KotakGame

Akan tetapi, terlepas aspek-aspek kesegaran di atas, justru hal utama yang membuat naskah ini begitu stood-out adalah Watts benar-benar mengedepankan aspek character driven. Maksudnya, naskah Homecoming tidaklah telalu berfokus pada plot utama film ini. Melainkan lebih menonjolkan latar belakang serta aspek emosional yang dirasakan oleh masing-masing karakternya.

Atas hal tersebut, walhasil, Kru KotGa pun untuk pertama kalinya di sepanjang Kru KotGa menyaksikan adaptasi layar lebar Spider-Man, Kru KotGa sangatlah peduli dengan seluruh karakter yang ada di film ini. Dan ketika Kru KotGa katakan seluruh, itu benar-benar semuanya.

Termasuk di dalamnya adalah, Adrian Toomes AKA Vulture (Michael Keaton). Kru KotGa benar-benar mengerti dan bahkan iba sekali terhadap latar belakang sekaligus motivasi-nya mengapa dirinya menjadi sosok villain di film ini.

» Spider-Man: Across the Spider-verse
» Guardians of the Galaxy Volume 3
» Ant-man and the Wasp Quantumania
» Black Panther: Wakanda Forever
» Thor Love and Thunder

Ya bisa dikatakan level kepedulian serta emosional kita terhadap Vulture hampir sama seperti dengan ketika menyaksikan latar belakang sekaligus motivasi yang mendorong Norman Osborn (Willem Dafoe) menjadi sosok Green Goblin di film Spider-Man (2002) dulu.

Dan oh ya, hampir lupa, aspek tidak kalah penting lainnya yang mana pada akhirnya, juga membuat naskah Spider-Man: Homecoming ini menjadi naskah film live-action Spidey terbaik sejauh ini adalah akhirnya, AKHIRNYA. Naskah film ini mengerti bagaimana memperlakukan multi-villain dalam satu film.

Pasalnya seperti kita ketahui di ke-5 adaptasi-nya sejauh ini, film Spider-Man ini kerap bingung dan terjebak sendiri ketika harus menampilkan dan mengisahkan 3 villain-nya. Dan keren-nya, tidak seperti film-film tersebut, Homecoming yang justru menampilkan 5 yap 5 villain ikonik Spidey di dalam film ini, akhirnya mengerti sekali bagaimana caranya untuk mengatasi problem tersebut.