Setelah dengan sangat setia mengikuti kisah hidup serta perjuangan 6 tahun si Simpanse jenius Caesar (Andy Serkis), dalam memperjuangkan kaum sekaligus hubungan damai antara ras primata dan manusia, akhirnya, melalui film yang masih disutradarai oleh Matt Reeves (Dawn of the Planet of the Apes) ini, kita sampai juga ke konklusi epik dari perjuangan mati-matian tersebut.
Oh ya sebelum Kru KotGa lanjutkan review War for the Planet of the Apes ini, perlu Kru KotGa ingatkan bahwa:
A. Yap, bagi kalian yang ingin menyaksikan film ini namun belum menyaksikan Rise dan Dawn, maka WAJIB bagi kalian untuk menyaksikan kedua film tersebut.
B. Bagi kalian (baik yang sudah menonton atau belum), masih bertanya mengapa Caesar di film ini bicaranya selancar seperti manusia, maka kalian benar-benar harus cek lagi film Rise.
C. Yap, film ini tidak ada mid atau end credit scene.
Baca ini juga :
» Interview Toru Ohara dan Takaharu Terada, Producer dan Director SHINOBI: Art of Vengeance
» Jadi Makin Seram! Cara Rahasia Mengurus Supernatural Museum di Two Point Museum
» Interview Ryoichi Takahashi - eFootball x Captain Tsubasa
» Interview Seiji Aoki, Legacy VIRTUA FIGHTER Project Producer - VF Akan Totalitas!
» Interview Yosuke Futami, Producer SYNDUALITY Echo of Ada
Oke, setelah memberikan seklumit keterangan / penjelasan di atas mari kita lanjutkan review War for the Planet of the Apes ini. Jadi, bagaimana nih, apakah War menjadi penutup yang sangat memuaskan bagi reboot franchise yang film orisinilnya, Planet of the Apes, dirilis pada tahun 1968 silam ini?
Dan jawabannya, Big Yes Kotakers. War for the Planet of the Apes merupakan penutup kisah Caesar yang mampu membuat kita (terutama yang fans franchise) ini merasa puas dan emosional sendiri ketika menyaksikannya.
Recommended by Kotakgame