Oke, sebelum kita menjawab pertanyaan pertama, kita jawab dulu pertanyaan kedua di atas. Dan Kotakers, film dapat Kru KotGa katakan dengan sangat bangga bahwasanya, adaptasi live-action Beauty and the Beast ini jauh terlihat dan terasa lebih oke ketimbang film animasi orisinil-nya dulu.
Surprise? Yap, jangkan kalian, Kru KotGa saja ketika menulis review ini, seakan masih merasa berada di dalam dunia magis nan menyenangkan dari film yang naskah kisah-nya, dituliskan kembali oleh Stephen Chbosky (The Perks of Being a Wallflower) dan Evan Spiliotopoulos (Battle For Terra) ini.
Dan kekerenan film ini di-faktori oleh seluruh aspek yang ada di film ini. Namun kedua aspek yang paling berjasa sekali adalah: aspek penyutradraan serta aspek art-direction AKA sinematografi-nya.
Baca ini juga :
» Review Jade Dynasty: New Fantasy
» Review Elden Ring
» Review Horizon Forbidden West
» Review Vivobook pro 14x OLED M7400Q
» Review Uncharted: Legacy of Thieves Collection
Dari awal adegan film ini, seluruh tampilan koreografi-nya, bernyanyi-nya, dan tentunya shot demi shot adegan yang ditampilkan oleh Condon serta sinematografer, Tobias A. Schliessler (Mr. Holmes), terlihat sangat rapih dan indah sekali dipandang mata.
Pokok-nya bagi Kotakers yang juga pecinta film semi / full musikal, pasti kalian akan betah banget nonton film ini. Dan tentunya ke-indahan tampilan film ini, semakin menjadi-jadi dengan tampilan efek visual-nya yang juga gokil banget.
Dari tampilan wajah dan Stevens (Legion) sebagai The Beast hingga tampilan animasi komputer 3-D yang berjasa menghidupkan karakter-karakter benda mati yang berada di dalam istana Beast, semuanya terlihat hidup sekali. Alias dengan kata lain, transformasi efek animasi / visual dari 2-D ke 3-D nya, canggih dan sukses sekali.
Recommended by Kotakgame
Srikandi Dunia Esports Indonesia! Inilah Dere...