KotakGame

Jika sebuah game dengan label kompetitif apalagi esports, pasti gak akan lepas dengan perilaku toxic yang ada di dalam game. Apalagi jika sudah masuk ke tahap serius seperti ranked baik itu digame PC ataupun Mobile.

Sekarang, Riot Games dalam pembaruannya yang dirilis mengungkapkan akan selalu merekam berbagai voice chat dalam bahasa Inggris khususnya di bagian Amerika Utara. Langkah ini diyakini oleh Riot untuk menanggulangi tindakan Toxic serta ucapan-ucapan yang tidak semestinya dari para gamernya.

Baca ini juga :

» Paper Rex Juara VALORANT Masters Toronto 2025 Usai Taklukkan Fnatic 3-1
» Riot Games Umumkan Peta Baru "Corrode" dan Koleksi Skin Phaseguard di VALORANT, Hadir 25 Juni 2025
» ASUS Republic of Gamers Umumkan Kehadiran Mini PC ROG NUC (2025) Gaming
» BOOM Esports Kunci Tiket ke The International 2025, Singkirkan Talon Esports Lewat Laga Dramatis
» Laptop MSI dengan NVIDIA GeForce RTX 5070 Laptop Series Telah Hadir dengan Harga Mulai Rp26,499,000

On July 13 we'll begin a background launch of the voice evaluation system in North America/English-only to help train our language models and get the tech in a good enough place for a beta launch later this year. Read more: https://t.co/MYmBfGq8QO pic.twitter.com/RBQRMBwbeN

— VALORANT (@PlayVALORANT) June 24, 2022

Namun beberapa gamer merasa tindakan ini melanggar privasi dan dapat menyebabkan berbagai ban hammer yang bisa saja tidak adil. Meskipun begitu Riot Games tetap merilis alat evaluasi voice mereka yang versi beta pada tahun ini.

Teknologi ini akan menggunakan rekaman dari apa yang gamer katakan dalam obrolan suara untuk menentukan pengguna mana yang melanggar kebijakan perilaku. Pada dasarnya, alat ini berusaha mendeteksi pengguna yang terlalu beracun, bekerja dengan cara yang mirip dengan paten Sony baru-baru ini yang berupaya menghilangkan toksisitas dengan mendeteksi permainan yang mengganggu.

Untuk saat ini alat ini masih mendetekasi kata-kata para gamer yang menggunakan bahasa Inggris saja. Meskipun gamer melakukan tindakan yang disruptive, tetapi gamer tidak akan langsung diban. Namun akan didikoreksi melalui alat tersebut dan nantinya akan keluar hasil dari evaluasi tersebut.

Sumber: Gamerant