Review

Demo Parakacuk: Game Ala Bully dengan Kearifan Lokal

oleh: Christa

Halaman 1

Salah satu developer game lokal, Gamecom Team nampaknya mulai unjuk game terbarunya lagi. Setelah sukses dengan “ A Day Without Me” yang hadir di Steam, kini giliran “Parakacuk” yang akan menarik perhatian para gamer tanah air. Konsep game ini seringkali mengingatkan gamer pada salah satu judul game besutan Rockstar yang pernah rilis di PS2, “Bully”. Pasalnya, Parakacuk mengajak pemain untuk berperan sebagai Budi yang akan berkelahi dengan geng-geng lainnya, dan menjadi salah satu siswa terkuat di SMK 69 Jancuk.

Baca ini juga :

» Lebih Realistis, Lebih Imersif, tapi Apakah Lebih Baik? - Counter-Strike 2 Review
» EA Sports FC 24
» Final Fantasy XVI
» Street Fighter 6
» Etrian Odyssey Origins Collection
Baru saja, tepatnya 15 Februari kemarin, Gamecom Team telah meluncurkan versi demo dari game tersebut di PC melalui Steam. Para gamer kini sudah dapat mengunduhnya secara gratis. KotGa pun telah mencoba memainkan Parakacuk versi demo selama beberapa jam. Alhasil kami pun mencoba untuk mengulasnya sedikit mengenai game tersebut berikut ini.

MENGUSUNG KISAH KENAKALAN REMAJA

Gamer tentu sudah melihat trailer dan berbagai screenshot Parakacuk yang ada di internet. Game ini mengusung konsep cerita mengenai kenakalan remaja, di mana protagonis bernama Budi akan bertarung dengan para geng di sekolahnya. Sebagai murid pindahan di SMK 69 Jancuk, Budi akan ditantang dengan geng-geng yang siap menjadi musuhnya di sepanjang permainan.




Parakacuk pastinya akan mengingatkan gamer pada game PS2 lawas besutan Rockstar Games, yaitu Bully. Tidak kalah dengan geng lainnya, Budi juga memiliki teman-teman terbaiknya seperti Boby Setiawan, Rani Bella, dan Zaenal Ariffin. Namun, belum dipastikan seperti apa peran teman-temannya ini. Akan tetapi, game ini tampaknya akan menghadirkan sejumlah karakter yang tentunya tidak hanya berpusat pada siswa-siswa SMK 69 Jancuk.

PERTARUNGAN YANG SANGAT MENANTANG

Di awal permainan, Budi mulai dikeroyok oleh segerombolan murid yang tentunya menjadi tantangan besar bagi gamer. Kami sempat kewalahan ketika mengalahkan mereka, meskipun bermain di tingkat kesulitan yang rendah. Tidak lupa dengan kehadiran boss seperti The Bulk, yang membuat gamer merasa tertantang untuk mengalahkannya. Namun, tidak perlu khawatir karena gamer akan disuguhkan ekstra item penyembuh berwarna hijau sebelum bertarung.




Dengan gameplay yang berdurasi pendek, Parakacuk menghadirkan mekanisme pertarungan yang sederhana. Dari segi battle tampak seperti "Bully" maupun "Yakuza". Sementara penilaian di kanan atas akan mengingatkan gamer pada "Devil May Cry".




Pertempuran berlangsung cepat, di mana gamer cukup mengayunkan senjata, menahannya dari serangan musuh, dan menyimpannya. Ada berbagai variasi senjata yang bisa digunakan di sini. Mulai dari tongkat sapu, dan sepasang gear sepeda. Bahkan, Budi dapat membawa lebih dari satu senjata. Selain itu, Budi juga akan bertempur di beberapa tempat seperti halaman belakang sekolah, ruang kelas, lobi, hingga lapangan sekolah.

BUKAN UNTUK GAMER DI BAWAH 17 TAHUN

Salah satu hal yang perlu diperhatikan di sini adalah Parakacuk bukanlah game yang cocok untuk anak di bawah umur. Seperti "Bully", game ini menampilkan berbagai adegan kekerasan di kalangan pelajar. Gaya hidup geng-gengan yang tidak sehat misalnya berkelompok untuk bertarung dengan geng lain. Jelas tidak layak dimainkan oleh anak di bawah umur 17 tahun.




Di samping itu, Parakacuk juga menampilkan kata-kata kasar pada setiap dialog yang dilontarkan oleh karakter-karakter. Baik dalam bahasa Indonesia, Jawa, maupun Inggris. Bukan hanya dialog, melainkan menu-menu tutorial juga menggunakan bahasa yang tidak formal layaknya video game pada umumnya. Menurut kami, memainkan Parakacuk dengan bahasa Jawa dapat menambah keseruan bermain dan siap mengocok perut kalian ketika memainkannya.




Terlepas dari itu, adapun lelucon lainnya yang ditampilkan di Parakacuk. Misalnya referensi meme dari JoJo's Bizarre Adventure pada cutscene sebelum melawan boss. Kemudian ada juga gambar wajah Yao Ming pada kedua foto presiden dan wakil presiden. Alasan lainnya bahwa Parakacuk tidak layak dimainkan oleh gamer di bawah umur, karena terdapat gambar atau simbol yang kurang sesuai dilihat anak-anak.

TAGS

Jika ingin mengirim artikel, kerjasama event dan memasang Iklan (adverstisement) bisa melalui email redaksi[at]kotakgame.com atau Hotline (021) 93027183
rekomendasi terbaru



Most Popular Previews
Belum ada Preview