KotakGame

Sedari masa perilisan gamenya setahun yang lalu, Marvel's Avengers selalu mendapat sambutan negatif dari banyak pemainnya. Mulai dari gameplay repetitif, transaksi mikro, hingga minim fitur untuk game sekaliber dan menggendong nama besar tim superhero populer dari Marvel tersebut.



Yosuke Matsuda selaku presiden Square Enix baru-baru ini mengungkapkan soal hasil yang mereka dapat dari game Marvel's Avengers. Matsuda berkata bahwa ia bersama Square Enix sejak awal merencanakan gamenya menjadi GaaS (Games as a Service) agar dapat bertahan lama, namun kini ia menyadari bahwa hasilnya tidak sesukses yang ia harapkan.



Baca ini juga :

» Rugi 2,2 Triliun Rupiah, Square Enix Batalkan Beberapa Proyek Game dan Lakukan Tinjauan Strategi Pengembangan
» Game Mobile RPG NiER Reincarnation Resmi Tutup dan Dimatikan Secara Global
» Naoki Yoshida Ungkapkan Bahwa Sekarang Sudah Waktunya Untuk FF Tactics Baru
» Nobuo Uematsu Akan Kembali Untuk Final Fantasy VII Trilogy Part 3
» Final Fantasy XVI Akan Tuju PC Tahun Ini Dengan Spek Yang Agak Tinggi

Matsuda juga mengungkapkan bahwa efek dari pandemi sangat berdampak besar untuk para tim Crystal Dynamics, developer dibalik pembuatan Marvel's Avengers. Para tim dan staff harus Work-From-Home (WFH) dan menanggapi respon dari pemain karena sistem GaaS yang mereka terapkan. Nyatanya, Yosuke Matsuda berkata bahwa Crystal Dynamics tidak cocok membuat game yang berfokus ke GaaS.

Developer Crsytal Dynamics sendiri beberapa hari lalu sudah membuat pernyataan minta maaf dan menghapus sistem paid XP Booster yang menjadi salah satu isu paling fatal dalam gamenya semasa rilis. Namun para fans tampaknya tak cukup puas dengan hal ini karena tanggapan Crystal Dynamics yang dinilai terlalu telat.

Hingga saat ini, Marvel's Avengers menjadi salah satu kerugian besar bagi Square Enix dan belum mendapat modal balik dari penjualan global nya, dengan total lebih dari USD 48 Juta.

Sumber: PC Gamer