Feature

Tidak Breathtaking? Ini Berbagai Alasan Cyberpunk 2077 Kurang Maksimal

oleh: Erik Gani

halaman 2

Masalah Sumber Daya Manusia




Sumber: VG247

Masalah kepemimpinan yang telah ada kian memperburuk masalah yang telah ada. Demi merampungkan Cyberpunk 2077, CD Projekt Red menggandakan jumlah karyawan. Namun menurut sang developer, kepemimpinan mendapati masalah untuk mengelola SDA, dan tim yang sudah ada menjadi kacau. Studio asa Polandia tersebut juga mendapati masalah bahasa dan budaya ketika mereka harus bekerja sama dengan para karyawan asal barat untuk

Proyek Sampingan yang menyita waktu




Sumber: Screenshot E3 Demo

Bersamaan dengan berjalannya proyek, pihak Management lebih mementingkan sisi penjualan dibanding sisi pengembangan. Hasilnya adalah terjadi pemalsuan dari demo game yang ada di acara E3 2018. Proyek sampingan ini menunda progres pengembangan selama berbulan-bulan. Para developer dilaporkan masih mengerjakan sistem-sistem penting dan mekanik ketika E3 dimulai. Sikap ini juga dibawa kembali ke dalam tahap pengembangan, dimana pihak management secara terang-terangan mengabaikan bug yang ada dan menutup-nutupi masalah.

Baca ini juga :

» Mengenal pemain Elden Ring "Let Me Solo Her", Seorang samurai Yang kalahkan musuh tersusah di Elden
» PlayStation Plus Diumumkan, Apakah Lebih Worth It Dibanding Xbox Game Pass? Cari Tahu Sekarang!
» Gak Usah Khawatir Bosan! Deretan Game Open World Yang Wajib Kalian Masukin Wishlist!
» Favoritmu Menang? Pengumuman Pemenang KotakGame Awards 2021
» Awas Bocor! Deretan Tips Supaya Laptop Kamu Baterainya Gak Bocor atau Rusak Ala Kru KotGa!

Tenggat Waktu yang Terlalu Dekat


Sumber: Gamerant

Ketidaksiapan game ini untuk diluncurkan pada 2020 menjadi rahasia umum di dalam CD Projekt Red. Awalnya para pengembang menganggap bahwa tenggat waktu di tahun 2020 hanyalah sebuah candaan dari pihak management, dan menyangka bahwa game akan kembali ditunda sampai setidaknya 2022 . Untuk memenuhi tenggat waktu yang ada, CD Projekt Red diam-diam mengingkari satu poin di visi perusahaan, yaitu tidak terburu-buru dalam mengembangkan sesuatu. Hal ini menyebabkan banyak pegawai merasa terpaksa untuk mengambil shift kerja lebih untuk memenuhi tenggat waktu. Dilaporkan salah satu mantan teknisi suara harus bekerja lebih dari 13 jam sehari. Namun tak peduli berapa banyak jam lembur yang dikerjakan, tenggat waktu tahun 2020 ternyata memang tidak masuk akal.

Secara garis besar, pengembang yang diwawancarai Jason Schreier mengatakan bahwa kegagalan Cyberpunk 2077 mirip dengan satu game besar besutan Bioware, Anthem. Masalah kedua game ini dibilang mirip, yaitu komunikasi yang kurang, perpindahan kepemimpinan, kurangnya pemahaman visi besar, mindset “Temukan Sambil Berjalan” serta terburu-burunya pengembang dalam memenuhi tenggat waktu. Hal ini tentunya sangat merugikan bagi kedua perusahaan tersebut.

Sudah dua game mengalami kegagalan karena hal-hal yang disebutkan diatas. Semoga dengan kejadian ini, pihak pengembang dan industri game secara keseluruhan bisa mencegah masalah-masalah ini terulang kembali.

Jika ingin mengirim artikel, kerjasama event dan memasang Iklan (adverstisement) bisa melalui email redaksi[at]kotakgame.com atau Hotline 021-98299724
rekomendasi terbaru