KotakGame

Perusahaan-perusahaan penambang kripto yang telah berhasil melewati gejolak pasar kripto untuk bertahan hidup harus beradaptasi dengan mengubah model bisnis mereka secara radikal. Contoh terbaru dari hal ini adalah Hive Blockchain, yang dulunya memfokuskan sumber daya GPU-nya yang sangat besar (sekitar 38.000 kartu grafis) pada penambangan Ethereum, sampai sekitar setahun yang lalu. Sekarang hal itu sudah berubah. Hive telah mengerjakan proyek transformatif untuk menciptakan dan menjalankan beban kerja AI bagi pelanggan, yang bertujuan untuk menciptakan aliran pendapatan baru yang signifikan dengan beralih ke tren terbaru dalam industri komputasi. Namun, Hive tetap mempertahankan beberapa tenaga kuda GPU untuk menambang alt coin dan menjalankan layanan lain, untuk berjaga-jaga.

Sebuah laporan baru dari CoinDesk menambahkan beberapa informasi terbaru tentang kemajuan Hive Blockchain, setelah penerbitan laporan keuangan terbarunya. Menariknya, para eksekutif Hive mencatat ada beberapa alasan mengapa orang dan organisasi mungkin lebih menyukai layanannya daripada OpenAI, atau raksasa teknologi tradisional dengan penawaran AI dan cloud seperti Microsoft, Google, atau Amazon.

Baca ini juga :

» Miner Kini Sasar Prosesor Ryzen 7000 Series Untuk Menambang Koin Digital! AMD Auto Cuan?
» Bitcoin Catat Sejarah Baru! Tembus 71.000 USD atau Setara 1,1M Rupiah Lampaui Rekor 2021!
» Bitcoin Tembus Rp 1 Miliar! Ini Dia Penyebab yang Mempengaruhi Kenaikan Harga Bitcoin
» Anjlok Lagi! Market Crypto Turun Dalam 24 Jam! Bitcoin dan Ethereum Merosot Drastis!
» Youtuber Linus Tech Tips Mengatakan Tak Ada Salahnya Membeli GPU Ex-Mining

Hive Blockchain hanya sebagian dari transformasi bisnis. Kerugian bersih perusahaan selama tahun fiskal 2023 adalah $236,4 juta, atau kerugian $2,85 per saham, dibandingkan dengan laba bersih $79,6 juta, atau $1,02 per saham, pada tahun fiskal 2022. Namun, penurunan valuasi Bitcoin merupakan kontributor utama dari perubahan ini (minus $ 182 juta), seperti halnya penyusutan nilai peralatan. Hive masih memiliki ASIC yang didedikasikan untuk Bitcoin dan memiliki hampir $ 66 juta mata uang kripto ini di neraca.

Wall Street Journal baru-baru ini mengumpulkan beberapa kutipan dari mantan bisnis kripto lainnya yang mengubah penawaran mereka untuk mengembangkan pelanggan baru. Salah satu kontributor terbesar dalam laporan ini adalah Satoshi Spain, yang dulunya menjual dan menyewakan rig mining, dan sekarang membantu basis pelanggannya menemukan peluang baru.

Pendiri Satoshi Spanyol, Alejandro Ibáñez de Pedro, dengan singkat menyimpulkan bisnis komputasi AI sebagai " mining 2.0". Laporan selanjutnya menunjukkan bahwa penyedia komputasi AI yang lebih kecil seperti mantan perusahaan mining kripto dapat menemukan ceruk pasar dengan menawarkan layanan kepada universitas, perusahaan rintisan, dan developer kecil yang mungkin menginginkan lebih banyak privasi, atau terlalu kecil untuk berbisnis dengan pemain besar. Selain itu, penting untuk disadari bahwa perusahaan seperti OpenAI, Microsoft, dan Amazon "terkadang mendekati kapasitas penuh", menurut WSJ, dan dengan demikian tidak tertarik dengan pengguna yang lebih kecil / khusus.

Meskipun peralihan dari mining mata uang kripto ke komputasi AI terdengar sederhana dan tidak menyakitkan, sebenarnya tidak. Beberapa GPU lama yang berguna untuk mining ETH memiliki nilai yang kecil dalam bisnis komputasi AI, dan itu berarti lebih banyak investasi yang dibutuhkan untuk mengubahnya. Selain itu, 'kisah sukses' Hive Blockchain memprediksi hanya sekitar $1 juta pendapatan dari menjalankan proyek bisnis server AI pada 500 GPU selama setahun penuh. Dibandingkan dengan neraca keuangannya, jumlah tersebut sangat kecil.

Selain berita utama di atas, KOTAKGAME juga punya video menarik yang bisa kamu tonton di bawah ini.