KotakGame

PERFORMA dan BENCHMARK

Nah akhirnya kita sampai ke bagian yang udah paling ditunggu dimana kita akan mencoba kemampuan mobo ini dalam menghadapi berbagai skenario real-life maupun benchmark sintetis yang disandingkan dengan prosesor Ryzen 7000 series, yang sekalian akan kita uji juga performanya, pasti udah pada penasaran sama seri prosesor terbaru ini.

Dalam melakukan benchmark dan pengujian, berikut ini berbagai komponen yang kami gunakan untuk mengulas motherboard ROG Crosshair X670E Hero:

• CPU: AMD Ryzen 7 7700X
• Motherboard: ASUS ROG Crosshair X670E Hero
• CPU Cooler: Cooler Master MasterLiquid ML360L V2 ARGB
• GPU: ASUS TUF RTX 3080 OC
• RAM: Corsair Dominator Platinum RGB DDR5 5200MHz 32GB
• SSD: WDC Black SN850 PCIE 4.0 NVMe M.2 1TB
• PSU: Cooler Master MWE Gold 850 V2 Full Modular
• Riser: Cooler Master Riser Cable PCIe 4.0 30mm
• GPU Holder: Cooler Master ARGB GPU Support Bracket
• Cable Extension: Cooler Master Extension Cable Red Black
• Case: Cooler Master H500P Mesh White ARGB
• Gaming Peripheral: Cooler Master MM731 & SK620

Benchmark yang kami lakukan berfokus terhadap ketahanan motherboard dalam melakukan skenario pemakaian kerja berat yang dipasangkan dengan Ryzen 7 7700X sebagai pelengkap dari pengetesan kali ini sebagai referensi bagaimana sih kemampuan dari seri Raphael terbaru ini.




Kami melakukan pengujian CPU intensive seperti Cinebench R23, Geekbench dan PCMark 10 dan mendapatkan angka-angka ini, dimana ini adalah varian Ryzen 7 dengan 8 cores dan 16 threads saja dan angkanya sudah setinggi ini. Kami juga melakukan pengetesan dengan overclocking CPUnya ke 5,6 GHz all cores yang mendapatkan peningkatan angka yang lumayan, meski sebenarnya versi stocknya sudah terhitung tinggi juga.

Pada sesi undervolting di 1,25V dengan clock speed di 5,2 GHz all cores, hasilnya mengalami penurunan pada angka benchmarknya, terus kenapa di undervolt kalau menurunkan performa? Seri Raphael ini memiliki TJmax di 95c, sedangkan tidak semua orang nyaman dengan angka yang tetap di 95c sepanjang memakai PC dengan kerja berat, dan disinilah letak fungsi utama undervoltingnya.




TJmax-nya menjadi setting default dimana PC akan terus bekerja secepat mungkin selama suhu masih berada di maksimal 95c, dan ini berlaku di stock maupun overclock, sedangkan ketika kita undervolt CPUnya di 1,25v, suhu idle maupun full load langsung mengalami penurunan, terutama di full loadnya yang terbilang jauh dari angka TJmax-nya, yaitu di 87c saja.

Baca ini juga :

» Review ROG Strix SCAR 17 2023 G733
» Review ROG Strix Scar 16 G634JZ
» Review ROG x EVANGELION EVA-02
» ASUS ROG G22CH G22CH-7K3114700WSO
» Review ASUS ROG Zephyrus G14 2023 GA402XV

Kami juga melakukan pengujian pada konsumsi dayanya, dengan membandingkannya dengan Eco Mode yang memiliki TDP di 65 Watt, yang memiliki peak di 71 Watt saja sepanjang pengujian menggunakan Cinebench R23, dan hasilnya cukup mengejutkan bahwa ternyata perbedaan skornya tidak terpaut jauh, padahal watt yang digunakan bisa turun hampir setengahnya. Jadi prosesor ini memang bisa irit daya, yang sayangnya untuk mengakses fitur ini masih cukup rumit dengan beberapa setting rumit di BIOS, mungkin masih memerlukan waktu untuk aksesnya dipermudah hanya dengan beberapa klik saja.










Untuk benchmark game-nya kayanya memang mobo dan prosesornya kawin banget, FPS yang didapat semuanya memuaskan, bahkan kita melakukan testnya semua di resolusi 1440p, karena memang spek sekencang ini sudah gak layak kalau kita main di 1080p lagi.




Bahkan di game esports FPSnya sudah tumpah-tumpah, Ryzen 7 7700X ini kayanya bakalan jadi prosesor idaman banget untuk gaming akibat single corenya.




Sedangkan performa dari slot M.2 NVMe PCIe 5.0 utama yang tersedia di motherboard ini jika dikawinkan dengan WDC Black SN850 PCIE 4.0 yang juga berjalan di PCIe 4.0 dapat tembus 7 GB/s, yang kedepannya jika SSD NVMe sudah berada di PCIe 5.0 user gak perlu ganti motherboard lagi, mobo ini dapat mengakomodir potensi upgrade kedepannya alias future proof.