Feature

Apakah Emulator Sama Buruknya dengan Pembajakan Game?

Bukan rahasia umum lagi memang kalau setiap produk yang disuguhkan dalam bentuk digital selalu rawan akan pembajakan. Tidak hanya musik, film, ebook dan utility saja yang menjadi korban, karena ada banyak juga game kualitas AAA yang bisa didapatkan secara cuma-cuma hanya dengan mengunduhnya melalui situs torrent. Walaupun pembajakan adalah sesuatu yang sudah sangat wajar dan sering dilakukan banyak kalangan, tapi pihak developer dan kreator dibalik konten digital itulah yang terkena dampak dari kerugian besar. Sekarang bayangkan jika kamu mengeluarkan biaya besar-besaran untuk membuat sebuah aplikasi. Setelah aplikasi tersebut dijual dan tidak mendapat keuntungan karena dibajak, kamu pastinya tidak akan bisa mengelak rasa kesal dari hasil perjuangan yang di sisi lain berakhir percuma.

Jika boleh jujur, Kru KotGa sendiri juga menikmati banyak konten digital secara cuma-cuma. Hal tersebut memang sulit dielak mengingat lebih luasnya akses gratis yang menutupi kesempatan untuk membeli konten original. Dalam kasus pada game, semua developer selalu menerapkan harga yang dirasa paling sebanding dengan kualitasnya. Jika ada game yang bisa dimainkan secara gratis, ada developer yang terkadang menerapkan langkah pemasaran alternatif dengan menjual merchandise atau sekedar mengimplementasikan microtransaction. Intinya, membuat sebuah game juga bertujuan untuk menghidupi perusahaan dengan angka penjualan dan pemasaran yang efektif. Karena pembajakan, tidak sedikit developer yang mengalami kerugian besar dan mengganti format game single player menjadi multiplayer (karena sulit dibajak).

Baca ini juga :

» Rayakan Hari Game Indonesia! Inilah 7 Game Lokal yang Mengguncang Dunia!
» PlayStation Plus Baru Bisa Dapat Banyak Benefit Dan 700 Game Gratis?! Cek Disini!
» Sisihkan THR Kamu! Ini Dia 7 Game Yang Akan Rilis Di Bulan Mei 2022
» Nggak Hanya God of War, 7 Game Eksklusif PS yang Diharapkan Bakal Rilis ke PC
» Apakah Bakal Muncul di Black Myth: Wukong? 7 Lawan Terberat Kera Sakti

Pembajakan memang sesuatu yang buruk sekaligus lumrah di saat bersamaan. Tidak peduli pihak manapun yang saling memperdebatkan pengaruhnya, pasti hampir semua penikmat konten digital sudah merasakan konten hasil bajakan entah itu berupa musik, film, ataupun game itu sendiri. Ok pembahasan awal tentang pembajakan mungkin cukup sampai disitu, jadi maksud dari artikel Diary Kru KotGa kali ini adalah untuk mencoba meluruskan satu hal yang sering menjadi perdebatan dari scene pembajakan. Hal tersebut tidak lain adalah peran emulator sebagai alternatif lain untuk menikmati game konsol di PC.

Jika sudah berbicara soal emulator, kesan pertama yang membuatnya dipandang negatif mungkin ada dari penemuan eksploit untuk memainkan game secara cuma-cuma layaknya pembajakan. Agar tidak terjadi salah paham, perlu dijelaskan kalau emulator sendiri hanyalah sebatas utility khusus yang mengemulasi kerja sistem operasi konsol pada platform spesifik. Dalam kasus ini, PC adalah platform yang paling banyak digunakan. Walaupun fungsi utamanya tidak benar-benar didedikasikan untuk membajak game, tapi emulator adalah utility yang justru bisa disalahgunakan. Hanya dengan menggunakan ROM dari platform konsol tertentu, para gamer sudah bisa memainkan banyak game eksklusif konsol tanpa membayar biaya sepeserpun.

Karena fungsi emulator yang hanya sebatas utility emulasi sistem operasi, banyak developer dan perusahaan besar yang sangat tegas seperti Nintendo bahkan tidak bisa menuntut sang pembuat emulator tersebut. Jika ada yang perlu dituntut, maka penyedia file ISO dan ROM yang justru menjadi incaran untuk dibawa ke ranah hukum. Buktinya sendiri bisa dilihat dari kasus Nintendo America yang menuntut dua website penyedia ROM ternama dengan penutupan paksa situs dan denda hingga puluhan miliar. Pada kasus lain, tahun lalu developer Atlus juga sempat mengajukan permintaan kepada pembuat emulator RPCS3. Emulator yang sudah dapat menjalankan Persona 5 itu memperlihatkan progress menjanjikan, tapi pihak Atlus berusaha sebisa mungkin untuk menghentikan penyebarannya walaupun di sisi lain mereka tidak bisa menuntut sepenuhnya sang pembuat emulator.

Sekarang beralih ke pertanyaan terbesarnya, apakah emulator sama buruknya dengan pembajakan? Jawabannya sendiri tergantung dari pemakaian tiap user. Walaupun secara teknis legal, emulator masih dapat digunakan untuk membajak game dari beragam platform konsol. Menurut pendapat pribadi, Kru KotGa sendiri justru sering menggunakan emulator sebagai alternatif untuk bernostalgia dengan game klasik yang sulit ditemukan di pasaran. Beberapa game yang tidak mendapatkan rilis versi fisik di wilayah barat juga bisa dimainkan lewat emulator, yang tentunya membuat utility ini sangat berguna dalam memberikan akses ke lebih banyak game menarik. Praktiknya sendiri memang tidak bisa dinilai baik, tapi sebagian gamer berpenghasilan sekalipun tidak bisa menolak fakta akan peran emulator yang sangat membantu.

(KotakGame)

Jika ingin mengirim artikel, kerjasama event dan memasang Iklan (adverstisement) bisa melalui email redaksi[at]kotakgame.com atau Hotline 021-98299724
rekomendasi terbaru



Most Popular Feature
Tidak ada berita terpopuler