Feature

[Diary Kru KotGa] Dominasi Jepang Pada Perkembangan Industri Game Dunia

Dibalik kontroversi mengenai kebudayaan Jepang yang terkadang sulit diterima oleh beberapa negara, tidak bisa dipungkiri kalau negeri matahari terbit ini berhasil membawa nama besar Asia di mata dunia berkat pencapaiannya yang luar biasa. Selain termasuk sebagai salah satu negara terkaya di dunia, Jepang juga berkontribusi dengan menyumbangkan banyak sekali teknologi, khususnya dalam industri video game.

Seperti yang bisa kamu lihat, selama beberapa dekade Jepang sudah menjadi negara yang paling aktif dalam industri ini. Buktinya bisa kamu lihat dari diciptakannya konsol klasik seperti NES, SEGA Genesis, PlayStation, dan berbagai macam permainan arcade yang diekspor hingga manca negara. Semua ini masih belum termasuk beberapa seri game klasik seperti Super Mario, The Legend of Zelda, Sonic the Hedgehog dan Final Fantasy yang juga dikembangkan oleh developer Jepang.

Mengembangkan game di era dulu bukanlah pekerjaan mudah, karena banyak sekali developer yang mengalami krisis keungan dan terancam dibubarkan. Salah satu kisah paling inspiratif kala itu datang dari sang kreator Final Fantasy, Hironobu Sakaguchi, dimana dia bersama anggota tim yang kurang dari 10 orang berhasil menyelesaikan seri pertama Final Fantasy dan menyelamatkan krisis keungan Square Soft. Bagi mereka yang paling terpenting tidak hanya sekedar mendapatkan keuntungan, tapi juga bagaimana menciptakan sebuah franchise yang bisa diterima oleh gamer hingga masa ke masa.

Dedikasi developer Jepang inilah yang membuat Kru KotGa takjub dengan usaha mereka untuk terus mendukung genre yang mulai dilupakan di pasar barat. Contohnya saja seperti JRPG, genre yang sulit untuk dipopulerkan ini buktinya masih terus berkembang hingga sekarang berkat dukungan penuh. Hal ini tentunya harus dijadikan contoh oleh perusahaan game internasional, seperti cabang Sony di luar Jepang misalnya yang mulai menghentikan produksi PlayStation Vita karena kurang bersaing, atau XBOX yang hanya berfokus pada franchise eksklusif dan tidak memberikan dukungan untuk game Jepang.

Baca ini juga :

» Paling Dinanti! Inilah 7 Anime yang Paling Ditunggu Kehadiran Season Selanjutnya
» Wibu Merapat! Inilah 10 Anime yang Cocok Tayang di Televisi Indonesia
» Udah Nggak Sabar! Inilah 8 Film Anime yang Paling Dinantikan Tayang di Indonesia
» Gagal Nge-Wibu! Inilah Deretan Anime yang Tertunda Akibat Virus COVID-19
» Tetap Enjoy #DiRumahAja, Inilah Deretan Game Mobile Rhythm yang Mesti Kamu Coba Mainkan!

Bicara soal perkembangan industri game yang sudah semakin maju, kira-kira bagaimana dengan nasib developer Jepang saat ini? Jawabannya sendiri adalah solid. Disini mereka mendapat kebebasan untuk membuat game dari berbagai genre, mulai dari visual novel hingga simulasi yang sederhana. Jika diluar negeri mungkin hanya beberapa genre saja yang bisa sukses di pasaran, tapi lain halnya dengan Jepang yang selalu memiliki target pasar untuk diincar. Tidak peduli apakah kamu hanya membangun sebuah tim kecil, peluangmu untuk bersaing di pasaran akan selalu terbuka lebar.

Kembali ke konteks dari artikel Diary kali ini mengenai dominasi Jepang pada perkembangan industri game dunia. Jika harus dijelaskan secara rinci, sebenarnya Jepang disini lebih bertindak sebagai motor penggerak yang selalu memberikan inspirasi bagi sekian banyak developer yang ingin masuk dalam industri ini. Selain mengandalkan franchise klasik yang ikonik, beberapa developer ternama seperti Capcom, Square Enix, SEGA, Atlus, Falcom hingga Compile Heart memiliki franchise andalan sendiri yang dapat bersaing sengit di pasaran.

Eksistensi konsol terbukti juga dapat bertahan dengan baik di Jepang. Contohnya bisa kamu lihat dari Media Create Sales yang menunjukkan kalau PlayStation Vita masih sangat digemari dan terus meraih hasil penjualan yang tinggi setiap minggunya. Jauh berbeda dengan di luar negeri terutama di Indonesia bukan? Benar sekali, inilah yang membuat industri video game di Jepang dapat terus berkembang dengan stabil dan tetap konsisten. Sayangnya, pemasaran Xbox One justru sangat menyedihkan di negara ini. Tidak hanya jarang sekali dibeli, beberapa toko elektronik bahkan mempromosikannya sebagai gadget pemutar DVD-Blu ray hingga resolusi 4K. Mungkin inilah karma yang harus dirasakan pihak Microsoft karena dibatasinya dukungan mereka pada developer dan game asal Jepang.

Seluruh pencapaian yang fantastis ini memang bukan diraih oleh Indonesia, tapi sebagai penduduk Asia kita semestinya patut untuk berbangga. Dukungan dan dedikasi yang terus dicurahkan oleh developer untuk memuaskan gamer adalah alasan utama kenapa Jepang sangat mendominasi industri game saat ini. Walaupun beberapa praktik yang dilakukan masih bertujuan untuk mendapat keuntungan maksimal, setidaknya kualitas masih menjadi fokus utama yang selalu ingin mereka raih.

(KotakGame)

Jika ingin mengirim artikel, kerjasama event dan memasang Iklan (adverstisement) bisa melalui email redaksi[at]kotakgame.com atau Hotline 021-98299724
rekomendasi terbaru