KotakGame

5G adalah jenis jaringan baru yang kita semua tahu pastinya memiliki kecepatan serta bandwith yang lebih tinggi dibanding dengan 4G yang dipakai oleh kita saat ini. Para produkses teknologi seperti Smartphone, sudah menyiapkan perangkatnya untuk menunjang jaringan jenis baru ini.

Baca ini juga :

» Mengkeren! Pro Player Overwatch Korea Main Piano Saat Sedang Spawn Pada Pertandingan Penentuan!
» Perlihatkan Gestur Tangan Feminis di PV-nya, Kakao Games dan Nexon Kena Kecam di Korea Selatan!
» Faker vs Everybody! Dihimpit 3 Tim China, T1 Jadi Satu-Satunya Wakil Korea Selatan Tersisa di WORLDS 2023!
» Cuan For Life! Elon Musk Terapkan Kebijakan Bayar Untuk Buat Akun Twitter di Beberapa Negara
» Faker Bakal Dibebaskan dari Wajib Militer Jika Menang Asian Games, Fans BTS Sampai Protes!

Negara-negara di dunia pun mulai melakukan percepatan infrastruktur untuk menggantikan 4G dengan 5G. Di Korea Selatan sendiri, sebagai salah satu negara dengan internet yang sangat cepat, kini sudah mempunyai pengguna 5G hingga hampir 8 juta orang, menurut data Ministry of Science and ICT di negaranya.


Gizbot
Meski begitu, ini belum sebanding dengan pengguna 4G yang masih berada pada angka 54,9 juta pengguna menurut data terakhir di bulan Juli 2020. Tapi, tentunya ini adalah sebuah modal yang bagus untuk menyambut ekonomi digital di masa depan. Khususnya di bidang game, apalagi perusahaan Korea Telecom, baru saja meluncurkan layanan 5G Cloud Game, yang memang diprediksi menjadi tren game di masa depan.

Lantas bagaimana dengan Indonesia? Pemerintah sendiri menyadari bahwa 5G adalah kebutuhan yang sangat mendesak untuk beberapa tahun mendatang. Namun, menurut laporan dari Detik, melalui wawancara dengan Teguh Prasetya, Ketua Bidang Industri 4.0, Indonesia memiliki hambatan pada masalah ketersediaan frekuensi. Karena itu, untuk bisa melakukan network sharing yang tersedia, pemerintah harus mengaturnya melalui RUU Cipta Kerja.


Gizmologi
Namun, melihat usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah, tentunya 5G juga tengah diupayakan cukup keras untuk bisa terwujud, meski saat ini implementasinya belum bisa terlaksana dalam waktu dekat karena terdapat beberapa hambatan.

Sumber: Korea BizWire