Sayangnya, metode penuturan kisahnya ini juga mencuatkan kelemahan tersendiri, dalam hemat penulis. Setidaknya ada dua hal yang cukup mengganggu. Yang pertama, membuat paruh awal kisahnya kurang nikmat diikuti. Teka-teki yang sudah disajikan pada penonton sejak di menit-menit awal melalui fragmen-fragmen adegan kilasan memori masa lalu sang tokoh, bagi penonton awam yang tidak siap dan mengharap plot lebih sederhana, mungkin akan mudah menjadi bingung dan antusiasnya sedikit menurun dengan presentasi paruh pertama ini.
Dan dibagian kedua, alurpun berjalan lebih menarik, kisah yang mulai mengarah lebih sederhana dan puzzle-puzzle misteri awal mulai terungkap. Begitu pun dengan joke-joke yang hadir satu persatu, khususnya yang berkaitan dengan binatang film yang pantas disebut sebagai scene stealernya, atau bisa dijelaskan adegan film di luar MCU hadir di film ini. Apalagi, dua pemain karakter sentralnya, Brie Larson dan Samuel L. Jackson mampu menghadirkan chemistry ala buddy-cop comedy lumayan apik.
Namun, meski demikian adapun poin kelemahan kedua adalah jalannya arahan film ini. Dibanding film-film origin lainnya di mana terpampang jelas proses pembelajaran sang karakter utama mengalami transisi terlebih dahulu mengenai potensi (kemampuan) heroismenya sebelum akhirnya bertransformasi utuh menjadi sosok super yang solid, hal itu kurang terlihat di sini. Bisa dikatakan hal tersebut cukup sangat disayangkan, mengingat posisi vital Captain Marvel sendiri dalam tatanan franchise yang disebut sebagai tokoh protagonis paling kuat di MCU.
Padahal, fase ini selain sangat informatif dan menarik, dimana hal tersebut mampu memberikan penonton keterikatan emosional pada karakter ini. Namun, alih-alih memberikan poin tersebut, yang diberikan malah bagaimana kuatnya karakter ini, yang mana sebenarnya penonton sendiri sudah tahu meskipun film ini belum dimulai.
Memang pada akhirnya, sebagaimana film superhero pada umumnya, adegan aksi pada Captain Marvel bisa dibilang lumayan impresif. Highlight paling menariknya sudah tentu saat bagian klimaks di film, saat ia memerlihatkan kemampuan sejatinya yang membuatnya layak menyandang predikatnya sebagai superhero terkuat di MCU. Namun, tetap saja itu tidak cukup untuk menutupi review ini, yang malah menyeret sajian aksi yang dihadirkan terasa sedikit datar, repetitif, dan kurang srek di untuk masalah emosional.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Captain Marvel sendiri sama sekali bukan film yang buruk. Film ini juga mampu menyuguhkan adegan-adegan berisi jawaban yang tadinya belum disinggung sama sekali di franchise MCU, seperti asalmuasal luka mata Nick Fury. Namun, kelalaian tim film untuk menjalin ikatan emosional kuat dengan penontonnya, membuat hasil akhir yang disuguhkan sedikit di bawah harapan kebanyakan para penggemar Marvel, dan membuat sajiannya kurang meninggalkan impresif mendalam jika saja bukan sebagai jembatan akhir menuju Avengers: Endgame.
Kesimpulan Review: Captain Marvel
75KotakGame.com RATING
(+) KELEBIHAN
Aksi pertarungan yang cukup apik
Latar belakang 90-an yang cukup kental
Goose adalah penyelamat dari film ini
(-) KEKURANGAN
Emosional kurang didapat
Tidak adanya proses Carol Danvers menjadi 'superhero'
Jika ingin mengirim artikel, kerjasama event dan memasang Iklan (adverstisement) bisa melalui email redaksi[at]kotakgame.com atau Hotline (021) 93027183