NEWS

[Kisah Vainglory] Catherine Chapter 2: What Must Be Done

ClockWorange   |   Jumat, 12 Jan 2018


Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!

Makin update dengan berita game dan esports! Yuk subscribe ke channel YouTube KotakGame DI SINI dan Instagram KotakGame DI SINI! Bakal ada banyak FREE GIVEAWAY Diamonds, UC, PS4, gaming peripheral, dan lainnya!

Kisah sebenarnya dari peran Catherine dalam kematian Julia akhirnya terungkap.

Lilin di sebuah meja dibelakang kedai minuman berkelip-kelip tidak cukup untuk menerangi seorang wanita dengan tutup kepala yang duduk sendirian, menatap daun yang berputar-putar dicangkir tehnya yang hangat. Dia telah melindungi seluruh masa mudanya dari kawanan wanita tua yang mengenakan gelang gemerincing dan membaca masa depan pelanggan-pelanggan yang mudah percaya dengan daun teh.

Meskipun berpendidikan, Julia akan membayar untuk layanan seperti itu, pada waktu itu.

Setiap orang menoleh ketika Catherine masuk. Seragam merah dan putih sudah tidak ada, tapi jubah dengan penutup kepala yang kusam tidak mampu menghilangkan kecemasan saat seorang pemangsa telah masuk ruangan. Perasaan cemas itu tidak hilang meskipun Catherine memberikan senyuman dan mendekati Julia, jubah yang membuat dia terlihat seperti orang biasa pun dilepas untuk mengungkap dirinya yang asli.

Seorang pelayan dengan terbata-bata: "Selamat .... selamat ma... bagaimana aku dapat .... apa anda ingin beberapa ... apa yang bisa saya ....?"

Catherine menatap pelayan itu, menunggu dia menyelesaikan kalimatnya. "Anggur (wine)," Catherine berkata sambil tersenyum.

Julia menghembuskan napas, dia tidak tahu dia yang membuat pelayan itu tersandung. "Tipuan yang luar biasa, Cath. Mari kita buat pelanggan yang lain mengingat ini."

Catherine diejek, berpura-pura sakit hati. "Kau sungguh tidak ramah. Aku cukup bangga dengan penyamaranku. Dan lihat kancing baju!" Dia mengedipkan matanya, membentangkan lengannya.

Julia tertawa terbahak-bahak, tapi suaranya rapuh, berusaha untuk tidak menangis. "Penyamaranmu sangat bagus, seperti harimau mengenakan topi."

Mereka tidak berbicara sama sekali saat anggur dituangkan. Lalu Catherine mencondongkan badannya. "Dia menginginkan si kembar, Lia, dan kau hidup untuk membuat peperangan yang tidak dapat kau menangkan." Julia mengangkat dagunya.

"Gythia akan membantuku."

Catherine menggelengkan kepalanya." Mungkin saja. Suatu hari, ketika saatnya datang. Tapi Stormguard sudah disini hari ini. Aku tidak bisa mengirim surat; Vyn ada di pundaku selama perjalanan. Dia mengawasi keluargamu sekarang."Catherine memegang tangan Julia yang gemetaran. "Misi ini akan dilakukan malam ini. Si kembar akan ikut denganku ke Mont Lille."

Julia melepaskan tangannya dan melihat sebuah sarang laba-laba di sudut ruangan."Tidak."

Catherine menegapkan badannya. "Kau tahu kalau aku melakukan cara lain jika bisa. Tapi kali ini tidak ada pilihan lain. Aku berjanji, Lia, Aku akan menjaga mereka."

"Tidak!" Julia bersikeras. "Kakakku akan membuat Celeste menjadi penindas rakyat, dan kau tidak akan mampu menghentikannya."

Catherine membuka genggaman tangannya."Lalu? Apa yang kau inginkan? Kau dan Ardan tidak akan mampu mengalahkan Stormguard malam ini, bahkan dengan bantuanku. Seluruh jalan keluar di Pompium telah dibarikade. Begitu kami menyelesaikan misi, kami akan menghilang. Lia. Pilihanmu satu-satunya adalah mempercayaiku."

"Seperti kakakku mempercayaimu?"

Mata Catherine menyempit. "Kau dan aku telah berteman sejak kecil."

"Kita bertiga berteman sejak kecil." Beberapa saat mereka berdua terdiam, Julia menghembuskan napas. "Aku akan memperingatkan Ardan kalau Stormguard mungkin mendekat. Anak-anak akan melakukan hal seperti biasanya tidak akan mencurigakan dari luar. Aku akan membantu Ardan melarikan diri dengan si kembar saat kau menyerang."

"Tidak ada yang bisa meloloskan diri dari Stormguard."

"Ada satu cara. Seorang penyihir(mage) tidak pernah kuat saat mendekati kematian. Ketika kau merenggut nyawaku, aku akan memberikan anugerahku padanya. Dia akan berhasil."

Catherine menggenggam gelas anggurnya, suaranya begitu dingin. "Aku tidak akan melakukan ini."

"Lakukanlah. Buat sebuah pengalihan."

Air mata Catherine mulai mengalir. "Aku tidak bisa."

"Dan kemudian, kabur. Tidak ada apapun untukmu di Mont Lille. Stormguard akan mengejar Ardan kau harus kabur ke teman kita di Gythia."

Gelas ditangannya pecah, bergemerincing diatas meja. Seisi kedai minuman langsung terdiam, semua orang menoleh ke arah Catherine, darah dan halcyon menetes dari telapak tangannya. "Tidak satupun darimu dan kakakmu yang mengetahui betapa berat permintaan kalian," Catherine mengusap air matanya.

Baca ini juga :

» PLAYWITH GAMES Hadirkan Registrasi CBT Seal: WHAT the FUN dengan Hadiah Spektakuler, Cara Daftarnya di Sini!
» Apple Damai Dengan Epic Games! Fornite Akan Kembali Di iOS Tahun Ini Di Eropa!
» No More Hadiah Login! China Buat Peraturan Baru Mengenai Pelarangan Hadiah Login di Game!
» Rockstar Games Akan Hadirkan Hewan Pada Update Terbaru GTA Online Versi PS5 dan Xbox Series X/S!
» Mengenal Lebih Jauh Synduality: Echo of Ada Bersama sang Produser di Thailand Game Show 2023

Julia merawat tangan Catherine yang berdarah dengan penuh kesabaran. "Aku sangat tersentuh dengan pengabdianmu, tapi aku bukanlah manusia. Aku adalah kerajaan." Dia mengambil pecahan gelas dari tangan Catherine, dia berbisik. "Jika kau mengantarkan anak-anakku ke kakakku, dia akan menjadikan putriku seorang monster, menempatkan putraku dibarisan paling depan dari prajuritnya, dan mengambil kekuasaan di Gythia." Darah dan anggur bertetesan ke lantai, Julia menggenggam tangan Catherin. Cahaya hijau berpijar, kekuatan penyembuhan Julia dengan kekuatan dari halcyon, luka ditangan Catherine menutup. "Jangan pernah merasa bersalah untuk sesuatu yang harus dilakukan. Dan .... dan ..." Julia terbata-bata, lalu berhenti.

"Aku akan melakukannya dengan cepat," Catherine berbicara dengan lembut.

Bahu Julia terlihat lemas. Dia melepaskan tangan Catherine yang sudah disembuhkan. Mereka berdiri, pergi dan memandang satu sama lain.

Catherine tersenyum dan menyentuh pipi Julia. "Hey, Lia," sambil berbisik.

"Hey, Cath" Julia juga berbisik, mereka menangis terisak-isak dan tertawa.

Catherine menegapkan badannya, mengusap matanya, dan menurunkan tangannya. Dia mengangguk sekali pada Julia, mengambil jubahnya, dan melangkah melewati bekas tetesan darahnya, melewati para pelanggan lain yang sunyi dan tatapan mereka, keluar dari kedai minuman ke dalam kegelapan malam.

Kisah Catherine tidak hanya sampai disini, untuk pembahasan kisah yang selanjutnya ditunggu ya!

Click icon di bawah ini untuk download:

Get it on Google Play


(KotakGame)

TAGS

Jika ingin mengirim artikel, kerjasama event dan memasang Iklan (adverstisement) bisa melalui email redaksi[at]kotakgame.com atau Hotline (021) 93027183
rekomendasi terbaru