Meskipun memiliki kerja sama yang baik, nyata tidak cukup membuat Onic memenangkan sebuah pertandingan. Salah satu kunci kemenangan Onic adalah ada di Udil serta Sasa. Mereka seperti tahu kapan harus menyerang musuh, mengalihkan lawan, hingga tau kapan waktunya untuk kabur. Kedua pemain anyar Onic tersebut tentunya menjadi target musuh untuk dibunuh pertama kali, karena biasanya mereka berdua menggunakan hero core. Sayangnya, salah satu personil Onic Psycoo tidak akan membiarkan hal tersebut terjadi. Jika kamu ingin melihat penampilan apik Udil dan Sasa, kamu bisa melihat kembali pertandingan Grand final Mobile Legends Profesional League Season 3.
Kerja sama tim yang luar biasa
Selain alasan-alasan teknis, mentalitas Onic juga patut dipuji. Mereka selalu menemukan cara untuk membalikkan keadaan saat mereka tertinggal dalam satu permainan. Pemain Onic sendiri bisa bertukar peran dengan cepat. Yang mana Anti Mage mengalihkan perhatian lawan di top lane atau di bot lane, Udil dan Psychoo menguasai midlane dan segera untuk ganking di antara kedua lane tersebut. Drian sendiri sebagai support tahu kapan harus melakukan ganking ke mid lane.
Peran Udil terbilang cukup unik, yang mana dia selalu berhasil mengeksekusi lawannya disetiap ganking.
Percaya diri cukup besar membuat mental lawan down
Salah satu alasan Onic bisa menjuarai MPL Season 3 dengan mudah adalah mereka tampil dengan percaya diri. Disetiap permainan, Onic sendiri hampi melakukan 'taunt' terhadap lawan-lawannya. Kemungkinan besar akibat taunt tersebut, musuh menjadi terpancing dan akhirnya melakukan kesahalan fatal yang membuahkan kekalahan terhadap timnya. Hal tersebut terlihat pada pertandinga final, yaitu di saat Onic tampil gemilang, Louvre justru kesulitan menemukan momentum mereka.