Sejak kemunculan trailernya di 2016, Death Stranding memang kerap mendapat cap game yang unik, di mana Hideo Kojima mencoba membuat cerita begitu implisit, khas gayanya saat membuat seri Metal Gear Solid.
Game ini pun rilis pada kuartal akhir tahun lalu, kisah tentang dunia yang sudah hancur karena hujan yang dapat membuat siapapun dan apapun akan dengan cepat menua. Saat itu orang-orang pun hidup terisolasi di bawah tanah, dan tak saling berhubungan antar satu sama lain, karena terputusnya komunikasi. Kita sebagai Sam Bridge akan bertugas menjadi harapan banyak orang sebagai porter yang mengantarkan berbagai kebutuhan serta menyambung kembali dunia yang terputus.
Namun, ternyata game ini punya kemiripan dengan wabah virus Corona yang tengah melanda dunia dan dianggap telah memprediksi masa depan, benarkah?
Berikut ulasannya!
Baca ini juga :
Orang-orang yang Terisolasi
Mungkin saat kemarin kita memainkannya, hal ini terlalu bersifat fantasi, tapi kini setelah muncul wabah virus Corona merebak di seluruh dunia, Death Stranding rasanya menjadi sebuah peringatan. Banyak netizen yang menghubungkan kejadian hari ini dengan game Death Stranding, merekapun mengatakan bahwa game tersebut telah memprediksi masa depan lewat beberapa scene yang ada dalam game tersebut.
Tentu seperti yang dibicarakan di awal, bahwa Death Stranding menggambarkan orang-orang yang terisolasi tak bisa keluar dari bunker. Begitu juga dengan kita saat ini, kita dihimbau untuk tidak keluar rumah, karena berpotensi tertular virus, bahkan kita hanya bisa berinteraksi melalui sosial media dengan teman-teman kita. Porter Menjadi Pekerjaan yang Sangat Penting
Dalam Death Stranding, setiap Sam berhasil mengantarkan suatu barang, ia hanya akan bertemu dengan sebuah hologram dari orang yang ada dalam bunker tersebut, dan harus menaruh barang ke suatu alat, tanpa mengantarnya sendiri. Kini, di Jepang, sebuah perusahaan pizza pun menerapkan hal tersebut, di mana orang yang memesan akan mendapatkan pesanannya tanpa harus bersentuhan maupun berdekatan dengan sang pengantar, yang disebut Zero-Contact Delivery.
Kini juga karena orang-orang tidak bisa keluar rumah, mereka pun mengandalkan jasa pengiriman barang, layaknya yang ada di Italia. Di mana para pengantar menggunakan ransel khusus untuk membawa barang atau makanan pesanan serta menggunakan motor ataupun sepeda untuk mengantarnya, di mana jika di Indonesia ini sama dengan ojek online. Hal ini pun juga mengingatkan kita dengan Sam, yang pekerjaannya juga sama.