Review

Kitaria Fables

oleh: Christa

Halaman 2

Saatnya Bertani demi Pundi-Pundi




Setibanya di Paw Village, pemain akan memiliki lahan dan rumah sendiri. Di sinilah tugas pemain dimulai. Ada banyak hal yang bisa dilakukan di lahan sendiri. Mulai dari bercocok tanam, menjual material di dalam kotak, hingga menyimpan peralatan. Jika ingin bertani, tidak jauh dari rumah, pemain akan menemukan lahan kosong yang bisa dijadikan untuk bercocok tanam. Seperti game simulasi kebanyakan, hasil benih bisa dijadikan untuk bahan memasak, atau dijual kembali untuk mendapatkan uang. Mudahnya lagi, pemain bisa memanfaatkan sumur di sebelah untuk menyiram benih. Ada juga kotak untuk inventory atau menaruh hasil tanaman maupun peralatan bertani.

Baca ini juga :

» Lebih Realistis, Lebih Imersif, tapi Apakah Lebih Baik? - Counter-Strike 2 Review
» EA Sports FC 24
» Final Fantasy XVI
» Street Fighter 6
» Etrian Odyssey Origins Collection
Untuk mengaktifkan skill bertani, pemain harus menjalankan quest bertajuk Farming Trial dari Kiki. Setelah menyelesaikan quest berupa tutorial bercocok tanam, barulah pemain bisa kembali ke Thunderbunn Farm untuk membuka beberapa peti sebagai hadiahnya. Berbeda dengan game simulasi pertanian layaknya Harvest Moon, Stardew Valley, atau bahkan Rune Factory, sistem bertani di Kitaria Fables justru menjadi aktivitas yang terkesan lambat. Membutuhkan waktu yang tidak sebentar dalam bertani, apabila pemain ingin membuat masakan untuk memulihkan stamina. Ditambah lagi, rumah di lahan pertanian tidak memiliki dapur. Sehingga pemain harus pergi ke kota dan meminta vendor lokal untuk memasak makanan dari hasil panen, bukan memasak sendiri di dapur di rumah.




Selain bertani, aktivitas menarik lainnya yang bisa dilakukan di Kitaria Fables adalah kustomisasi. Meskipun pengaturan dan pilihan kustomisasi tergolong terbatas, setidaknya ini masih menyenangkan untuk dilakukan. Khususnya adalah modifikasi penampilan protagonis. Jika merasa bosan dengan penampilan karakter, pemain bisa mengubah skin maupun kostum di dalam rumah. Cukup berkaca di depan, maka pemain akan melihat opsi kustomisasi yang ditampilkan. Selain mengubah skin dan kostum, pemain juga bisa tidur dan melakukan save data di dalam rumah. Satu hal yang disayangkan di kustomisasi adalah bahwa pemain tidak bisa menambah luas lahan pertanian dan rumah seperti di beberapa game simulasi pertanian lainnya.




Kitaria Fables memungkinkan pemain untuk pergi melawan monster dengan berbagai persiapan, serta mengumpulkan bahan-bahan untuk membuat perlengkapan. Apabila material yang terkumpul sudah tercukupi, maka pemain bisa melakukan crafting consumable item dan perlengkapan bertarung tentunya. Bahkan item yang dimiliki bisa dijual kembali demi mendapatkan keuntungan yang besar. Ditambah lagi sembari rutin bercocok tanam. Memungkinkan pemain untuk mendapatkan keuntungan besar, boleh dikatakan mekanisme Kitaria Fables dalam hal ini patut diacungi jempol, karena gameplay yang menyenangkan. Menariknya, karakter juga bisa bercocok tanam secara bebas tanpa khawatir kekurangan energi.

Combat Menjadi Fokus Utama Game




Sementara dari segi pertarungan, Kitaria Fables mengusung konsep action RPG. Bisa dikatakan mekanisme combat di sini mengingatkan kru KotGa akan game Rune Factory. Akan tetapi, sistem pertarungan yang ditampilkan tergolong unik. Pemain bisa melihat arah serangan yang dilancarkan oleh musuh. Dengan begitu pemain dapat menentukan kapan waktu untuk melakukan dodge dengan mudah. Bukan sekadar dodge dan menyerang, pemain juga harus memperbarui senjata dan armor demi pertahanan yang lebih baik. Sementara untuk melancarkan serangan spesial tidak bisa sembarangan, karena menguras Mana yang tidak sedikit.




Jika pemain merasa ragu akan kemampuan bertarung di dalam Kitaria Fables, tampaknya tidak perlu khawatir. Tidak jauh dari rumah di pertanian dan dekat pintu keluar, terdapat beberapa orang-orangan kayu yang bisa dijadikan tempat untuk latihan bertarung. Jika pemain ingin berlatih menggunakan combo dengan senjata baru, bisa berlatih di sini. Atau mungkin ingin mencoba magic yang baru dipelajari? Di area ini pun juga bisa. Apabila sering berlatih di area ini, maka pemain dapat bertarung dengan baik dan terbiasa dengan combat di dalam Kitaria Fables.




Kitaria Fables tidak mengenalkan sistem class seperti kebanyakan game RPG. Pemain bisa menggunakan berbagai senjata secara bebas. Mulai dari pedang, panah, bahkan hingga kemampuan mengaktifkan empat sihir. Jika pemain menginginkan senjata dan armor yang lebih kuat, grinding adalah jawabannya. Mengumpulkan material dari para monster menjadi salah satu elemen utama di dalam game ini. Setidaknya ada beberapa bioma dengan jenis monster dan hasil yang berbeda-beda seperti gurun, salju, hingga gunung. Untuk berpergian ke antar bioma, disediakan portal untuk teleportasi ke berbagai tempat yang diinginkan. Perlu diingat, monster-monster di setiap bioma memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi, sehingga diperlukan persiapan yang matang sebelum bereksplorasi dan bertarung.




Mekanisme pertarungan di game ini memiliki berbagai strategi yang bisa dibilang cukup rumit jika belum terbiasa. Baik itu boss maupun musuh akan muncul kembali setiap harinya. Penting untuk berlatih terus-menerus mengalahkan mereka. Akan tetapi, damage dan HP yang meningkat tentu akan bergantung dengan kemampuan pemain dalam mengumpulkan material dan uang, melainkan bukan XP. Ini juga menjadi alasan mengapa Kitaria Fables cenderung berfokus pada sistem grinding yang menurut kami cukup ketat.




Tak hanya itu, menangani damage di sini bergantung pada penggunaan senjata, magis, maupun busur panah. Baik pedang maupun busur panah memiliki serangan basic yang dapat mengisi Mana dengan mudah. Mana ini kemudian digunakan untuk mengeluarkan kekuatan magis maupun kemampuan serangan lainnya, guna menghasilkan damage yang lebih besar. Namun terasa lebih efektif ketika kami mengambil jarak tertentu lalu menggunakan busur panah untuk menyerangnya, kemudian menggunakan Mana untuk mengeluarkan kekuatan magis. Lagi, hal ini kembali kepada preferensi masing-masing pemain.




Meskipun menyerang dengan busur panah memang tergolong efektif untuk beberapa musuh dan mudah dalam menghindar, bukan berarti teknik melee disepelekan begitu saja. Tipe serangan melee juga sangat berguna, namun untuk beberapa kondisi tertentu. Jika pemain cenderung terbiasa dengan teknik ini harus menghadapi risiko besar, yaitu menerima damage yang tidak sedikit. Sementara penggunaan serangan jarak jauh memungkinkan pemain untuk memprediksi pergerakan musuh. Kami beranggapan mekanisme battle di sini terasa repetitif apabila sudah terbiasa dengan strategi menyerang beberapa jenis musuh.

TAGS

Jika ingin mengirim artikel, kerjasama event dan memasang Iklan (adverstisement) bisa melalui email redaksi[at]kotakgame.com atau Hotline (021) 93027183
rekomendasi terbaru



Most Popular Previews
Belum ada Preview