KotakGame

Seperti yang kita ketahui, Capcom saat ini, masih sibuk-sibuknya men-develop remake dari game hit PS 1, Resident Evil 2 (1998). Dan walau hingga detik ini, belum ada kejelasan lagi terkait perkembangan proyek ini, namun tidaklah disangkal sama sekali bahwa seluruh fans sudah merasa greget nan tidak sabaran sendiri untuk segera memainkan remake game ini.

Ya bagaimana tidak, faktanya memang Resident Evil 2, kemungkinan besar adalah salah satu game RE terbaik yang pernah diproduksi oleh Shinji Mikami cs dan, tentunya rasa tidak sabaran ini jugalah difaktori oleh rasa nostalgia yang amat sangat.

Baca ini juga :

» [RUMOR] Resident Evil 9 Akan Berlatar di Asia Tenggara dan Rilis Pada Tahun 2025
» Sales Rise of the Ronin Kalahkan Dragon’s Dogma 2 Di Jepang
» Laku Keras! Dragon's Dogma 2 Telah Terjual Lebih dari 2,5 Juta Kopi
» ACTION RPG Open World Terbaru Capcom, Bisa Panjat Monster, AI Canggih, dan Dunianya Luas!
» Youtuber flames per second Bikin Remake GTA III Pakai Unreal Engine 5! Ini Baru Namanya Remake!

Nah, ngomong-ngomong remake dan nostalgia ini, tentunya seperti yang kita ketahui, salah satu alasan utama mengapa remake sering dikaitkan dengan kata nostalgia adalah dikarenakan selurh isi dari remake pada dasarnya adalah sama persis dengan sumber asli-nya (origin-nya).

Spesifik-nya kalau untuk pembahasan ini, alur gameplay dan storyline tidaklah berbeda sama sekali. Plus biasanya, pengisi suara karakter orisinil-nya pun, di-undang lagi untuk mengisi suara karakter yang mereka perankan di orisinilnya dulu. Akan tetapi untuk poin terakhir (baca: dubber), sayangnya tidaklah bisa dikatakan / diterapkan untuk proyek remake RE 2 ini.



Yap, benar sekali Kotakers. Terlepas nantinya remake RE 2 akan menampilkan plot dan gameplay yang sama persis seperti versi orisinil-nya, sayangnya duo dubber Leon S Kennedy dan Claire Redfield di game RE 2 orisinil dulu, Matthew Mercer dan Allyson Court, tidaklah akan kembali menyuarakan dua karakter ini di versi remake-nya nanti.

Dan alasan utama mengapa kedua-nya tidak balik adalah dikarenakan faktor aksi solidaritas yang dilakukan oleh seluruh aktor dan aktris pengisi suara di industri video game alias SAG-AFTRA dan SAG-ACTRA yang telah dilakukan sejak akhir 2016 lalu.



Bagi Kotakers yang kurang mengetahui, jadi aksi solidaritas SAG-AFTRA dan SAG-ACTRA ini, adalah aksi protes / solidaritas yang dilakukan oleh seluruh dubber video game di AS dan Kanada, yang mana, aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap developer game agar mereka diberikan kenaikan gaji atas pekerjaan yang mereka lakukan selama ini.

Well, kalau dipikir hal ini tentunya sangatlah disayangkan. Tapi ya mau diapakan lagi Kotakers. Toh beginilah kenyataan yang terjadi di lapangan. Nah sekarang, bagaimana nih pendapat Kotakers akan berita yang cukup mencengangkan ini?

(KotakGame)