KotakGame

Dalam urusan teknologi, tampaknya usaha China untuk menjadi pemimpin dalam memanfaatkan energi memang layak diacungi jempol. Ini adalah lompatan besar bagi ilmu pengetahuan setelah reaktor fusi nuklirnya yang dijuluki "matahari buatan" itu diuji coba untuk dinyalakan lagi, yang membuat matahari buatan tersebut kembali memecahkan rekor.

Baca ini juga :

» Pro Player LoL China Dihukum serta Denda 80 juta Rupiah oleh Riot Karena Adegan “Memeluk Boneka Beruang” S
» Pemerintah Minta Apple Hapus WhatsApp dan Threads dari App Store China!
» China Larang Pakai Prosesor Intel dan AMD di Komputer Instansi Pemerintah! Kurangi Pakai Produk AS?
» Ukir Prestasi Gemilang! Tim Indonesia Raih Juara di EA SPORTS FC PRO Mobile Festival 2024
» Menyala Abangku! Indonesia Juara di EA Sports FC Pro Mobile 2024 Setelah Kalahkan China di Grand Final!

Energi Matahari didapat dari reaksi fusi di inti dgn suhu 15 juta°C. Di Bumi jika kita mau meniru matahari buatan, harus dgn suhu yg jauh lebih tinggi, diatas 100juta°C.

Target riset adalah membuat matahari buatan di Bumi yg bisa menyala terus (selama diberi bahan bakar). pic.twitter.com/HMh7nLaO21

— Daemoen (@Mentimoen) December 31, 2021

Matahari buatan yang diberi nama Eksperimental Superkonduktor Tokamak (EAST) itu berhasil beroperasi pada suhu 70 juta derajat Celcius selama lebih dari 17 menit menurut media pemerintah setempat. Pada suhu itu, EAST mencatat suhu sekitar lima kali lebih tinggi dari inti matahari kita sendiri (15 juta derajat Celcius di pusat).


Sumber: EAST


Hal ini membuat China seakan menjadi pemimpin terdepan dalam penelitian tentang fusi nuklir, sebuah proses yang secara alami terjadi di dalam bintang-bintang, dan proses yang secara teoritis dapat memberikan energi bersih tanpa batas jika dapat dimanfaatkan dengan benar.

EAST, yang terletak di Institut Ilmu Fisika Hefei di Anhui, telah berjalan sejak 2006, dengan para ilmuwan di seluruh dunia menggunakan reaktor untuk menguji eksperimen fusi. Konsep menggunakan fusi nuklir untuk menghasilkan energi telah lama menjadi tujuan akhir para ilmuwan yang meneliti produksi energi bersih. Metode ini tidak memerlukan bahan bakar fosil untuk dijalankan, dan tidak meninggalkan bahan limbah berbahaya seperti proses fisi nuklir di pembangkit listrik tenaga nuklir komersial lainnya.

Selain berita utama pada artikel ini, Kru KotGa juga punya pembahasan menarik yang bisa kamu tonton pada video di bawah ini.