KotakGame

Kehadiran Sony di ajang CES 2020 pekan lalu memang tidak membawa kejutan besar akan diperlihatkannya wujud konsol PlayStation 5, namun setidaknya mereka masih berbagi beragam detail baru termasuk penampakan logo resmi untuk konsol tersebut. Diperlihatkannya logo untuk PS5 ini mengundang perhatian besar dari banyak sekali gamer di seluruh dunia, termasuk beragam respon yang mereka lemparkan kepada desainnya yang sama persis dengan PS4 dan hanya berbeda di bagian angkanya saja.

Banyak yang merasa kalau Sony terlalu malas atau hanya ingin bermain aman, namun ternyata ada alasan dibalik desain logo yang masih dipertahankan ini. Jadi melalui sesi wawancara antara CEO SIE Jim Ryan dengan Business Insider Japan, dia menjelaskan kalau logo terbarunya memang sengaja menggunakan desain yang sama demi mempertahankan konsistensi serta identitas dari brand PlayStation.

» Jadi Game PlayStation Dengan Penjualan Tercepat, Helldivers II Terjual 12 Juta Unit Hanya Dalam 3 Bulan
» Stellar Blade Menjadi Game Khusus PS5 Dengan User Score Metacritic Tertinggi
» Pemain Claim Ghost of Tsushima Malah Jadi “Rusak” Setelah Dapatkan Update Terbaru
» Petisi Untuk "Bebaskan" Stellar Blade Sudah Mencapai 50.000
» Stellar Blade Kena Sensor Setelah Rilis, Beberapa Fans Langsung Marah

Tujuan Sony adalah untuk membuat gamer lebih mudah mengenali brand mereka, jadi saat ada gamer yang melihat logo PS5 pertama kali, mereka pasti akan langsung mengenalinya dengan mudah. Tentu saja Sony juga ingin menyatukan pemain PS4 yang masih aktif dengan PS5 nantinya, jadi mempertahankan desain logo yang sama dapat mempererat sinergi tersebut. Jadi terlepas dari semua meme dan lelucon yang dilontarkan ke Sony mengenai desain ini, mereka sebenarnya sudah mempertimbangkan keputusan ini dengan sangat serius demi kepentingan fans.

PS5 sendiri rencananya akan diluncurkan pada musim liburan menjelang akhir tahun 2020. Detail lebih lanjut mengenai konsolnya sendiri pasti akan dibagikan dalam waktu dekat secara berkala mendekati jadwal peluncurannya nanti.

Sumber: Business Insider Japan