Anantarupa Studios, pengembang di balik game Lokapala, tengah menjadi sorotan publik usai mencuatnya isu keterlambatan pembayaran gaji kepada para karyawan sejak November 2024. Isu ini menyebar luas di media sosial dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan komunitas gamer Indonesia, terutama mereka yang telah lama mendukung Lokapala sebagai game MOBA lokal kebanggaan nasional.
Menanggapi polemik ini, CEO Anantarupa, Ivan Chen, dan salah satu staf internal, Haryadi Fathani, akhirnya memberikan klarifikasi terbuka melalui media sosial mereka.
Baca ini juga :
» Cristiano Ronaldo Resmi Jadi Global Ambassador Esports World Cup 2025
» BOOM Esports Kunci Tiket ke The International 2025, Singkirkan Talon Esports Lewat Laga Dramatis
» Operasional Lokapala Dihentikan Sementara, Anantarupa Janji Akan Kembali Lebih Baik
» ONIC Esports Kunci Gelar Juara MPL ID Season 15 Usai Royal Derby Epik Lawan RRQ
» Geger! Pria di California Culik Anak 10 Tahun Setelah Kenalan Lewat Roblox dan Discord
Bukan Seperti Kasus Brandoville
Dalam pernyataannya, Haryadi juga menegaskan bahwa staf Anantarupa menolak disamakan dengan kasus-kasus seperti Brandoville, yang pernah menjadi sorotan karena dugaan kaburnya pihak manajemen tanpa tanggung jawab.
“Kami tidak kabur, tidak menghilang, dan tidak melepaskan tanggung jawab. Kami masih ada di sini dan berusaha bersikap transparan,” tegasnya.
Pernyataan ini menjadi penanda penting bahwa meski dalam kondisi sulit, pihak Anantarupa tetap memilih untuk menghadapi masalah secara terbuka, bukan lari dari tanggung jawab.
Isu ini tentu menimbulkan dilema di kalangan komunitas. Di satu sisi, ada rasa kecewa karena harapan terhadap pengembang lokal yang membawa semangat nasionalisme melalui game terganggu oleh persoalan manajemen. Namun di sisi lain, banyak pihak yang tetap ingin memberi dukungan, memahami bahwa membangun dan mempertahankan sebuah studio game di Indonesia bukanlah perkara mudah.
Kini, nasib Lokapala dan kepercayaan publik terhadap Anantarupa berada di ujung tanduk. Apakah ini akan menjadi momen refleksi untuk industri game lokal? Atau justru jadi pemicu dukungan baru bagi pengembang yang masih berjuang?
Recommended by Kotakgame