Feature

Mencoba Demo Sekiro: Shadows Die Twice, Game Action Brutal dan Super Keren!

Halaman 2

Desain level/dunia

Jika ada satu hal yang membuat From Software terasa spesial dibandingkan developer manapun, maka hal itu adalah kemampuan mereka dalam meracik sebuah setting dunia. Berawal dari Dark Souls dengan tema kerajaan fantasi yang kuat, hingga tema gothic penuh kesan horror khas Castlevania atau Van Hellsing di Bloodborne, semua dunia yang dipresentasikan tiap gamenya terasa benar-benar hidup. Hal yang sama juga berlaku untuk Sekiro: Shadows Die Twice, dimana penggambaran era Sengoku pada abad 16 di Jepang terasa benar-benar dominan. Bahkan walaupun dengan perpaduan elemen fantasi di dalamnya, tema baru yang ditawarkannya ini tetap terasa natural.

Sesi demonya sendiri hanya berfokus pada area Ashina Castle yang bersalju, dimana area ini dipenuhi dengan banyak pendekar samurai dan musuh tangguh lainnya. Areanya sendiri tidak begitu besar, namun ada banyak sekali rahasia yang tersembunyi di dalamnya. Jika cukup teliti, kamu bisa menemukan beberapa boss opsional yang menantang. Jika harus memilih atmosfer terbaik mana yang Kru KotGa rasakan saat memainkan demonya, mungkin pertarungan melawan boss Corrupted Monk di jembatan dengan guguran daun merah adalah yang paling dramatis.

Baca ini juga :

» Ternyata Beda Banget! Inilah 5 Perubahan Baru yang Ada di Lost Saga Remastered!
» Jadi Pengen Beli! Inilah Deretan Game Next-Gen PS5 yang Wajib Kamu Tunggu!
» Cari Idaman Kamu! Rekomendasi Laptop i7 Kekinian Untuk Gamer di Budget Mulai 13 Jutaan!
» Mulai Budget 4 Jutaan Aja! Rekomendasi Laptop Murah Untuk Main Game Kekinian!
» Hadoken!!! Inilah 7 Jurus Paling Legendaris di Game Street Fighter!

Tantangan

Selain kualitas, faktor utama yang tidak kalah penting untuk game khas Souls series seperti ini pastinya adalah tingkat kesulitan. Sempat disebut-sebut akan menghadirkan tingkat kesulitan yang bahkan lebih tinggi dibanding Dark Souls dan Bloodborne, sepertinya klaim tersebut memang tidak sekedar omong kosong. Untuk menjelajahi satu area kecil dengan jumlah musuh yang tidak sebegitu banyak saja, Kru KotGa membutuhkan waktu lebih lama untuk beradaptasi dengan sumber bahaya. Alasannya sendiri karena menghadapi musuh dalam game ini membutuhkan taktik, apalagi senjata yang kamu gunakan adalah katana yang walaupun cukup tangguh saat digunakan berduel, namun kemampuannya dalam mengatasi crowd control masih kurang efektif.

Disinilah peran trick tool dari tangan prostetik mulai bersinar, dan mau tidak mau sistem ini memegang peranan yang sangat dominan dan mendorong pemain untuk menguasainya. Contoh saat berhadapan dengan boss Corrupted Monk, dalam pertarungan tersebut ada fase dimana sang boss akan mengeluarkan ilusi berupa bayangan yang akan menghajarmu dari banyak arah. Mengatasi teknik ini benar-benar sangat sulit dengan gerakan dodge akurat atapun parry sekalipun, jadi cara paling efektif untuk mengatasinya adalah berayun ke pepohonan dengan grappling hook. Jadi selain memiliki fungsi untuk mencapai area yang lebih tinggi, grappling hook adalah alat yang sangat berguna juga saat digunakan kabur ataupun mendekatkan dirimu pada musuh dari jarak jauh. Secara keseluruhan, tingkat kesulitan dalam Sekiro: Shadows Die Twice diukur dari sistem gameplaynya yang strategis dan menuntut konsentrasi lebih.

Nah, itulah rangkuman singkat dari impresi yang Kru KotGa dapatkan setelah memainkan sesi demo Sekiro: Shadows Die Twice. Bisa merasakan gamenya untuk pertama kali dan berhasil menyelesaikannya adalah sebuah pengalaman berharga, dan itulah yang merupakan daya tarik kuat dari game From Software. Ada saat dimana kamu akan merasakan frustasi karena tingkat kesulitannya yang tinggi, namun tantangan tersebut lah yang menjadikan game khas souls series seperti ini terasa spesial dan rewarding.

(KotakGame)

Jika ingin mengirim artikel, kerjasama event dan memasang Iklan (adverstisement) bisa melalui email redaksi[at]kotakgame.com atau Hotline 021-98299724
rekomendasi terbaru