Assassin's Creed Shadows telah menuai kontroversi sejak trailer pengumumannya dirilis. Banyak yang menganggap game ini "tidak sopan" karena menampilkan karakter utama Naoe dan Yasuke, yang dikenal sebagai samurai kulit hitam pertama di Jepang.
Ubisoft baru-baru ini mengungkapkan detail tentang game Assassin's Creed berikutnya. Assassin's Creed Shadows akan tersedia pada 15 November tahun ini. Meskipun kita belum melihat cuplikan gameplay, trailer sinematik panjangnya memperkenalkan dua protagonis utama, Naoe dan Yasuke. Naoe digambarkan sebagai seorang shinobi dari Jepang, sementara Yasuke dikenal sebagai samurai kulit hitam pertama di Jepang, yang berinteraksi dengan tokoh-tokoh bersejarah terkemuka.
Hal ini membuat Assassin's Creed Shadows berpusat pada karakter wanita dan pria kulit hitam, yang memicu reaksi negatif di media sosial. Seperti yang sering terjadi ketika protagonis tidak berkulit putih, banyak orang mengkritik game ini sebagai "woke" dan "disrespectful."
Baca ini juga :
» Tencent Mau Beli Ubisoft?! Akankah IP Besar Si Ubi Lembut Bermigrasi Ke Ranah Mobile Games ?
» Vice President Game Rainbow Six, Cameron Lee Mengundurkan Diri dari Ubisoft
» Terus Merugi, Ubisoft Dapat Tekanan dari Investor Buat Jual Perusahaannya!
» GARA-GARA MISKOM, Assassin’s Creed Shadows Kena delay!
» Sonic x Shadow Generations: Dark Beginnings Episode Pertama Telah Dirilis!
Kritikan utama berkisar pada Yasuke. Banyak yang merasa tidak nyaman harus bermain sebagai pria kulit hitam dalam setting Jepang Feudal, meskipun Yasuke adalah tokoh bersejarah penting di Jepang. Beberapa orang berpendapat bahwa tidak pantas bagi Ubisoft untuk menampilkan karakter non-pribumi sebagai salah satu tokoh utama. Ironisnya, banyak dari mereka yang tidak keberatan saat Edward Kenway, seorang pria Wales, berlayar mengelilingi Karibia dalam Assassin's Creed 4: Black Flag.
Ada juga yang berpendapat bahwa Yasuke bukanlah samurai, melainkan sekadar pengikut Oda Nobunaga, dan menganggap hal ini sebagai bentuk ketidakhormatan terhadap budaya Jepang. Namun, banyak yang berargumen bahwa Yasuke adalah seorang Kosho Nobunaga, yaitu pengawal atau pelayan pribadi seorang jenderal atau bangsawan, yang dalam konteks sejarah Jepang, dianggap sebagai samurai. Hanya karena Yasuke tidak berasal dari klan Samurai, bukan berarti dia tidak layak disebut samurai.
Reaksi terhadap Assassin's Creed Shadows menunjukkan bahwa meskipun ada kemajuan dalam representasi, masih banyak resistensi terhadap keberagaman dalam media populer. Bagi banyak orang, kehadiran karakter seperti Naoe dan Yasuke adalah langkah maju yang penting dalam menghadirkan cerita yang lebih inklusif dan beragam. Namun, bagi yang lain, ini menjadi isu yang memicu perdebatan panjang tentang representasi dan otentisitas budaya dalam video game.
Dalam menghadapi kritik ini, Ubisoft tampaknya tetap berkomitmen untuk mengangkat cerita yang lebih beragam dan inklusif. Assassin's Creed Shadows mungkin akan menjadi titik balik dalam industri game, mengingatkan kita bahwa sejarah tidak hanya dimonopoli oleh satu kelompok saja, melainkan kaya akan cerita dari berbagai latar belakang yang berbeda.
Selain berita utama di atas, KotakGame juga punya video menarik yang bisa kamu tonton di bawah ini.
Recommended by Kotakgame
Srikandi Dunia Esports Indonesia! Inilah Dere...