Dalam Esports sendiri, ada sisi kelam yang disebut dengan Match Fixing. Dimana para pemain biasanya bertaruh besar di situs judi untuk para lawan mereka. Hal ini demi menguntungkan diri mereka sendiri. Rela membuang kebanggaan dan kemenangan, para pemain ini memilih untuk mementingkan dirinya sendiri. Hasilnya, tentu saja beberapa orang terkena hukuman larangan bermain. Bahkan ada beberapa organisasi yang terkena suspend.
Kru KotGa mencoba merangkum beberapa kasus Match Fixing yang cukup menghebohkan. Mulai dari kasus 322 dari pemain bernama Solo, Tim Mahameru asal Indonesia, hingga yang paling baru yaitu Newbee. Apa saja? Mari kita lihat:
1. Kasus 322 Solo
Sumber: Esports Stories YouTube
Alexei Berezin atau yang lebih dikenal sebagai "Solo" merupakan pemain bertalenta asal Rusia. Kapten dan salah satu Support terbaik ini sempat tersandung kasus pengaturan skor di tahun 2013 pada ajang Starladder.
Saat itu, Solo ketahuan membiarkan timnya, Rox, untuk kalah dari zRage sebagai tim underdog yang tentu punya kapasitas permainan di bawah tim Rox saat itu. Tim Starladder melakukan investigasi dan menemukan fakta bahwa Solo memenangkan 322 dolar di sebuah situs judi. Solo sempat diisukan mendapat pelarangan main di Starladder seumur hidup. Untungnya Starladder mencabut larangan tersebut dan Solo kiprahnya semakin cemerlang bersama Virtus Pro.
2. Starcraft Match Fixing
Sumber: The Scores YouTube
Starcraft 2 sudah terlebih dahulu menjadi sebuah game esport yang cukup besar, dan peluang bisnis untuk meraih keuntungan dalam game ini memang sangat menggiurkan.
Pada tahun 2010, sebuah situs taruhan mendekati beberapa gamer profesional Starcraft 2 dan menawarkan mereka untuk mengatur pertandingan (match fixing), dan juga kesempatan bertaruh pada hasilnya. Salah satu pemain yang terkena skandal ini adalah Lee Seung-Hyun atau yang lebih dikenal dengan Life. Saat masih muda, dirinya tersandung kasus satu ini.
3. Mahameru ID 322
Sumber: SteelSeries YouTube
Mahameru adalah salah satu tim Indonesia yang sempat mengikuti ajang Joindota League 2015. Di antara kelima pemain, tiga pemain terbukti memasang taruhan untuk lawan mereka dan mengalah di dalam game.
Investigasi yang dilakukan oleh Joindota mengemukakan kalau dua dari pemain Mahameru, yakni SPACEMAN dan Oclaire terbukti memasang taruhan ke arah lawan. Karena mengakui kesalahan mereka dan meminta maaf kepada komunitas, tim Mahameru serta para pemain yang terlibat dihukum untuk empat musim atau sekitar satu tahun penyelenggaraan Joindota dan turnamen yang mereka selenggarakan.