KotakGame

Editor pertahanan The Economist, Shashank Joshi, baru-baru ini memposting kutipan dari buku baru tentang AI di militer, Four Battlegrounds oleh Paul Scharre. Di dalamnya, ada cerita tentang bagaimana militer menggunakan para marinir untuk meningkatkan sistem deteksi AI-nya.

Mesin AI tersebut diletakkan ditengah lingkaran, lalu delapan marinir mencoba untuk tidak terdeteksi dari mesin tersebut. "Delapan marinir: tidak ada satu pun yang terdeteksi," kata Phil. Mereka mengalahkan sistem AI bukan dengan kamuflase tradisional tetapi dengan trik pintar yang berada di luar rezim pengujian sistem AI.

Baca ini juga :

» Stellar Blade Kena Sensor Setelah Rilis, Beberapa Fans Langsung Marah
» GIGABYTE Luncurkan Seri Motherboard dan Kartu Grafis XTREME Prestige Limited Edition
» GS SHOP dan PlayStation Rayakan Perilisan Stellar Blade, Larissa Rochefort hadir sebagai EVE!
» Beneran Worth-It! 7 Keseruan Eiyuden Chronicle yang Bikin Fans Suikoden Berlinang Air Mata
» Sah! Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Resmi Jadi Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Indonesia

Bureaucracy and force design. “Army engineers wanted light tanks so that they would not have to redesign their bridges, which had a fifteen-ton weight limit.” By May 1940 the United States had only 28 new tanks (along with 900 obsolete ones). pic.twitter.com/Uegm2GQVrk

— Shashank Joshi (@shashj) January 18, 2023

Ada dua orang yang sedang melakukan jungkir balik, ada yang berjalan seperti pohon cemara, dan ada dua orang yang bersembunyi dengan kardus. Ya, kamu tak salah dengar, mereka melakukan kamuflase layaknya Snake di Metal Gear Solid.

Sistem AI telah dilatih untuk mendeteksi manusia berjalan, bukan manusia jungkir balik, bersembunyi di kotak kardus, atau menyamar sebagai pohon."

Sumber: PC Gamer