari IO yang dimainkan oleh ana pun berada diangka 100%. Sungguh statistik yang menarik. Sempat mendapatkan perlawanan keras dari PSG.LGD di semifinal, OG melenggang ke partai final dan bertemu dengan Liquid.

Berhasil mematikan pergerakan dari Miracle sang punggawa kunci dari Liquid dan mempersempit kesempatan memilih hero untuk W33, OG sukses mengalahkan Liquid dengan skor 3-1. OG pun sukses mematahkan kutukan tidak ada tim yang sukses memenangkan The International dua kali. Dengan kemenangan ini para punggawa OG sukses berada di posisi teratas atlet esports dengan penghasilan terbanyak.

Sumber: dotesports.com

TAGS

Jika ingin mengirim artikel, kerjasama event dan memasang Iklan (adverstisement) bisa melalui email redaksi[at]kotakgame.com atau Hotline (021) 93027183
rekomendasi terbaru